backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

5

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Bayi Sering Mengejan Akibat Sembelit, Berbahayakah?

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 5 hari lalu

Bayi Sering Mengejan Akibat Sembelit, Berbahayakah?

Merupakan hal yang biasa ketika bayi mengejan saat buang air besar (BAB). Namun, Anda perlu memerhatikan kondisinya ketika bayi sering mengejan. Tahukah Anda bahwa ada beberapa penyebab lainnya kenapa bayi sering ngeden atau mengejan? Simak penjelasannya di bawah ini!

Penyebab bayi sering mengejan

bay sembelit dan sering mengejan

Saat bayi baru lahir, ada beberapa perilaku yang menjadi perhatian orangtua untuk melihat tahapan perkembangannya. Salah satunya ketika bayi sering mengejan.

Bayi sering mengejan atau terlihat seperti ngeden (seperti sedang buang air besar) bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang umumnya tidak berbahaya.

Namun, ada juga kondisi lainnya penyebab bayi sering ngeden yang mungkin perlu diwaspadai.

Berikut adalah beberapa penyebab umum bayi sering mengejan.

1. Pencernaan yang belum sempurna

Sistem pencernaan bayi yang baru lahir belum sepenuhnya berkembang, sehingga mereka mungkin mengalami kesulitan menggerakkan makanan melalui usus mereka.

Refleks gastrocolic adalah refleks yang terjadi setelah makan, di mana peregangan lambung akibat masuknya makanan merangsang gerakan peristaltik di usus besar.

Hal ini bisa membuat bayi tampak sering ngeden.

2. Kolik

Bayi yang mengalami kolik sering menunjukkan tanda-tanda tidak nyaman di perut, yang bisa menyebabkan mereka terlihat ngeden.

Kolik biasanya ditandai dengan tangisan berlebihan tanpa sebab yang jelas, seringkali pada waktu yang sama setiap hari.

3. Gas dalam perut

Bayi sering menelan udara saat menyusu atau menangis, yang bisa menyebabkan penumpukan gas di perut mereka.

Gas ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan membuat bayi mengejan untuk mencoba melepaskannya.

4. Refleks normal

Mengejan adalah refleks normal pada bayi yang mencoba untuk buang air besar.

Refleks ini terjadi saat bayi mencoba buang air besar tetapi belum mengerti cara yang benar. Mereka mungkin menegang dan mengejan saat berusaha melepaskan tinja.

Bayi mungkin terlihat berusaha keras karena mereka belum mampu mengendalikan antara relaksasi otot panggul dan tekanan perut yang diperlukan untuk buang air besar.

5. Posisi tubuh

Posisi tubuh bayi saat berbaring dapat mempengaruhi tekanan pada perut dan usus mereka, yang bisa membuat mereka tampak sering ngeden.

Membaringkan bayi dalam posisi telentang adalah posisi tidur yang direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics untuk mencegah sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).

Namun, posisi ini bisa membuat beberapa bayi merasa lebih sulit mengeluarkan gas.

6. Konstipasi

Biasanya pula, bayi akan melakukan peregangan yang disertai ngeden ketika mengalami masalah pencernaan. Gas yang terkumpul di dalam perut akan membuat rasa tidak nyaman untuk mereka.

Meskipun jarang pada bayi yang hanya minum ASI, konstipasi atau sembelit bisa terjadi dan menyebabkan bayi ngeden saat mencoba buang air besar.

Hal ini karena sembelit bisa membuatnya kesulitan saat akan BAB. Dikutip dari Mayo Clinic, kondisi ini terjadi karena feses bergerak terlalu lambat melalui saluran pencernaan.

Maka dari itu, kotoran atau feses bayi menjadi keras dan kering sehingga bayi perlu lebih banyak tenaga mengeluarkannya.

Cara mengatasi penyebab bayi sering mengejan

makanan penyebab sembelit pada bayi

Mengatasi penyebab bayi sering mengejan dapat melibatkan beberapa langkah tergantung pada penyebab spesifiknya.

Berikut adalah beberapa cara untuk membantu mengurangi frekuensi mengejan pada bayi.

1. Memastikan pencernaan yang sehat

Melakukan pijatan lembut pada perut bayi dengan gerakan melingkar dapat membantu meredakan gas dan memperlancar pencernaan.

Selain itu, membaringkan bayi di punggung dan menggerakkan kakinya, seperti gerakan mengayuh sepeda, juga dapat membantu mengeluarkan gas.

2. Mengatasi kolik

Untuk mengatasi kolik, kurangi rangsangan di sekitar bayi dengan meminimalkan suara keras dan cahaya terang.

Jika bayi disusui, pastikan ia menyusu dengan baik dan tidak terlalu cepat. S menggunakan botol, pilih botol dengan nipple yang dirancang untuk mengurangi udara yang tertelan.

3. Mengurangi gas dalam perut

Pastikan untuk membantu bayi sendawa setelah menyusu untuk mengeluarkan udara yang tertelan.

Saat menyusu, pastikan juga posisi kepala bayi lebih tinggi dari perut saat menyusu untuk mengurangi udara yang tertelan.

4. Mengenali refleks normal

Mengingat bahwa mengejan adalah bagian dari perkembangan normal, berikan waktu pada bayi untuk belajar mengendalikan otot-otot mereka.

Hindari memaksakan bayi untuk berhenti mengejan selama masih terlihat normal.

5. Mengatur posisi tubuh

Menggendong bayi dengan posisi tegak setelah menyusu dapat membantu pencernaan dan mengurangi ketidaknyamanan perut.

Pastikan juga bayi tidur dalam posisi yang nyaman dan mungkin sesekali mengubah posisi untuk mengurangi tekanan pada perut.

6. Mengatasi konstipasi

Jika bayi masih disusui, pastikan ia mendapat cukup ASI. Susu formula terkadang lebih sulit dicerna dan menyebabkan konstipasi.

Sementara itu, bila bayi sudah mulai makan makanan padat, pastikan ia mendapat cukup cairan.

Pastikan juga Anda memberikan tambahan asupan serat untuk bayi. Anda bisa memberikan asupan serat dalam bentuk makanan atau susu formula yang tinggi serat.

Mengamati bayi dengan seksama dan mencoba berbagai metode ini dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan dan frekuensi mengejan.

Tetap tenang dan terus memantau kondisi bayi, karena sering kali masalah ini akan membaik seiring dengan perkembangan sistem pencernaan mereka.

Kapan harus menghubungi dokter?

Terdapat beberapa dampak bagi kondisi kesehatan, terutama pada saluran cerna jika bayi terlalu sering ngeden.

Maka itu, pastikan untuk selalu memerhatikan setiap kondisi si Kecil untuk menghindari komplikasi yang tidak diinginkan.

Jika Anda merasa khawatir tentang frekuensi atau intensitas mengejan bayi, atau jika bayi menunjukkan tanda-tanda rasa tidak nyaman yang parah, segera konsultasikan dengan dokter anak untuk pemeriksaan lebih lanjut dan penanganan yang tepat.

Kesimpulan

  • Bayi sering mengejan bisa disebabkan oleh kondisi yang tidak berbahaya, tetapi ada juga kondisi penyebab lainnya yang mungkin perlu diwaspadai.
  • Mengatasi penyebab bayi sering mengejan dapat melibatkan beberapa langkah tergantung pada penyebabnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 5 hari lalu

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan