backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Bu, Pahami Aturan Minum Obat Paracetamol Saat Menyusui

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 28/10/2022

Bu, Pahami Aturan Minum Obat Paracetamol Saat Menyusui

Makanan yang dimakan saat menyusui akan masuk ke dalam ASI dan bisa dirasakan oleh bayi. Hal yang sama juga bisa terjadi bila Anda minum obat. Oleh karena itu, minum obat saat menyusui tak boleh sembarangan. Lantas, bagaimana dengan obat paracetamol? Apakah paracetamol boleh untuk ibu menyusui?

Sekilas tentang obat paracetamol

Paracetamol atau acetaminophen adalah obat untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam dengan intensitas ringan hingga sedang.

Biasanya, obat ini digunakan untuk mengobati sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, sakit punggung, sakit gigi, sakit tenggorokan, dan demam.

Terkadang, paracetamol juga dikombinasikan dengan obat lain untuk mengatasi nyeri yang parah atau keluhan lainnya.

Misalnya, paracetamol dengan antihistamin dan dekongestan dapat membantu mengatasi pilek dan flu. Sementara paracetamol yang dikombinasikan dengan kodein dapat mengatasi nyeri parah.

Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, atau sirup yang digunakan secara oral (minum) dan umumnya bisa Anda beli bebas di apotek.

Paracetamol dalam bentuk suppositoria (melalui anus) dan cairan infus memerlukan resep dokter untuk mendapatkannya.

Bolehkah ibu menyusui minum obat paracetamol?

Minum obat batuk untuk ibu menyusui

Pada dasarnya, minum obat paracetamol untuk ibu menyusui boleh dilakukan.

Paracetamol pun termasuk obat pereda nyeri dan penurun demam lini pertama yang aman untuk dikonsumsi selama menyusui.

Pasalnya, jumlah obat paracetamol yang masuk ke dalam ASI jauh lebih sedikit daripada dosis yang biasa diberikan untuk mengatasi demam pada bayi.

Efek samping pada bayi yang disusui pun tampaknya jarang terjadi.

Oleh karena itu, ibu menyusui boleh mengonsumsi paracetamol selama tidak alergi terhadap obat ini serta mengikuti dosis dan aturan pakai yang tertera pada label kemasan.

Penggunaan paracetamol yang aman untuk ibu menyusui

Meski terbilang aman, ibu menyusui tetap tak boleh sembarang memilih obat paracetamol yang beredar di pasaran.

Selalu cek label kemasan obat dan perhatikan apakah obat yang akan Anda beli aman untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui.

Lebih baik, tanyakan pada apoteker atau dokter untuk mengetahui obat paracetamol mana yang aman untuk dikonsumsi saat menyusui.

Pasalnya, setiap merek obat mungkin memiliki kandungan yang berbeda dan dapat memberi efek yang tak sama.

Agar aman, pastikan Anda tidak memilih paracetamol yang dikombinasikan dengan kodein. Kodein tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui.

Penggunaan kodein hanya boleh dilakukan jika tidak ada alternatif obat lain dan harus melalui persetujuan dokter. Dosisnya pun harus rendah dengan durasi yang singkat.

Ini karena penggunaan kodein saat menyusui dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah pernapasan pada bayi, membuat bayi mengantuk, hingga bayi enggan untuk makan atau menyusu.

Hindari juga konsumsi paracetamol yang dikombinasikan dengan dekongestan. Meski tak memengaruhi bayi, konsumsi dekongestan bisa berdampak signifikan pada suplai ASI Anda.

Perlu Anda ketahui pula, jangan sampai Anda mengonsumsi paracetamol dengan obat lain yang juga memiliki kandungan ini karena dapat menimbulkan overdosis.

Sementara itu, ibu menyusui yang memiliki bayi dengan kondisi tertentu sebaiknya konsultasikan dulu kepada dokter sebelum mengonsumsi obat ini.

Ini termasuk ibu yang memiliki bayi baru lahir, bayi dengan masalah ginjal, bayi yang lahir prematur, atau dengan kondisi medis lainnya.

Pasalnya, melansir Mayo Clinic, penggunaan obat saat menyusui bisa menimbulkan risiko yang berbahaya bagi bayi-bayi dengan kondisi tersebut.

Paling aman, Anda bisa minum paracetamol atau obat lain saat bayi sudah berusia 6 bulan ke atas, yaitu ketika tubuhnya sudah dapat memproses obat secara efisien.

Berapa dosis paracetamol untuk ibu menyusui?

Obat batuk untuk ibu menyusui yang dilarang

Selalu cek label kemasan atau tanyakan pada dokter untuk mengetahui dosis paracetamol yang tepat untuk ibu menyusui.

Meski begitu, pada dasarnya, dosis obat paracetamol saat menyusui tidak berbeda dengan orang dewasa umumnya, yaitu sebanyak satu atau dua tablet 500 mg hingga empat kali sehari.

Ini juga sesuai dengan rekomendasi dari The Breastfeeding Network.

Menurutnya, paracetamol boleh dikonsumsi ibu menyusui hingga dosis maksimal dua tablet sebanyak empat kali sehari.

Namun, sebaiknya, konsumsi paracetamol tidak boleh lebih dari tiga hari. Jika keluhan Anda tidak mereda setelah tiga hari konsumsi obat ini, sebaiknya konsultasikan kepada dokter.

Apa efek samping yang mungkin timbul jika ibu menyusui minum paracetamol?

Efek samping obat paracetamol bisa berbeda pada setiap orang. Ini juga berlaku bagi ibu yang masih menyusui bayinya.

Melansir laman Drugs.com, ruam pada bayi berusia 2 bulan ditemukan terjadi setelah ibu menyusui mengonsumsi paracetamol.

Ruam ini muncul setelah dua hari ibu dari bayi mengonsumsi paracetamol sebanyak 1 gram setiap menjelang tidur.

Ruam ini mereda ketika konsumsi obat dihentikan dan kambuh saat ibu kembali mengonsumsinya dengan dosis yang sama.

Meski demikian, kebanyakan ibu menyusui tidak melaporkan adanya efek samping pada bayi setelah mengonsumsi obat ini.

Di sisi lain, melansir laman yang sama, dua dokter berspekulasi bahwa ASI ibu yang terpapar paracetamol mungkin menjadi faktor risiko mengi dan asma pada bayi yang disusuinya.

Hanya saja, sejauh ini, spekulasi tersebut tidak dapat dibuktikan.

Hal yang pasti, selama ibu mengonsumsinya sesuai dosis dan aturan yang tepat, obat ini tergolong aman dan jarang menimbulkan efek samping apa pun.

Bila muncul, efek samping yang terjadi pun sama dengan orang biasa pada umumnya. Efeknya bisa berupa reaksi alergi, ruam dan gatal, atau mengantuk dan kelelahan.

Efek samping yang lebih serius bisa terjadi jika Anda mengonsumsi paracetamol jangka panjang atau dengan dosis berlebih.

Misalnya, sakit perut, mual, muntah, kejang, sesak napas, kerusakan hati dan ginjal, atau bahkan koma dan kematian.

Konsultasikan kepada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 28/10/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan