Untuk menjaga kehamilan, tentu Anda harus lebih selektif dalam menggunakan obat-obatan. Jadi, bagaimana bila ibu hamil sakit dan harus minum obat antibiotik? Apakah obat antibiotik aman untuk ibu hamil? Simak penjelasannya di bawah ini.
Amankah minum antibiotik saat hamil?
Ibu hamil boleh minum antibiotik dengan pengawasan ketat oleh dokter. Pasalnya, ada beberapa jenis antibiotik yang aman bagi kehamilan dan ada pula yang harus dihindari sama sekali.
Setiap ibu hamil mempunyai kondisi yang berbeda. Jadi, hanya dokter yang bisa menentukan apakah ibu boleh minum obat antibiotik saat hamil ataupun tidak.
Dokter biasanya memperbolehkan ibu hamil minum antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri yang serius, bukan sekadar meredakan gejala batuk atau pilek ringan.
Jenis antibiotik yang aman untuk ibu hamil
Ibu hamil tidak bisa mengonsumsi semua jenis antibiotik. Berikut ini adalah beberapa jenis obat antibiotik yang tergolong aman diminum saat hamil.
1. Penisilin
Penisilin adalah salah satu jenis antibiotik yang tergolong aman selama kehamilan dan menyusui. Namun, beri tahu dokter bila Anda mempunyai riwayat alergi penisilin.
Begitu juga bila Anda memiliki riwayat gejala alergi, seperti asma atau biduran. Anda berisiko lebih tinggi mengalami reaksi serius terhadap obat antibiotik ini.
Dokter kemungkinan akan memberikan penisilin dosis rendah apabila ibu hamil mempunyai kondisi penyakit ginjal dan hati.
2. Sefalosporin
Jenis antibiotik lainnya yang mungkin akan dokter berikan selama kehamilan adalah sefalosporin.
Sefalosporin mungkin tidak cocok bagi Anda yang mengidap penyakit ginjal, tetapi dokter bisa memberikannya dalam dosis rendah.
Perlu diketahui bahwa bila Anda memiliki riwayat alergi antibiotik penisilin, kemungkinan besar Anda juga berisiko mengalami alergi antibiotik sefalosporin.
3. Eritromisin
Sama dengan jenis antibiotik lainnya, eritromisin bekerja dengan menghentikan infeksi bakteri di dalam tubuh. Antibiotik ini tergolong aman diminum oleh ibu hamil.
Dilansir dari situs Bumps, sebagian besar studi tidak menemukan kaitan antara konsumsi eritromisin dengan risiko keguguran, kelahiran prematur, cacat lahir, hingga bayi lahir mati (stillbirth).
Pengobatan dengan eritromisin bertujuan membantu mengatasi berbagai infeksi bakteri, seperti difteri, infeksi kulit, hingga infeksi saluran pernapasan.
4. Klindamisin
Klindamisin bekerja dengan cara memperlambat dan menghentikan infeksi bakteri di dalam tubuh.
Dokter biasanya akan meresepkan klindamisin saat ibu mengalami radang tenggorokan, infeksi paru, infeksi telinga dan radang amandel (tonsilitis).
Meski tergolong aman, tubuh setiap ibu hamil berbeda sehingga bisa memunculkan reaksi yang beragam terhadap penggunaan antibiotik.
Jadi, selalu konsultasikan langsung dengan dokter untuk menentukan manfaat dan risiko dari pengobatan apa pun yang Anda lakukan selama masa kehamilan.
Jenis antibiotik yang tidak aman untuk ibu hamil
Menurut Mayo Clinic, sejumlah antibiotik di bawah ini dapat membawa risiko selama kehamilan. - Tetrasiklin: dapat memengaruhi perkembangan tulang dan mengubah warna gigi janin. Obat ini tidak boleh digunakan setelah usia kehamilan lima minggu.
- Sulfonamida: memiliki risiko kecil untuk menyebabkan bibir sumbing, penyakit jantung, dan penyakit kuning (jaundice) pada janin. Obat ini perlu dihindari selama trimester pertama dan menjelang waktu persalinan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum minum antibiotik
Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk menghentikan atau memperlambat perkembangan infeksi bakteri di dalam tubuh.
Sebelum meresepkan antibiotik, dokter akan mempertimbangkan apakah risiko minum antibiotik lebih besar daripada risiko membiarkan bakteri berkembang.
Pasalnya, infeksi bakteri tertentu, seperti infeksi saluran kemih, juga bisa membahayakan janin yang pada akhirnya berujung pada komplikasi kehamilan.
Apabila risiko infeksi bagi janin masih lebih besar daripada risiko minum antibiotik, dokter dapat meresepkan antibiotik untuk ibu hamil.
Perhatikan baik-baik anjuran dokter Anda. Ikuti setiap aturan pengobatan, meliputi berapa lama Anda harus minum antibiotik, seberapa banyak dosisnya, serta apa saja efek sampingnya.
Jika ada pertanyaan atau Anda khawatir akan risiko tertentu, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter. Hindari mengambil keputusan sendiri tanpa pengawasan dokter Anda.
Efek samping minum antibiotik saat hamil
Walaupun bermanfaat untuk mengobati infeksi, penggunaan obat antibiotik yang aman hanya diperbolehkan bila kesehatan ibu makin menurun.
Perhatikan pula risiko efek samping dari antibiotik, termasuk mual, muntah, sakit perut, hingga reaksi alergi. Dokter juga akan memantau agar Anda tidak minum antibiotik secara berlebihan.
Selalu tanyakan kepada dokter mengenai tipe antibiotik yang akan Anda minum saat hamil. Pasalnya, terdapat antibiotik yang tidak aman bagi ibu hamil karena efek sampingnya yang berbahaya terhadap janin.
Apabila Anda mempunyai kekhawatiran dan pertanyaan tentang penggunaan antibiotik selama kehamilan, segera konsultasikan dengan dokter.
Kesimpulan
- Penggunaan antibiotik selama kehamilan harus dilakukan dengan pengawasan dokter.
- Beberapa antibiotik yang dianggap aman untuk ibu hamil yaitu penisilin, sefalosporin, eritromisin, dan klindamisin.
- Walaupun antibiotik tersebut tergolong aman, selalu konsultasikan langsung dengan dokter kandungan untuk menghindari risiko efek samping dan komplikasi yang mungkin ditimbulkan.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]