backup og meta

Klimakterium

Klimakterium

Klimakterium adalah fase transisi alami dalam kehidupan wanita yang terjadi ketika fungsi reproduksi menurun secara bertahap. Periode ini mencakup beberapa fase yang dikenal sebagai perimenopause, menopause, dan postmenopause.

Perubahan hormonal yang terjadi selama klimakterium memengaruhi fisik, emosional, dan kualitas hidup wanita. Mari kupas secara detail apa itu klimakterium, perbedaannya dengan menopause, gejala yang dialami, dan cara menghadapinya.

Apa itu klimakterium?

Klimakterium berasal dari kata Yunani “klimakter,” yang berarti tangga atau titik perubahan. Istilah ini sangat relevan karena klimakterium adalah masa transisi dari fase reproduktif ke fase non-reproduktif dalam kehidupan wanita.

Klimakterium biasanya terjadi pada rentang usia 40–60 tahun, tergantung pada faktor genetik, lingkungan, serta gaya hidup. Mengutip dari Morula IVF Indonesia, proses ini mencakup tiga fase utama.

  1. Perimenopause: fase awal ketika kadar hormon estrogen dan progesteron mulai fluktuatif. Siklus menstruasi menjadi tidak teratur, dengan durasi atau volume yang berubah-ubah.
  2. Menopause: titik ketika seorang wanita secara resmi tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. Ini menandai akhir kemampuan reproduktifnya.
  3. Postmenopause: periode setelah menopause ketika hormon-hormon stabil pada kadar rendah. Meski menstruasi sudah berhenti, beberapa gejala seperti hot flashes dapat terus berlanjut.

Klimakterium bukan hanya soal perubahan fisik; ini adalah perjalanan kompleks yang memengaruhi seluruh aspek kehidupan wanita.

Jumlah wanita postmenopause secara global

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa jumlah wanita postmenopause terus meningkat secara global. Pada 2021, wanita berusia 50 tahun ke atas menyumbang 26% dari total populasi wanita dan anak perempuan di seluruh dunia, meningkat dari 22% satu dekade sebelumnya. Selain itu, wanita kini memiliki harapan hidup lebih panjang. Seorang wanita berusia 60 tahun pada 2019 diharapkan hidup rata-rata 21 tahun lagi.

Perbedaan klimakterium dan menopause

merawat kulit saat menopause

Banyak orang masih salah kaprah dengan menyamakan klimakterium dan menopause.

Sebenarnya, klimakterium adalah istilah payung yang mencakup seluruh perjalanan transisi hormonal, sementara menopause adalah salah satu fase di dalamnya.

Berikut adalah perbedaan antara klimakterium dan menopause.

Aspek Klimakterium Menopause
Definisi Periode transisi dari masa reproduktif ke non-reproduktif. Fase ketika menstruasi berhenti total.
Durasi Bisa berlangsung hingga 10 tahun. Dihitung setelah 12 bulan tanpa menstruasi.
Gejala Fluktuasi hormonal, menstruasi tidak teratur. Tidak ada menstruasi, gejala postmenopause.

Dengan memahami perbedaan ini, wanita dapat lebih siap menghadapi perjalanan ini tanpa kekhawatiran berlebihan.

Gejala yang muncul selama masa klimakterium

Perubahan hormonal selama klimakterium dapat memicu berbagai gejala. Meski tidak semua wanita mengalami gejala yang sama, berikut adalah beberapa tanda fisik secara umum.

  • Sensasi panas tiba-tiba pada wajah dan tubuh bagian atas (hot flashes).
  • Berkeringat berlebihan saat tidur, sering kali disertai sulit tidur.
  • Berat badan yang cenderung meningkat akibat metabolisme yang melambat.
  • Kerapuhan tulang karena penurunan kadar estrogen memengaruhi kepadatan tulang. Hal ini dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
  • Kulit kering dan rambut rontok: akibat berkurangnya kolagen yang dipicu oleh hormon.

Sementara itu, berikut adalah gejala psikologis yang mungkin muncul selama masa klimakterium.

  • Mood swings, yaitu perubahan suasana hati yang tiba-tiba, dari bahagia menjadi cemas atau sedih.
  • Turunnya gairah seksual akibat perubahan hormonal.
  • Gangguan konsentrasi dan daya ingat yang juga sering disebut sebagai “brain fog“.

Bagaimana cara menghadapi masa klimakterium?

Menghadapi masa klimakterium dengan positif membutuhkan strategi yang mencakup kesehatan fisik, mental, dan emosional.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu wanita menjalani masa ini dengan baik.

1. Jaga pola makan

Asupan nutrisi yang tepat dapat membantu tubuh menghadapi perubahan hormonal. Berikut adalah makanan yang sebaiknya Anda konsumsi selama masa transisi ini.

  • Makanan kaya kalsium: susu, keju, almond, dan sayuran hijau untuk mencegah osteoporosis.
  • Makanan tinggi serat: gandum utuh, buah, dan sayur untuk menjaga metabolisme.
  • Lemak sehat: alpukat, ikan salmon, dan minyak zaitun untuk mendukung kesehatan jantung.

2. Olahraga secara teratur

Aktivitas fisik seperti yoga, pilates, atau jalan kaki tidak hanya menjaga kebugaran, tetapi juga membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.

3. Konsultasikan ke dokter

Terapi penggantian hormon (HRT) dapat menjadi pilihan untuk mengatasi gejala berat. Pastikan untuk berdiskusi dengan dokter mengenai manfaat dan risikonya.

4. Prioritaskan kesehatan mental

Masa klimakterium bisa menjadi tantangan emosional. Mengikuti terapi, bergabung dengan komunitas pendukung, atau mencoba teknik relaksasi seperti meditasi dapat membantu mengelola stres.

5. Terbuka dengan pasangan

Perubahan fisik dan emosional dapat memengaruhi hubungan. Diskusikan apa yang Anda rasakan dengan pasangan untuk membangun pengertian bersama.

6. Merawat diri dan mencari support system

Anggaplah masa ini sebagai kesempatan untuk lebih fokus pada diri sendiri dan mencoba hal-hal baru.

Selain itu, Anda bisa bergabung dengan kelompok wanita yang juga sedang mengalami masa-masa ini. Dengan begitu, Anda bisa berbagi pengalaman dan dukungan dengan mereka.

Jangan ragu untuk mencari informasi dan bantuan jika dibutuhkan karena setiap wanita layak merasa sehat dan bahagia di setiap tahap kehidupannya.

Kesimpulan

  • Klimakterium adalah masa transisi dari fase reproduktif ke fase non-reproduktif dalam kehidupan wanita.
  • Periode ini mencakup beberapa fase yang dikenal sebagai perimenopause, menopause, dan postmenopause.
  • Dengan pemahaman yang baik dan dukungan dari orang-orang terdekat, fase ini bisa dijalani dengan nyaman dan penuh makna.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Morula IVF Indonesia. (n.d.). Klimakterium: Perjalanan Transisi Hormonal Wanita. Diakses pada 18 November 2024 dari https://www.morulaivf.co.id/id/blog/klimakterium-adalah/

WHO. (2021). Global health statistics: Women and ageing. Diakses pada 18 November 2024 dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/menopause

Repository UMP. (n.d.). Klimakterium. Diakses pada 18 November 2024 dari http://repository.ump.ac.id/4480/3/EMI%20PRIYATI%20BAB%20II.pdf

Scribd. (2021). Klimakterium. Diakses pada 18 November 2024 dari https://www.scribd.com/document/504909467/1-Klimakterium

Mayo Clinic. (2022). Menopause: Symptoms and causes. Diakses pada 18 November 2024 dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/menopause/symptoms-causes/syc-20353397

Versi Terbaru

26/12/2024

Ditulis oleh Dr. dr. Jimmy Yanuar Annas, Sp.OG, Subsp. FER(K)

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

7 Tips yang Bisa Dilakukan Suami Saat Istri Menopause

8 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Saat Menopause


Ditulis oleh

Dr. dr. Jimmy Yanuar Annas, Sp.OG, Subsp. FER(K)

Kebidanan dan Kandungan · Morula IVF Jakarta


Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan