backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

Prosedur Otoplasty, Operasi untuk Memperbaiki Daun Telinga

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 26/10/2021

    Prosedur Otoplasty, Operasi untuk Memperbaiki Daun Telinga

    Pada kondisi tertentu, seseorang perlu melakukan prosedur otoplasty (otoplasti). Ini adalah bedah plastik untuk memperbaiki bentuk dan ukuran daun telinga. Apa kondisi yang membuat seseorang perlu melakukan otoplasty dan bagaimana prosedur ini berlangsung? Berikut penjelasannya.

    Apa itu prosedur otoplasty?

    Mengutip dari Mayo Clinic, otoplasty atau otoplasti adalah bedah telinga kosmetik untuk mengubah bentuk, posisi, atau ukuran telinga.

    Bila Anda merasa terganggu dengan kondisi telinga yang terlalu lebar, prosedur otoplasty bisa menjadi jawabannya.

    Operasi untuk memperbaiki bentuk daun telinga ini bisa Anda lakukan dari usia berapa saja, asalkan bentuk telinganya sudah penuh.

    Bila bayi cacat lahir dengan masalah bentuk telinga, dokter dapat menyarankan prosedur operasi otoplasty segera setelah bayi lahir.  

    Waktu yang tepat untuk menjalani prosedur otoplasty

    Otoplasty bisa mengubah daun telinga yang besar atau berlipat menjadi tampak normal kembali.

    Bahkan, dokter bedah plastik bisa membuat daun telinga baru untuk bayi yang lahir tanpa telinga atau kehilangan telinga karena cedera.

    Mengutip dari Better Health Channel, berikut masalah daun telinga yang memerlukan prosedur otoplasty.

    • Lop ear: ujung daun telinga terlipat ke bawah dan ke depan
    • Cupped ear: telinga sangat kecil
    • Shell ear: ada lekukan pada tepi luar telinga dan lipatan daun telinga hilang.

    Bila Anda atau anak memiliki kondisi tersebut dan ingin melakukan operasi untuk memperbaiki daun telinga, segera konsultasikan dengan dokter bedah plastik.

    Operasi ini mungkin bisa meningkatkan kepercayaan diri anak yang merasa telinganya tidak seperti teman-teman sebaya.

    Anda juga bisa konsultasi dengan psikolog untuk mengatasi rasa khawatir anak tentang penampilannya sebelum bertemu dengan dokter bedah.

    Persiapan sebelum melakukan otoplasty

    Saat konsultasi dengan dokter bedah plastik, tim medis akan melakukan serangkaian pemeriksaan terkait kondisi kesehatan.

    Pemeriksaan riwayat kesehatan

    Saat memutuskan ingin melakukan otoplasty, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda, seperti penyakit sebelumnya, terutama infeksi telinga.

    Dokter juga akan bertanya tentang obat-obatan yang Anda konsumsi baru-baru ini.

    Biasanya, sebelum melakukan tindakan operasi, dokter menyarankan untuk menghindari jenis obat:

    • aspirin,
    • antiinflamasi, dan
    • suplemen herbal.

    Ketiga jenis obat tersebut bisa meningkatkan risiko perdarahan setelah operasi.

    Melakukan pemeriksaan fisik

    Setelah melihat riwayat medis, sebelum prosedur otoplasty, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.

    Pemeriksaan ini untuk menentukan pilihan perawatan dan tindakan sesuai kondisi telinga.

    Nantinya, dokter akan memeriksa telinga, melihat bentuk, ukuran, dan simetrinya untuk menentukan penempatan telinga baru.

    Dokter juga akan mengambil gambar telinga sebagai bagian dari catatan medis Anda.

    Tidak merokok

    Sebelum melakukan operasi, dokter akan meminta Anda untuk berhenti merokok, bila Anda seorang perokok.

    Pasalnya, rokok menurunkan aliran darah di kulit dan bisa memperlambat proses penyembuhan.

    Tindakan selama otoplasty

    Benjolan di Daun Telinga

    Dokter bisa melakukan prosedur operasi otoplasty di rumah sakit dengan anestesi (bius) lokal. Namun, pada beberapa kasus Anda bisa menjalani bius total.

    Teknik otoplasty bervariasi berdasarkan jenis perbaikan yang perlu Anda perlukan. Ada dua jenis operasi, yakni dengan sayatan atau tanpa sayatan.

    Operasi dengan sayatan

    Dokter akan melakukan sayatan sesuai dengan lokasi yang perlu ia perbaiki. Mengutip dari NHS, beberapa prosedur yang akan dokter lakukan yaitu:

    • sayatan di belakang telinga untuk membuka tulang rawan telinga,
    • menghilangkan sebagian kecil tulang rawan kalau perlu,
    • membuat jahitan di belakang telinga untuk membentuk atau memposisikannya lebih dekat ke kepala.

    Prosedur operasi otoplasty biasanya memakan waktu 1-2 jam. Kalau Anda melakukan bius lokal, biasanya bisa pulang pada hari yang sama.

    Operasi tanpa sayatan

    Otoplasty tanpa sayatan adalah prosedur dengan teknik baru yang tidak membuat luka pada kulit.

    Caranya dengan memasukkan jarum ke permukaan tulang rawan untuk membuatnya lebih fleksibel.

    Jahitan dokter bedah plastik gunakan untuk menahan bentuk baru telinga dalam atau memperbaiki tulang rawan ke tulang bagian belakang telinga.

    Akan tetapi, belum ada bukti yang memperlihatkan efektivitas dan keamanan prosedur ini. 

    Setelah prosedur otoplasty

    Pascaoperasi otoplasty, Anda mungkin akan memakai ikat kepala di malam hari saat tidur selama beberapa minggu. 

    Ini untuk melindungi telinga dari gesekan atau tekanan yang mengganggu masa pemulihan.

    Dokter akan meresepkan obat penghilang rasa sakit seperti paracetamol atau ibuprofen.

    Berikut rincian perawatan dan kegiatan yang bisa Anda lakukan setelah operasi.

    • Setelah 7-10 hari: pakai perban dan melepas jahitan
    • 1-2 minggu: anak-anak bisa beraktivitas
    • 4-6 minggu: sudah bisa berenang
    • 12 minggu: bisa olahraga fisik (lari, joging, gym)

    Efek samping setelah operasi

    Setelah melakukan operasi memperbaiki daun telinga, sangat umum Anda mengalami efek samping seperti:

    • bekas luka kecil di belakang telinga yang memudar seiring berjalannya waktu,
    • telinga nyeri selama beberapa hari,
    • mati rasa atau kesemutan di telinga selama beberapa minggu,
    • memar sekitar telinga sekitar 2 minggu.

    Komplikasi yang mungkin terjadi setelah prosedur otoplasty

    telinga berdengung saat naik kendaraan

    Semua operasi berisiko memiliki komplikasi setelah tindakan. Untuk prosedur otoplasty, kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi adalah sebagai berikut:

    • infeksi yang membutuhkan antibiotik,
    • reaksi alergi pada jahitan atau larutan antiseptik,
    • pembentukan bekuan darah di bawah tempat sayatan,
    • infeksi dada setelah anestesi,
    • sakit tenggorokan setelah memakai alat bantu pernapasan selama anestesi,
    • keloid, dan
    • penyembuhan lambat karena kebiasaan merokok.

    Akan tetapi, faktor tersebut tidak selalu terjadi, ada beberapa kondisi yang timbul karena kebiasaan dan gaya hidup yang tidak sehat.

    Segera konsultasikan dengan dokter bila mengalami komplikasi setelah prosedur otoplasty.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 26/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan