backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

6 Alasan Kenapa Seks Setelah Bertengkar Terasa Lebih Menggairahkan

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Yuliati Iswandiari · Tanggal diperbarui 13/11/2020

    6 Alasan Kenapa Seks Setelah Bertengkar Terasa Lebih Menggairahkan

    Pernahkah Anda berpikir mengenai seks setelah Anda dan pasangan bertengkar hebat? Setelah berselisih paham yang begitu menguras emosi dan tenaga, ternyata seks dapat meredam energi negatif dan mengembalikan romantisme Anda dan pasangan. Benarkah seks setelah bertengkar lebih menyenangkan dan menggairahkan? Ini jawabannya.

    Alasan kenapa seks setelah bertengkar lebih menggairahkan

    Menurut psikolog, sebetulnya hal yang lumrah jika Anda atau pasangan menginginkan seks setelah bertengkar dan membuat aktivitas intim ini menjadi lebih menggairahkan. Seks seperti ini biasa disebut dengan make up sex, banyak pasangan justru terangsang untuk melakukan hubungan seks setelah bertengkar. Lantas, apa yang membuat seks setelah bertengkar terasa lebih menggairahkan? Berikut alasannya.

    1. Bercinta setelah bertengkar akan seperti saat pertama kali

    Sensasi seks yang hebat akan didapatkan oleh pasangan suami istri yang bercinta setelah pertengkaran. Pada saat sedang bertengkar, sebagai bentuk pembelaan diri dari masing-masing, baik suami atau istri akan saling menjauh.

    Namun, ketika ketegangan telah mereda dan pasangan suami istri melakukan hubungan seks, maka mereka akan kembali mengalami yang namanya jatuh cinta serta akan merasa seperti saat baru pertama kali melakukan hubungan seks, dan merasakan sebuah sensasi yang dahsyat.

    2. Suami atau istri akan menjadi lebih agresif

    Pasangan yang telah lama menikah, mungkin akan mengalami agresifitas dan gairah seksual yang menurun, hal ini  biasanya karena mereka akan mengalami titik jenuh dalam berhubungan seks. Oleh karena itu, untuk menunjukkan kembali agresifitas Anda kepada suami ataupun istri, seks setelah bertengkar bisa menjadi ‘jalan’ memanaskan kembali hubungan intim Anda berdua.

    3. Meningkatnya adrenalin

    Apakah Anda tahu hormon adrenalin akan diproduksi oleh tubuh pada saat bertengkar dan juga pada saat berhubungan seks? Menurut Joshue Estrin seorang psikoterapis, pertengkaran dapat melepaskan senyawa di otak yang menyebabkan seseorang merasa bergairah. Bercinta pun menghasilkan senyawa yang sama, sehingga bila kedua kondisi ini disatukan dalam hubungan seks, bisa menghasilkan orgasme yang sangat dahsyat.

    4. Persaingan

    Seperti pada saat Anda berlomba, Anda pasti akan berusaha untuk memenangkan perlombaan. Begitu juga saat Anda bertengkar, Anda akan menemukan sedikit persaingan atau perlombaan. Gairah suami ataupun istri akan mencapai puncaknya jika kompetisi tersebut disatukan dalam bentuk hubungan seks, karena baik suami ataupun istri akan saling berlomba untuk ‘melayani’ pasangannya.

    5. Orgasme yang lebih hebat

    Menurut seorang seks terapis dan psikolog, bercinta setelah bertengkar membuat seseorang menjadi rapuh dan terbuka. Kondisi psikis yang demikian dapat memberikan hubungan seks yang menyenangkan dan memberikan orgasme yang memuaskan suami ataupun istri.

    6. Melupakan pertengkaran

    Dalam sebuah studi yang dilakukan American Psychological Association ditemukan bahwa, dibandingkan dengan seorang pria, seorang wanita biasanya lebih lama menyimpan amarahnya. Namun semua amarah tersebut bisa hilang begitu saja dengan cara melakukan hubungan seks.

    Tapi, perlu Anda catat, hal ini tidak berlaku bagi setiap orang. Sebagian justru mengalami penurunan libido setelah terjadi petengkaran. Kalau dipaksakan, yang ada Anda malah jadi bertambah dongkol.

    Karena itu, Anda harus mengenal diri Anda sendiri dan pasangan. Apakah Anda berdua memang tipe orang yang menikmati hubungan seks pasca pertengkaran, atau justru sebaliknya. Jika menikmati, lakukan saja. Tapi jika tidak, lebih baik hindari seks setelah bertengkar.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Yuliati Iswandiari · Tanggal diperbarui 13/11/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan