Anda mungkin sudah tahu dan paham benar bahwa HIV menular lewat hubungan seks tanpa kondom. Entah itu seks vaginal, seks oral, atau pun seks anal. Asalkan salah satu pihak terbukti positif HIV dan satunya memiliki luka terbuka di kulit maupun dalam mulutnya, virus HIV bisa berpindah dengan mudah lewat cairan tubuh. Nah yang masih sering jadi pertanyaan, apakah dry humping alias petting yang dilakukan dengan saling bercumbu menggesekkan alat kelamin dalam kondisi masih berpakaian juga bisa menularkan HIV?
Seberapa besar risiko HIV menular lewat dry humping?
Dry humping adalah aktivitas bercumbu yang dilakukan dengan cara menggesek-gesekkan alat kelamin satu sama lain. Cara ini biasa dijadikan alternatif buat pasangan mencapai klimaks tanpa harus buka baju.
Virus HIV paling banyak ditemukan dalam cairan ejakulasi atau cairan vagina. Nah karena aktivitas seksual ini sama sekali tidak melibatkan masuknya penis ke vagina, lubang anus, atau mulut maka sebetulnya sangat minim berisiko mengoper virus HIV dari satu orang ke orang lain.
Terlebih, Anda dan pasangan seks Anda masih sama-sama pakai baju. Sangat kecil kemungkinannya bagi virus HIV menembus bahan pakaian dan kemudian berenang masuk ke dalam tubuh. Semakin banyak dan tebal lapisan pakaian Anda, semakin mustahil buat virus menerobos masuk hingga sampai ke lapisan kulit.
Ketika air mani yang membasahi kain pada akhirnya mengering pun, kemungkinan besar virus akan ikut perlahan mati karena terpapar udara luar. Virus HIV tak bisa bertahan lebih dari 24 jam jika menempel pada permukaan yang berpori-pori seprrti baju atau kain.
Tunggu dulu!
Meski kecil peluangnya, bukan mustahil dry humping bisa menularkan HIV. Pada kasus yang langka, ada risiko HIV menular setelah Anda berdua asyik menggesek-gesekkan kelamin demi mencapai klimaks meski masih berpakaian lengkap.
Ejakulasi di luar saat masih pakai baju tidak lantas menangkal atau menghentikan risiko penyebaran penyakit. Kenapa? Tetap ada kemungkinan cairan mani yang terinfeksi masih dalam keadaan sangat basah sehingga sebagian besarnya dapat merembes kemudian menetes dan mengalir masuk ke dalam vagina.
Begitu juga sebaliknya. Cairan vagina yang masih dalam keadaan lembap, apalagi dalam jumlah yang banyak, masih bisa menetes dan mengalir masuk ke area selangkangan atau bokong pria. Terlebih jika Anda berdua hanya sebatas sama-sama pakai baju dalam yang bahannya jauh lebih tipis daripada pakaian luar, seperti celana jeans.
Ada risiko HIV menular lewat jalur lain
Dry humping tidak semata terbatas pada kegiatan saling menggesek. Meski tetap berpakaian lengkap, Anda berdua juga mungkin saja terus meraba, berciuman, menggigit, membuat cupang, atau bahkan tanpa sadar “main jari’ ke dalam vagina selama bercumbu. Betul, bukan?
Nah, macam-macam kegiatan ekstra inilah yang dapat memperbesar peluang Anda tertular HIV dari pasangan yang positif jika tidak hati-hati. Sebab selain di air mani atau cairan vagina, virus HIV aktif juga terdapat dalam darah dan air liur.
Jika Anda ternyata punya sariawan terbuka di bibir atau gusi, luka tersebut bisa jadi gerbang masuknya virus lewat pertukaran ludah saat Anda berdua sibuk silat lidah. Anda juga bisa kedapatan virus HIV dari si pasangan apabila ia menggigit payudara, lidah, bibir, atau bagian mana pun kulit Anda sampai berdarah.
Skenario lainnya adalah tangan yang jadi lengket akibat menyentuh air mani atau cairan vagina yang masih basah. Jika tangan dan jari tersebut langsung menyentuh bukaan vagina, penis, atau bagian kulit lainnya di tubuh yang memiliki luka terbuka tanpa jeda waktu, hal ini dapat meningkatkan risiko penularan HIV.
Maka dari itu, sebaiknya selalu antisipasi segala kemungkinan dengan memelajari dan menerapkan prinsip berhubungan seks aman. Jangan lupa juga untuk selalu siap sedia kondom ketika ingin bermesraan dengan pasangan.
[embed-health-tool-ovulation]