Pemeriksaan fisik memainkan peranan penting dalam mendiagnosis kondisi seseorang. Sementara itu, pemeriksaan fisik abdomen bisa memberikan diagnosis tentang penyakit atau masalah sistem pencernaan. Simak bagaimana prosedur pemeriksaan satu ini di sini!
Apa itu pemeriksaan fisik abdomen?
Pemeriksaan fisik abdomen adalah prosedur yang dilakukan dokter atau tenaga medis memeriksa kondisi perut dan organ-organ internal di sekitarnya.
Pemeriksaan abdomen akan mengevaluasi organ-organ penting di daerah perut, seperti hati, ginjal, limpa, hingga kandung kemih. Evaluasi juga dilakukan untuk melihat apakah ada pembesaran atau kelainan lainnya pada organ.
Selain itu, pemeriksaan abdomen membantu memberikan petunjuk tentang kondisi kesehatan umum dan sebagai prosedur diagnosis awal.
Tujuan pemeriksaan fisik abdomen
Berikut ini beberapa tujuan dari pemeriksaan abdomen secara umum.
1. Mengevaluasi organ internal
Salah satu tujuan utama dari pemeriksaan fisik abdomen adalah untuk mengevaluasi organ-organ internal di daerah perut.
Dokter akan meraba dan mengetuk perut pasien untuk memeriksa ukuran, bentuk, dan tekstur organ-organ, seperti hati, limpa, dan ginjal.
Jika ada pembesaran, peradangan, atau kelainan lainnya, dokter akan dapat menentukan indikasi awal masalah kesehatan.
2. Mendeteksi masalah kesehatan
Pemeriksaan fisik ini juga bertujuan untuk mendeteksi masalah kesehatan seperti infeksi, pembengkakan, batu ginjal, atau masalah gastrointestinal.
Dengan melakukan pemeriksaan ini, dokter dapat mengidentifikasi masalah lebih awal sehingga pengobatan dapat dimulai lebih cepat.
Berikut ini beberapa organ internal yang memerlukan pemeriksaan abdomen untuk mendeteksi penyakit.
- Gastrointestinal: diare, konstipasi, nyeri perut, mual, hingga keracunan makanan.
- Hepatologi: ikterus, massa abdomen, hepatomegali, hingga asites.
- Urologi: retensi urine, oliguria, hematuria, sampai kolik renal.
- Genital dan reproduksi: dismenore atau leukorrhea.
- Trauma: trauma tembus abdomen atau trauma tumpul abdomen.
3. Mengevaluasi kinerja organ
Dokter biasanya juga merekomendasikan tes abdomen untuk memberikan gambaran fungsi organ-organ penting, seperti hati dan ginjal.
Hal ini bertujuan agar dokter bisa menilai kesehatan umum Anda dan memberikan saran terkait organ yang bermasalah.
4. Mengontrol kondisi kesehatan
Bagi Anda yang menderita masalah kesehatan tertentu, tes fisik abdomen bisa dipakai untuk memantau perkembangan penyakit.
Tes ini juga digunakan untuk melihat respons terhadap suatu pengobatan sehingga dokter bisa menyesuaikan perawatan.
Prosedur pemeriksaan fisik abdomen
Pemeriksaan abdomen dilakukan dengan serangkaian prosedur. Umumnya, berikut urutan tahapan pemeriksaan fisik abdomen lengkap.
1. Pemeriksaan visual (inspeksi)
Dokter akan mulai dengan pemeriksaan visual, mencari tanda-tanda perubahan warna kulit, atau adanya benjolan yang mencurigakan di area perut.
Tanda-tanda seperti peradangan, ruam, atau bintik-bintik merah dapat memberikan petunjuk awal tentang masalah kesehatan.
2. Pemeriksaan perabaan (palpasi)
Selanjutnya, dokter akan menggunakan tangan untuk meraba perut secara perlahan. Ini bertujuan menilai ukuran, bentuk, dan tekstur organ-organ internal.
Bagian perut akan dibagi menjadi empat kuadran, yaitu kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan kiri bawah.
Nah, dokter akan meraba setiap kuadran untuk mencari pembesaran, kekakuan, atau nyeri yang tidak wajar.
3. Pemeriksaan mendengarkan (auskultasi)
Dokter mungkin juga akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara di dalam perut.
Suara seperti bunyi usus atau aliran darah dapat memberikan informasi tambahan tentang kondisi organ-organ dalam.
4. Setelah pemeriksaan fisik abdomen
Setelah pemeriksaan selesai, dokter akan memberikan hasil pemeriksaan kepada pasien.
Jika ada temuan yang mencurigakan atau memerlukan tindak lanjut lebih lanjut, dokter akan merujuk pasien kepada dokter spesialis terkait.
Penting untuk diingat bahwa pemeriksaan fisik abdomen adalah salah satu proses diagnosis awal dan bukan pengganti pemeriksaan medis lebih lanjut.