Apa yang menentukan parah-tidaknya rasa sakit yang Anda rasakan?
Setiap orang memang memiliki persepsi (penerimaan) rasa sakit yang berbeda-beda meskipun situasi, kondisi, luka, atau prosedur yang menyebabkan sakit sama persis. Menurut para ahli yang mempelajari bagaimana rasa sakit muncul, disimpulkan bahwa rasa sakit sebenarnya diatur oleh otak, bukan oleh bagian tubuh Anda yang sakit.
Maksudnya, ketika Anda disuntik di lengan misalnya, bukan lengan Anda yang akan merasakan nyeri. Justru, otak akan membaca sinyal dari jaringan dan saraf lengan. Dari situ, otak kemudian mengolah informasi yang didapat lengan. Informasi tersebut digunakan sebagai acuan untuk bertindak melawan rasa sakit misalnya mengerenyit, menjerit, menangis, atau mengepalkan tangan.
Jadi, persepsi rasa sakit bergantung pada reaksi dan cara otak mengolah informasi dari pemicu rasa sakit. Bukan pada separah apa pemicunya. Inilah mengapa setiap orang bisa memiliki tingkat kesakitan yang berbeda dari pengalaman yang sama.
Orang yang sama bahkan bisa memiliki persepsi rasa sakit yang berbeda. Misalnya ketika tak sengaja mengiris jari dengan pisau. Untuk sebagian orang, nyeri karena teriris pisau malah jauh lebih menyiksa daripada sakit ketika melahirkan. Padahal, secara medis melahirkan tentu lebih serius efeknya bagi tubuh.
Faktor-faktor yang bikin Anda lebih tahan sakit
Rasa sakit tak hanya dipengaruhi oleh penyebabnya, tetapi juga oleh beberapa faktor penting berikut ini.
1. Situasi dan kondisi
Lingkungan sekitar Anda bisa memengaruhi persepsi rasa sakit seseorang. Orang yang disuntik di lingkungan yang tenang dengan petugas medis yang ramah dan informatif cenderung lebih tahan sakit. Sementara kalau Anda disuntik oleh petugas medis yang tampak terburu-buru atau kurang ramah, Anda mungkin lebih merasa kesakitan.