Istilah pencemaran tanah sering dihubungkan dengan kebiasaan membuang sampah sembarangan. Namun, penyebab pencemaran tanah ternyata beragam dan memiliki dampak buruk bagi kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan hingga risiko kanker.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Istilah pencemaran tanah sering dihubungkan dengan kebiasaan membuang sampah sembarangan. Namun, penyebab pencemaran tanah ternyata beragam dan memiliki dampak buruk bagi kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan hingga risiko kanker.
Pencemaran tanah adalah masuknya zat beracun atau limbah ke tanah melebihi kadar normal, sehingga merusak fungsi atau menurunkan kualitas tanah.
Menurut US Environmental Protection Agency, pencemaran tanah diakibatkan oleh aktivitas yang disengaja, tidak disengaja, maupun peristiwa alami akibat perubahan alam.
Aktivitas ini meliputi perilaku dan kegiatan manusia, seperti kebiasaan membuang sampah sembarangan dan perkembangan industri.
Akan tetapi, tak menutup kemungkinan kondisi ini juga disebabkan oleh bencana alam atau aktivitas tanah itu sendiri, misalnya gempa bumi dan gunung meletus.
Tanah atau permukaan bumi merupakan tempat makhluk hidup melakukan aktivitas, termasuk untuk memperoleh makanan .
Bila tanah terus-menerus terkontaminasi oleh senyawa beracun, ini akan berdampak pada kualitas sumber makanan.
Bahkan, pencemaran ini juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan bagi manusia.
Maka dari itu, penting mengetahui apa saja penyebab pencemaran tanah akibat perilaku manusia.
Masalah sampah tidak hanya berhenti sampai membuang pada tempatnya, tetapi juga tentang bagaimana mengelola sampah setelah terkumpul.
Banyaknya jumlah populasi menyebabkan meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan, mulai dari sisa makanan hingga sampah plastik.
Padahal, tanah memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengurai sampah, terutama sampah yang berasal dari bahan yang sulit terurai seperti plastik.
Jika proses pengelolaan sampah tidak berjalan baik, sampah akan menumpuk, menyumbat jalannya air, dan mencemari tanah.
Aktivitas pertambangan yang tidak disertai dengan tanggung jawab pemulihan lingkungan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
Ketidakseimbangan ekosistem biasanya ditandai dengan rusaknya habitat asli dan terjadinya erosi tanah.
Selain itu, proses produksi dan peleburan mineral dalam tanah yang menghasilkan limbah senyawa kimia berbahaya juga bisa mencemari tanah.
Limbah dari aktivitas pertambangan yang cukup berbahaya yaitu petroleum, timbal, dan lainnya.
Kebutuhan akan bahan pangan, termasuk yang berasal dari hewan dan tumbuhan, berdampak pada pencemaran lingkungan, termasuk pencemaran air dan tanah.
Pasalnya, pertumbuhan jumlah penduduk terkadang jauh lebih cepat dibandingkan produksi bahan pangan.
Hal ini yang mendorong teknologi dan terobosan baru untuk menciptakan bahan-bahan sintetis yang tak jarang mengandung bahan kimia berbahaya.
Bahan ini digunakan untuk mempercepat produksi bahan pangan, termasuk menghilangkan ancaman yang dapat memperlambat panen atau perkembangbiakan, seperti hama.
Sebagai contoh, pupuk kimia dan pestisida dalam produksi bahan pangan mengandung senyawa berbahaya yang bisa mencemari tanah.
Sama halnya dengan aktivitas pertambangan, kegiatan pembangunan wilayah juga berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan.
Pencemaran semakin tak tehindari apabila proyek pembangunan banyak mengambil lahan hijau.
Proses pembangunan ini menyisakan banyak senyawa kimia berbahaya, seperti timbal dalam serpihan cat yang jatuh ke tanah dan mineral asbestos pada bahan bangunan.
Meskipun terlihat sepele, limbah yang menumpuk akibat pembangunan yang terus-menerus dilakukan akan mencemari tanah.
Selain tanah, pembangunan wilayah ini juga dapat menyebabkan jenis pencemaran lingkungan lainnya, seperti pencemaran udara, air, dan suara.
Kemajuan teknologi yang cukup pesat memang bermanfaat untuk perkembangan industri.
Namun, hal ini juga tidak lepas dari dampak negatif yang timbul akibat penggunaan teknologi secara besar-besaran, yaitu limbah yang dihasilkan.
Aktivitas industri seperti pada pabrik pakaian, makanan, bahan bangunan, alat elektronik, dan lainnya menghasilkan limbah yang mengandung senyawa kimia berbahaya.
Jika limbah ini tidak dikelola dengan baik, selanjutnya dapat menimbulkan pencemaran tanah, air, dan udara.
Di balik kemajuan teknologi dan percepatan pembangunan, terdapat dampak pencemaran tanah yang mengancam keseimbangan ekosistem hingga kesehatan kita.
Pasalnya, tanah merupakan tempat kita melakukan berbagai aktivitas dan mendapatkan sumber makanan.
Berikut ini dampak polusi tanah terhadap kesehatan yang perlu Anda waspadai akibat paparan senyawa berbahaya dalam makanan yang kita konsumsi.
Sulit untuk mencegah dampak pencemaran tanah akibat bencana alam, tetapi kita bisa menekan dampak yang disebabkan aktivitas manusia.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar