Lebam adalah respons alamiah yang muncul saat tubuh terbentur. Benturan menyebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler. Darah yang keluar dari pembuluh lalu terjebak di bawah kulit dan menimbulkan warna kehitaman. Meski wajar dialami oleh setiap orang, lebam ternyata juga dapat muncul setelah seseorang meninggal.
Mengingat penyebabnya adalah trauma pada tubuh, lebam pada orang yang meninggal terkadang dikaitkan dengan kasus kematian yang tidak wajar. Lantas, benarkah lebam dapat menandakan penyebab kematian yang tidak seharusnya?
Mengapa lebam muncul setelah seseorang meninggal?
Munculnya lebam pada tubuh orang yang sudah meninggal dikenal sebagai livor mortis atau hypostasis. Secara medis, kondisi ini sebenarnya merupakan perubahan warna kulit akibat terhentinya aliran darah setelah seseorang meninggal dunia.
Seumur hidup, jantung terus memompa darah dan mengalirkannya ke seluruh jaringan tubuh. Darah kemudian dipompa kembali ke jantung dan begitu seterusnya sehingga tidak ada darah yang menumpuk pada bagian tubuh mana pun.
Begitu seseorang meninggal, jantung berhenti berfungsi. Darah akhirnya terbawa gravitasi ke bagian tubuh yang paling bawah. Jika jasad terus berada dalam posisi berbaring, darah akan terkumpul pada punggung, pinggang, bokong, dan kaki.
Darah yang terkumpul setelah seseorang meninggal menimbulkan kesan seperti lebam. Namun, ini tidak sama seperti lebam yang disebabkan oleh benturan. Noda keunguan yang muncul akibat turunnya aliran darah disebut lividitas.
Apakah lebam pada orang yang sudah meninggal selalu wajar?
Darah yang tidak lagi dipompa oleh jantung secara alamiah akan mengalir ke bagian tubuh yang terbawah. Akan tetapi, perlu diingat bahwa bagian tubuh yang paling bawah tergantung dari posisi orang yang bersangkutan ketika meninggal dunia.
Jika seseorang meninggal dalam posisi berbaring, lividitas akan terjadi pada sepanjang punggung hingga kaki. Di sisi lain, orang yang meninggal akibat gantung diri misalnya, dapat menunjukkan lividitas pada kaki, ujung jari, dan daun telinga.
Lebam setelah seseorang meninggal bisa disebut normal bila terdapat di bagian tubuh yang wajar. Lebam pada bagian tubuh yang lain bisa saja menandakan bahwa jasad sudah dipindahkan atau ada faktor lain yang menjadi penyebabnya.
Faktor lain yang menyebabkan munculnya lebam
Ada beragam faktor yang dapat menyebabkan munculnya lebam pada tubuh orang yang sudah meninggal. Menurut sebuah penelitian dalam Journal of Clinical Pathology dan sumber lainnya, faktor-faktornya adalah sebagai berikut:
1. Usia orang yang meninggal
Lebam lebih mudah muncul bila orang yang meninggal adalah anak-anak atau lansia. Pasalnya, mereka memiliki kulit yang lembut dan tipis. Lansia juga memiliki kulit yang tak lagi kencang serta pembuluh darah yang tidak lagi sehat sehingga lebam lebih lama sembuh.
2. Pukulan benda tumpul
Lebam yang muncul setelah seseorang meninggal dapat berasal dari pukulan benda tumpul. Biasanya, pukulan benda tumpul akan menimbulkan lebam berbentuk silindris panjang. Lebam mungkin juga tampak pada bagian tubuh yang tidak wajar.
3. Penyakit tertentu
Penyakit yang diderita seseorang semasa hidupnya dapat menjadi penyebab lebam saat ia meninggal. Penyakit ini biasanya berkaitan dengan sirkulasi darah dan jaringan ikat, seperti hipertensi, penyakit jantung, gangguan produksi kolagen, dan sebagainya.
4. Racun yang masuk ke tubuh
Warna kulit bisa menjadi petunjuk dari zat asing atau racun yang masuk ke dalam tubuh sebelum seseorang meninggal. Sebagai contoh, karbon monoksida dapat mengubah warna kulit menjadi kemerahan.
Tubuh mengalami banyak perubahan setelah meninggal, termasuk menunjukkan warna yang menyerupai lebam. Hal ini sepenuhnya wajar, selama lebam muncul pada bagian tubuh yang paling sedikit mendapatkan pasokan darah.
Jika lebam muncul pada bagian tubuh yang tidak biasa, penyelidikan lebih lanjut dapat dilakukan untuk menentukan penyebabnya.
[embed-health-tool-bmi]