Sel darah merah sangatlah dibutuhkan oleh tubuh untuk mengangkut oksigen dari darah ke jaringan sekaligus mengikat karbon dioksida dari jaringan. Untuk bisa menjalankan fungsinya, sel darah merah perlu diproduksi melalui tahap eritropoiesis dengan bantuan hormon eritropoietin (EPO).
Apa itu hormon epo? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Pengertian hormon eritropoietin
Eritropoietin (EPO) adalah hormon yang berfungsi untuk meningkatkan produksi sel darah merah (eritrosit). Tubuh memproduksi hormon eritropoietin untuk menjaga supaya jumlah eritrosit dalam darah tetap optimal.
Produksi hormon epo utamanya dilakukan oleh ginjal, tapi sebagian kecil hormon ini juga ada di hati. Setelah diproduksi, hormon epo akan merangsang sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak sel darah merah.
Produksi eritropoietin dalam tubuh sangat tergantung pada tekanan oksigen dalam jaringan tubuh. Apabila tekanan oksigen dalam tubuh Anda rendah, produksi eritropoietin di sumsum tulang cenderung meningkat.
Begitu pun sebaliknya, apabila ketersediaan oksigen di dalam jaringan meningkat, produksi eritropoietin jadi menurun.
Fungsi horman epo
Hormon epo membantu menjaga kesimbangan sel darah merah dalam tubuh. Caranya dengan merangsang sumsum tulang belakang agar segera memproduksi sel darah merah.
Hal ini penting sekali, sebab semua sel tubuh pastinya sangat memerlukan asupan darah dan oksigen yang cukup. Dengan begitu, tubuh bisa melangsungkan kerja masing-masing organnya.
Apabila jumlah sel darah merah tidak cukup, tentu saja organ serta jaringan tubuh akan mengalami hipoksia. Hipoksia merupakan kondisi ketika tubuh sedang kekurangan oksigen.
Secara perlahan, hipoksia bisa menurunkan kinerja sel dalam suatu jaringan tubuh. Pada akhirnya, kondisi ini dapat menyebabkan kematian sel pada jaringan tersebut.
Apa akibatnya jika jumlah eritropoietin tidak normal?
Anda mungkin bertanya-tanya, apa yang akan terjadi pada tubuh saat jumlah hormon eritropoietin di dalam darah terlalu banyak atau sedikit?
Pada dasarnya, hormon epo dalam jumlah yang normal lebih dibutuhkan oleh tubuh. Jumlah hormon epo yang tidak normal bisa menunjukkan adanya masalah pada ginjal ataupun sumsung tulang belakang.
Lantas, bagaimana respons tubuh terhadap hal tersebut? Simak penjelasannya dibawah ini, ya!
Hormon epo terlalu rendah
Berkurangnya produksi hormon eritropoietin dapat membuat jumlah sel darah merah ikut menjadi rendah. Hal ini akan membuat Anda berisiko mengalami kondisi yang disebut anemia.
Anemia merupakan kondisi ketika jumlah eritrosit dalam darah tidak cukup untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Hal tersebut ditandai oleh kadar eritrosit yang berada di bawah nilai normalnya.
Anemia juga termasuk salah satu komplikasi yang sering kali ditemukan pada penyakit ginjal kronis. Faktor yang menjadi penyebab utamanya ialah kekurangan hormon eritropoietin.
Jika jumlah normal eritrosit tidak segera dicapai, anemia bisa mengurangi kualitas hidup. Ini karena anemia membuat Anda terus merasa lelah, menurunkan kemampuan kognitif, dan bahkan menyebabkan gangguan kekebalan tubuh.
Guna mengatasi anemia pada pasien gagal ginjal kronis, harus diketahui dulu apa jenis anemia yang dialami. Namun, pada umumnya jenis anemia yang muncul pada penyakit gagal ginjal kronis ialah anemia normokrom normositer.
Jenis anemia tersebut disebabkan oleh penurunan produksi hormon eritropoietin. Oleh sebab itulah, pada kasus seperti ini terapi hormon epo sangat diperlukan untuk mengembalikan fungsinya dalam produksi eritrosit.
Hormon epo terlalu tinggi
Tingginya jumlah eritrosit atau hormon eritropoietin dalam darah menandakan kalau tubuh Anda sedang memerlukan oksigen. Namun, ini juga bisa menjadi pertanda bahwa Anda sedang mengalami penyakit ginjal atau penyakit lainnya, seperti:
- penyakit jantung,
- gagal jantung,
- penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),
- hemoglobinopati,
- fibrosis paru,
- ketergantungan nikotin, dan
- apnea tidur.
Ada pula beberapa obat yang bisa meningkatkan produksi sel darah merah, seperti steroid anabolik, doping darah, dan injeksi eritropoietin.
Terakhir, dehidrasi juga menjadi salah satu faktor penyebab tingginya sel darah merah dalam darah. Dehidrasi terjadi ketika komponen cairan dalam plasma darah kurang hingga akhirnya membuat darah menjadi lebih pekat (darah kental).
Jadi, kondisi seperti ini dikenal sebagai polisitemia. Polisitemia sendiri merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan adanya peningkatan jumlah sel darah merah dalam tubuh.
Kebanyakan orang mungkin tidak akan merasakan gejala apa pun. Namun, ada gejala tidak spesifik yang bisa saja dirasakan, seperti:
- sakit kepala,
- gatal-gatal,
- nyeri sendi,
- kelelahan, dan
- pusing.
Penanganan untuk hormon epo yang terlalu tinggi
Dilansir dari Mayo Clinic, saat ini belum ada pengobatan untuk menurunkan produksi hormon epo selain terapi untuk mengurangi komplikasinya. Berikut berbagai terapi yang dimaksud.
1. Pengambilan darah
Tindakan bertujuan untuk mengurangi jumlah sel darah yang berlebih dari tubuh. Banyaknya darah yang diambil tentu bergantung pada tingkat keparahan dari kondisi Anda. Pengambilan darah dilakukan menggunakan jarum atau lebih dikenal dengan flebotomi.
2. Terapi untuk mengurangi rasa gatal
Tingginya jumlah eritrosit akibat hormon eritropoietin yang berlebih bisa memicu rasa gatal. Apabila timbul rasa gatal, dokter akan meresepkan obat seperti antihistamin atau sinar ultraviolet untuk meredakannya.
3. Obat-obat untuk mengurangi jumlah sel darah merah
Beberapa obat yang biasanya dokter resepkan untuk mengurangi jumlah sel darah merah dalam darah antara lain:
Mengingat betapa pentingnya fungsi hormon epo di dalam tubuh, alangkah lebih baik bila Anda menjalani tes eritropoietin sejak dini sehingga segala risiko penyakit yang mungkin muncul bisa dihindari.
[embed-health-tool-bmi]