backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kolik Abdomen, Nyeri Perut Parah yang Terjadi Berulang Kali

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 10/06/2024

Kolik Abdomen, Nyeri Perut Parah yang Terjadi Berulang Kali

Pernahkah Anda merasa nyeri perut hebat yang terjadi berulang-ulang dan hilang timbul? Kondisi yang disebut kolik abdomen ini terjadi akibat kontraksi otot-otot pada organ perut karena penyumbatan atau iritasi. 

Mari kenali penyebab dan cara mengatasinya dalam artikel berikut ini.

Daftar penyebab kolik abdomen

Apa itu kolik abdomen? Kolik abdomen adalah nyeri perut hebat yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan pada usus, kandung empedu, ginjal, atau selaput organ pencernaan

Beberapa penyebab umum kolik abdomen pada orang dewasa meliputi kondisi berikut ini.

1. Kolik bilier

Kolik bilier adalah nyeri perut yang tiba-tiba dan parah yang disebabkan oleh adanya batu empedu yang menyumbat saluran empedu. 

Saluran empedu adalah saluran yang membawa cairan empedu dari kantung empedu ke usus kecil untuk membantu pencernaan. 

Ketika batu empedu menghalangi saluran ini, kantung empedu berkontraksi keras untuk mencoba mengeluarkan batu tersebut, menyebabkan nyeri yang hebat dan mendadak.

Penderitanya biasanya merasakan sakit perut parah dan tiba-tiba yang dapat berlangsung selama beberapa menit hingga berjam-jam.

Rasa sakit dapat dirasakan di bagian tengah perut hingga ke bagian atas perut tepat di bawah tulang rusuk sebelah kanan.

Kolik bilier dapat terjadi kapan saja, tetapi umumnya dapat dialami oleh orang yang sering makan makanan berlemak karena lebih banyak empedu yang dibutuhkan untuk memecah lemak.

2. Kolik ginjal

Kolik ginjal adalah kondisi sakit perut parah dan tiba-tiba yang terjadi akibat adanya batu ginjal (nefrolitiasis) yang menghalangi saluran kemih. 

Nyeri ini disebabkan oleh kontraksi otot yang intens di saluran kemih yang mencoba untuk memindahkan batu yang menghalangi aliran urine. 

Penderita kondisi ini biasanya merasakan nyeri hebat dimulai di punggung atau sisi tubuh di daerah pinggang, di sekitar area ginjal. 

Nyeri dapat menjalar ke perut bagian bawah, selangkangan, dan daerah genital saat batu bergerak melalui ureter.

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu ginjal yaitu dehidrasi, riwayat keluarga, hingga infeksi saluran kemih.

3. Kolik usus

penyebab sakit perut

Kolik usus juga merupakan penyebab kolik abdomen yang  ditandai dengan nyeri perut yang bersifat berulang-ulang. 

Nyeri ini sering kali muncul tiba-tiba dan bisa sangat parah, dengan intensitas yang datang dan pergi. 

Kolik usus dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang mempengaruhi saluran pencernaan.

Lokasi nyeri dapat bervariasi tergantung pada bagian usus yang terkena. Namun, umumnya nyeri dirasakan di daerah perut, sering kali di sekitar pusar atau di perut bagian bawah.

Gejala lainnya yaitu perut kembung, mual, muntah, diare atau konstipasi, serta adanya rasa tidak nyaman pada perut.

Kolik usus dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang mengganggu fungsi normal usus, seperti obstruksi usus, sindrom iritasi usus besar, infeksi usus, penyakit radang usus, dan iskemia usus.

4. Peritonitis

Dikutip dari Mayo Clinic, peritonitis adalah peradangan pada peritoneum, yaitu selaput tipis yang melapisi dinding dalam perut dan menutupi organ-organ dalam rongga perut sehingga menyebabkan kolik abdomen.

Kondisi ini merupakan keadaan darurat medis yang membutuhkan penanganan segera karena dapat menyebabkan komplikasi serius dan bahkan mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan tepat.

Peritonitis bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya infeksi bakteri atau jamur, peritonitis spontan, luka pada perut, hingga komplikasi medis.

Gejala peritonitis bisa bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Biasanya meliputi kolik abdomen berupa nyeri yang terasa tajam, konstan, dan semakin parah, dan memburuk saat bergerak atau menyentuh perut.

Gejala lainnya berupa otot perut menjadi kaku sebagai respons terhadap peradangan, kelelahan, detak jantung cepat, dan tekanan darah rendah.

Apa bedanya kolik dan kembung?

Kolik adalah nyeri perut yang bersifat berulang-ulang, biasanya disebabkan oleh kontraksi otot yang intens di organ berongga seperti usus, saluran empedu, atau saluran kemih. Sementara itu, kembung adalah kondisi di mana perut terasa penuh dan tegang akibat penumpukan gas di dalam saluran pencernaan.

Cara mengatasi kolik abdomen

Secara umum, berikut ini cara penanganan kolik abdomen pada orang dewasa. 

  • Pemberian obat analgesik untuk mengurangi nyeri, antispasmodik untuk meredakan spasme otot usus, dan antibiotik  jika infeksi bakteri teridentifikasi.
  • Pasien sebaiknya mengonsumsi banyak air putih untuk membantu mendorong penyumbatan.
  • Penyesuaian diet untuk menghindari makanan yang dapat memicu gejala.
  • Pada pasien kolik bilier, jika batu empedu terus menyebabkan masalah, prosedur seperti kolesistektomi (pengangkatan kantung empedu) mungkin diperlukan.

    Pada pasien batu ginjal dan batu terlalu besar untuk keluar sendiri, prosedur seperti litotripsi atau ureteroskopi juga mungkin diperlukan.

    Dalam kasus kolik usus yang parah atau jika terdapat komplikasi seperti iskemia, intervensi bedah mungkin diperlukan untuk menghilangkan penyumbatan atau memperbaiki kerusakan.

    Sementara itu, untuk penanganan peritonitis operasi mungkin diperlukan untuk mengatasi penyebab mendasar, seperti memperbaiki fungsi usus atau mengangkat jaringan yang terinfeksi.

    Dalam kasus yang parah, pasien mungkin memerlukan perawatan di unit perawatan intensif (ICU) untuk pemantauan dan penanganan yang intensif.

    Untuk informasi lebih lanjut, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Dokter dapat membuat rencana penanganan sesuai kondisi pasien.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 10/06/2024

    ad iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    ad iconIklan
    ad iconIklan