2. Demam
Selain kelelahan, serangan sistem kekebalan terhadap tubuh juga dapat menimbulkan demam. Berbeda dengan demam biasa, gejala demam akibat penyakit autoimun terjadi secara berulang.
Bila umumnya demam hanya berlangsung 3–5 hari saja, episode demam autoimun dapat berlangsung lebih lama. Meski sedang tidak demam pun, orang-orang dengan penyakit autoimun akan tetap mengalami gejala lainnya.
3. Nyeri sendi
Nyeri dan kaku sendi biasanya menyerang pasien yang memiliki kondisi autoimun seperti arthritis dan lupus. Pada kondisi tersebut, sistem kekebalan malah menyerang jaringan sehat yang ada di persendian atau tulang.
Ketika serangan ini kambuh, pasien akan mengalami nyeri dan kekakuan pada sendi. Terkadang, nyeri disertai dengan sensasi hangat. Beberapa orang juga mengalami bengkak dan kemerahan pada area yang nyeri.
4. Sakit perut

Ciri penyakit autoimun yang satu ini terjadi ketika tubuh tidak bisa mencerna jenis makanan tertentu. Akibatnya, peradangan terjadi dan menimbulkan bengkak di dalam organ Anda.
Tubuh kemudian menganggap peradangan itu sebagai racun atau penyakit yang perlu diobati. Sistem imun pun menyerang organ tersebut untuk menghentikan peradangan. Sayangnya, hal ini malah membuat pembengkakan semakin memburuk.
Beberapa makanan yang biasanya menjadi pemicu gejala ini antara lain daging merah, produk susu, gandum, alkohol, dan makanan yang berkalori tinggi seperti coklat.
5. Pembengkakan kelenjar getah bening
Pembengkakan kelenjar getah bening juga termasuk salah satu gejala yang cukup umum ditemui pada pasien penyakit autoimun.
Biasanya, pembengkakan ini muncul di area leher, ketiak, dan selangkangan. Seiring waktu, pembengkakan bisa berubah ukuran dan bentuknya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar