Mendengar istilah penyakit stroke mungkin sudah tidak asing di telinga Anda. Stroke merupakan suatu sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak yang terjadi secara akut dan ditandai dengan adanya gangguan pada saraf. Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu di dunia dan penyebab kematian nomor tiga di dunia.
Berbagai pengobatan dilakukan untuk mencegah agar gejala yang ditimbulkan tidak semakin menjadi berat. Salah satu obat yang sering digunakan pada penderita stroke yaitu citicoline.
Mengenal obat citicoline
Citicoline (cytidine-5′-diphosphocholine atau CDP-choline) merupakan suatu senyawa yang ditemukan oleh Kennedy pada tahun 1956. Senyawa tersebut mengandung 2 molekul penting yaitu cytidine dan choline, yang merupakan komponen salah satu penyusun membran sel.
Obat citicoline telah banyak dipelajari dan memiliki manfaat untuk kesehatan otak. Obat ini berfungsi mencegah kerusakan otak (neuroproteksi) dan membantu pembentukan membran sel di otak (neurorepair). Oleh karena fungsi citicoline sebagai neuroproteksi dan neurorepair, obat tersebut seringkali diberikan pada penderita stroke. Akan tetapi, masih timbul perdebatan antara manfaat yang signifikan dari penggunaan citicoline.
Amankah obat citicoline untuk pasien stroke?
Citicoline tampaknya masih menjadi obat yang diperdebatkan apakah sebenarnya benar-benar bermanfaat untuk penyakit stroke. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menguji efek dari citicoline. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa citicoline aman digunakan untuk penderita stroke.
Menurut penelitian yang diterbitkan di Journal of Stroke and Cerebrovascular Disease, penggunaan citicoline untuk mengobati stroke diperbolehkan dan mungkin dapat bermanfaat untuk mengurangi tingkat keparahan stroke. Akan tetapi, pengobatan dasar stroke sendiri seperti pengobatan stroke iskemik dengan menggunakan trombolisis masih lebih baik dibandingkan dengan penggunaan citicoline saja.
Penelitian yang dilakukan oleh International Citicoline Trial on Acute Stroke (ICTUS) mengemukakan bahwa pemakaian citicoline tidak memberikan hasil yang bermanfaat bagi pasien yang mengalami stroke. Dari hasil penelitian tersebut, munculah keraguan apakah sebenarnya citicoline sebaiknya digunakan untuk penderita stroke atau tidak. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa pada penelitian ICTUS tersebut, target penelitiannya adalah pasien dengan stroke iskemik akut.
Walaupun penelitian tersebut memberikan hasil yang kurang mendukung untuk penggunaan citicoline pada penderita stroke iskemik yang akut, ternyata penggunaan citicoline ternyata cukup memberikan hasil yang baik pada pasien stroke usia lanjut dan pada pasien yang tidak mendapatkan terapi trombolisis.
Apa manfaat citicoline untuk pasien stroke?
Meskipun ada penelitian yang mengatakan bahwa citicoline tidak begitu bermanfaat untuk stroke iskemik akut, ternyata citicoline dapat memperbaiki penurunan kemampuan daya pikir (kognitif) setelah serangan stroke. Salah satu penelitian yang melihat kegunaan dari citicoline tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Alvarez-Sabin dan kawan-kawan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, didapatkan bahwa penggunaan citicoline selama 12 bulan pada pasien yang mendapatkan stroke iskemik pertama kali terbukti aman dan dapat efektif dalam memperbaiki penurunan daya pikir setelah serangan stroke.
[embed-health-tool-bmi]