Siapa yang tidak kenal karakter fiksi Sherlock Holmes? Ia adalah seorang detektif dari Inggris yang dikenal dengan kecerdasan dan ketajaman daya ingatnya dalam memecahkan kasus-kasus kriminal misterius. Banyak orang percaya bahwa Sherlock Holmes memiliki ingatan fotografis.
Namun, apa sih yang dimaksud dengan ingatan fotografis atau photographic memory? Apakah ada orang yang memiliki jenis ingatan ini dalam kehidupan nyata? Simak jawabannya di bawah ini.
Apa itu ingatan fotografis?
Ingatan fotografis, juga dikenal sebagai memori fotografi, merujuk pada kemampuan seseorang untuk mengingat detail dengan tingkat akurasi yang luar biasa setelah melihat atau mengalami sesuatu hanya sekali.
Merangkum Simply Psychology, memori fotografi bekerja dengan cara menyimpan gambaran suatu objek dalam memori jangka pendek maupun jangka panjang.
Ingatan fotografis menunjukkan kemampuan mengingat seluruh halaman teks atau angka dengan sangat detail.
Seseorang yang memiliki memori fotografis dapat memejamkan mata dan melihat sesuatu dalam mata batinnya seolah-olah mereka baru saja melihatnya, meski setelah berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu setelahnya.
Orang dengan ingatan fotografis mungkin cenderung menggunakan lebih banyak pancaindra mereka, seperti penglihatan, pendengaran, atau bahkan penciuman, untuk membantu memperkuat ingatan mereka.
Misalnya Anda pasti pernah belajar sejarah kerajaan nusantara di bangku sekolah dasar. Orang dengan daya ingat fotografis mampu mengingat secara pasti periode setiap kerajaan beserta wilayah kekuasannya.
Padahal pelajaran itu sudah lewat sepuluh tahun yang lalu. Anda mungkin juga ingat persis plat nomor kendaraan yang menabrak Anda dua bulan lalu, hanya dengan sekilas melihat saja.
Sementara ingatan manusia tidak secanggih dan seakurat itu. Anda mungkin ingat menu sarapan Anda tadi pagi.
Namun, apakah Anda ingat apa menu sarapan Anda dua minggu yang lalu? Sulit sekali untuk mengingatnya, bukan?
Mungkinkah ada orang yang punya ingatan fotografis?
Meskipun konsep ingatan fotografis atau photographic memory ini sering dibahas, keberadaannya masih menjadi subjek perdebatan di kalangan ilmuwan.
Secara ilmiah, belum ada bukti bahwa manusia bisa memiliki ingatan fotografis. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ingatan ini hanya bersifat fiktif belaka.
Kebanyakan orang tidak memiliki ingatan fotografis dalam arti murni. Ingatan yang kuat sering kali terkait dengan penggunaan teknik mengingat khusus, seperti asosiasi yang kuat atau visualisasi yang mendalam.
Misalnya, seorang pelukis mungkin memiliki ingatan visual yang kuat terkait dengan detail-detail visual tertentu, tetapi ini biasanya hasil dari latihan dan fokus yang intensif dalam memperhatikan secara detail, bukan semata-mata karena kemampuan memori fotografi.
Penting untuk dicatat bahwa walaupun beberapa orang dapat memiliki kemampuan mengingat informasi dengan tingkat detail yang luar biasa, kemampuan ini tidak selalu berkorelasi langsung dengan kecerdasan secara keseluruhan.