backup og meta

Efek Minum Air Es Bisa Bikin Sakit Kepala? Ini Alasannya

Alih-alih terasa menyejukkan, minum es atau segelas air dingin pada cuaca panas justru bisa memicu sakit kepala pada sebagian orang. Meskipun tidak membahayakan, efek minum air es bisa menyebabkan migrain sehingga mengganggu aktivitas sehari-sehari.

Sebenarnya, apa sih, yang menjadi penyebab sakit kepala setelah minum es? Lalu, apakah semua orang bisa mengalaminya? Berikut penjelasannya.

Sakit kepala setelah minum air es, apakah berbahaya?

Makanan maupun minuman dingin apa pun sebenarnya dapat memicu sakit kepala, begitu pula air es. Saat Anda minum es, suhu dingin akan menyentuh saraf-saraf yang terdapat pada langit-langit mulut dan menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah kapiler pada area tersebut.

Tubuh Anda akan merespon hal ini dengan berusaha melebarkan kembali pembuluh darah agar suhunya kembali normal. Pada saat bersamaan, efek minum air es ini akan menyebabkan reseptor pada saraf langit-langit mulut mengirimkan sinyal sakit ke otak sebagai tanda bahwa terdapat sesuatu yang tidak beres dengan tubuh Anda.

Nah, efek minum air es inilah yang menimbulkan sensasi beku dan sakit kepala alias brain freeze.

Apa yang harus Anda lakukan jika mengalami sakit kepala setelah minum es?

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Brain freeze: The science behind ice cream headache. https://www.medicalnewstoday.com/articles/244458.php Diakses pada 22 Februari 2019.

How To Cure Brain Freeze. https://www.npr.org/sections/waitwait/2012/01/20/145532490/how-to-cure-brain-freeze Diakses pada 22 Februari 2019.

Versi Terbaru

14/04/2021

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Ririn Sjafriani


Artikel Terkait

Sakit Kepala Setelah Tidur Siang, Apa Sebabnya?

6 Tips Pertolongan Pertama Sakit Kepala pada Anak


Ditinjau oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None · Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Diperbarui 14/04/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan