backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Benarkah Kurang Tidur Bisa Sebabkan Sering Sakit Kepala Sebelah?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 05/05/2021

    Benarkah Kurang Tidur Bisa Sebabkan Sering Sakit Kepala Sebelah?

    Anda sering mengalami sakit kepala sebelah atau sakit migrain akhir-akhir ini? Coba cek lagi pola tidur Anda belakangan ini. Pasalnya, penelitian menemukan bahwa kurang tidur yang sering kambuh bisa sebabkan sakit kepala sebelah, bahkan keduanya berkaitan satu sama lain. Bagaimana bisa? Berikut penjelasannya.

    Kurang tidur sebabkan sering sakit kepala sebelah

    Sakit kepala sebelah atau migrain dan gangguan tidur adalah dua hal yang saling memicu satu sama lain. Bahkan, kedua masalah ini layaknya lingkaran setan yang bisa mengganggu kesehatan tubuh. Bagaimana bisa, ya?

    Dilansir dari laman Verywell, sebuah studi yang diterbitkan pada Journal of the Neurological Sciences tahun 2012 menemukan bahwa banyak pasien dengan keluhan sakit kepala sebelah yang parah, ternyata mengalami kelainan tidur.

    Penelitian lain pun memberikan hasil yang serupa, yakni pasien dengan sakit migrain kronis lebih sering sulit tidur daripada pasien yang mengalami migrain yang hanya sebentar saja.

    Jadi para ahli menyatakan bahwa ada suatu zat yang berperan langsung dalam mengatur siklus tidur maupun berpengaruh dengan gejala sakit kepala sebelah. Zat ini disebut dengan serotonin. Serotonin ini yang mengatur siklus tidur, jika kadarnya di dalam tubuh terganggu maka Anda akan mengalami masalah tidur.

    Nah, kadar serotonin yang tidak imbang juga bisa membuat pembuluh darah menyempit, membuat aliran darah ke otak tidak lancar, hingga akhirnya muncul sakit kepala sebelah.S

    Sebaliknya, sering sakit kepala sebelah bisa membuat kurang tidur

    Meski awalnya hubungan antara kurang tidur dengan sakit migrain belum diketahui secara pasti, temuan yang dilakukan oleh periset dari Missouri State University cukup memberikan bukti terang. Penelitian ini menggunakan sampel tikus dengan memperhatikan pola tidur dengan munculnya rasa sakit kronis pada tikus.

    Satu kelompok tikus dibiarkan tidak tidur selama beberapa hari berturut-turut dan kelompok tikus lainnya tetap memiliki siklus tidur yang normal. Hasilnya, tikus yang kurang tidur menghasilkan sejumlah protein yang memicu rasa sakit kronis, di antaranya protein p38 dan PKA.

    Kedua protein tersebut merupakan jenis protein yang mengatur respon sensorik pada saraf trigeminal di wajah, yaitu saraf yang menyebabkan sakit migrain. Selain itu, kurang tidur juga memicu peningkatan ekspresi protein P2X3, protein yang terkait dengan peningkatan rasa sakit kronis. Ini sebabnya selain kurang tidur sebabkan sakit kepala sebelah, maka orang yang mengalami sakit kepala sering kali mengalami sulit tidur.

    Sakit kepala sebelah juga bisa karena kebanyakan tidur

    Dari sejumlah penelitian yang sudah dilakukan, penyebab sakit kepala sebelah banyak dialami oleh orang yang sering kurang tidur. Akan tetapi, Anda juga bisa sakit kepala sebelah bila Anda terlalu banyak tidur dalam satu waktu.

    Ambil contoh, Anda terbiasa bangun setiap jam 6 pagi saat hari aktif tapi Anda sudah menargetkan untuk bangun lebih siang saat akhir pekan nanti. Alih-alih mendapatkan waktu istirahat yang lebih banyak, hal ini justru dapat memicu sakit migrain.

    Karena itu, menentukan jam tidur dan bangun tidur yang sama adalah hal yang penting. Terlebih bila Anda sering mengalami sakit migrain, Anda sebaiknya menetapkan waktu tidur dan bangun tidur yang sama setiap harinya. Bila Anda terbiasa bangun jam 6 pagi setiap hari, maka lakukanlah hal yang sama di hari Sabtu dan Minggu.

    Migrain dan gangguan tidur adalah dua hal umum yang sering terjadi. Bila Anda mengalami migrain, maka Anda sebenarnya belum tentu akan mengalami gangguan tidur. Begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, bila Anda mengalami salah satunya, segera konsultasikan pada dokter untuk menemukan pengobatan yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 05/05/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan