backup og meta

Webbed Penis

DefinisiCiri-ciriPenyebabPengobatan

Apakah penis Anda tampak seperti menempel dengan skrotum (kantong buah zakar) sehingga tampak lebih pendek? Jika ya, mungkin Anda mengalami kondisi yang disebut webbed penis. Kondisi ini bisa memengaruhi penampilan dan fungsi penis sehingga harus ditangani secara medis.

Webbed Penis

Apa itu webbed penis?

Webbed penis adalah kondisi saat kulit skrotum menempel lebih tinggi ke batang penis. Kondisi ini membuat penis tampak berselaput saat ditarik menjauhi skrotum.

Selaput yang menyelubungi skrotum umumnya hanya menempel sedikit di pangkal penis bagian bawah. Namun, tidak demikian pada kasus webbed penis.

Pada webbed penis, selaput bisa memanjang hingga ke tengah atau bahkan ujung penis. Gangguan pada penis ini juga dikenal secara medis sebagai penoscrotal webbing (PWS).

Meski tidak menimbulkan rasa sakit, selaput tersebut dapat memengaruhi penampilan penis. Kondisi ini bisa menciptakan ilusi bahwa penis tampak lebih pendek dari seharusnya.

Gangguan ini juga dapat menimbulkan kesulitan saat buang air kecil hingga berhubungan intim.

Penoscrotal webbing termasuk langka. Artikel dalam jurnal Urological Science (2020) menyebut bahwa PWS terjadi pada 3,5% laki-laki yang mengidap kelainan uretra (hipospadia).

Ciri-ciri webbed penis

Penis yang berselaput dapat terlihat jelas sejak masa kanak-kanak atau setelah beranjak dewasa, tergantung penyebabnya.

Berikut ini adalah beberapa ciri khas penoscrotal webbing yang bisa Anda kenali.

  • Kulit skrotum tampak menyatu atau menempel ke bagian bawah batang penis.
  • Bentuk penis terlihat lebih pendek dari ukuran sebenarnya.
  • Merasa sulit atau tidak nyaman saat buang air kecil.
  • Tampilan penis tidak simetris saat ereksi.
  • Perasaan tegang atau tertarik pada kulit skrotum saat penis ereksi.
  • Masalah saat berhubungan intim.

Jika Anda melihat ciri-ciri tersebut pada anak Anda atau mengalaminya sendiri, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Penyebab webbed penis

pengobatan hipospadia, penanganan hipospadia

Kelainan penis ini terbagi dalam dua jenis berdasarkan penyebabnya, yakni congenital webbed penis dan acquired webbed penis. Berikut ini penjelasannya.

1. Congenital webbed penis

Ini adalah kelainan bawaan yang sudah ada sejak lahir. Kondisi ini terjadi karena perkembangan jaringan kulit antara penis dan skrotum janin yang tidak sempurna.

Penyebabnya belum diketahui pasti. Akan tetapi, kondisi ini kerap berkaitan dengan gangguan perkembangan genital lainnya, seperti hipospadia dan mikropenis.

2. Acquired webbed penis

Acquired webbed penis biasanya terjadi sebagai komplikasi dari prosedur sirkumsisi atau sunat yang tidak sempurna.

Saat kulit kulup dipotong terlalu dalam dan tidak simetris, jaringan di antara skrotum dan batang penis bisa tertarik dan membentuk selaput. 

Kasus ini bisa muncul pada masa kanak-kanak atau setelah dewasa bila prosedur sunat dilakukan pada usia yang lebih tua.

Perbedaan buried penis dan webbed penis

Buried penis dan webbed penis sama-sama merupakan masalah kesehatan pada penis. Buried penis terjadi saat jaringan lemak perut atau kulit menutupi penis. Sementara itu, webbed penis terjadi saat terdapat kulit skrotum yang menempel lebih tinggi pada batang penis.

Pengobatan penis berselaput

Dokter dapat mendiagnosis penoscrotal webbing dengan melakukan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat tingkat keparahan serta menentukan jenis penanganan yang sesuai. Pada kasus ringan, Anda mungkin tidak memerlukan pengobatan.

Namun, pada kasus sedang hingga berat yang menimbulkan gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari, tindakan bedah skrotum atau scrotoplasty bisa dilakukan.

Scrotoplasty bertujuan untuk menghilangkan kelebihan kulit skrotum pada batang penis. Kemudian, kontur penis akan dibentuk ulang agar tampak normal.

Berikut ini adalah langkah-langkah operasi skrotum yang umumnya dilakukan.

  1. Dokter akan memberikan anestesi umum atau lokal, tergantung pada usia pasien.
  2. Sayatan dibuat pada area di antara skrotum dan penis yang menjadi tempat menempelnya kulit skrotum.
  3. Kulit skrotum yang berlebih akan dipisahkan dan dibentuk ulang.
  4. Terakhir, sayatan akan dijahit dengan teknik khusus agar hasilnya simetris dan tidak mengganggu fungsi penis.

Anda mungkin akan merasakan ketidaknyamanan atau nyeri ringan selama 3–5 hari setelah menjalani prosedur scrotoplasty.

Masa pemulihan setelah operasi untuk penis berselaput ini umumnya membutuhkan waktu 1–2 minggu.

Selama masa pemulihan, Anda disarankan untuk menjaga luka operasi tetap bersih dan kering. Hindari pula aktivitas fisik seperti mengangkat beban berat dan olahraga intens.

Penyembuhan total luka bekas operasi bisa memerlukan waktu sekitar 6 minggu. Selama masa tersebut, jangan berhubungan intim agar luka sembuh sepenuhnya.

Kesimpulan

  • Webbed penis adalah sebuah kondisi saat kulit skrotum menempel lebih tinggi pada batang penis. Kondisi ini juga disebut sebagai penoscrotal webbing (PWS).
  • Masalah kesehatan ini membuat penis terlihat lebih pendek. Pada sebagian kasus, PWS bisa menimbulkan rasa tidak nyaman saat buang air kecil dan berhubungan intim.
  • Penanganan penis berselaput akan dilakukan melalui operasi scrotoplasty. Tindakan ini bertujuan untuk memisahkan dan membentuk ulang kulit skrotum.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Webbed penis: Causes, diagnosis & treatment. (2023). Cleveland Clinic. Retrieved July 4, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24133-webbed-penis

Scrotoplasty: Purpose, procedure, benefits, risks & recovery. (2023). Cleveland Clinic. Retrieved July 5, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/procedures/16476-scrotoplasty

Chao, T., Yang, S. S., Chang, S., & Lin, C. (2020). Webbed penis. Urological Science, 31(5), 200-205. https://doi.org/10.4103/uros.uros_5_20

Li, Y., Zhu, X., Feng, D., Gong, J., Sun, G., Zhang, X., Hu, D., Sha, S., & Han, T. (2020). A modified Scrotoplasty for treating severe Penoscrotal webbing in children. Frontiers in Pediatrics, 8. https://doi.org/10.3389/fped.2020.00551

Bonitz, R. P., & Hanna, M. K. (2016). Correction of congenital penoscrotal webbing in children: A retrospective review of three surgical techniques. Journal of pediatric urology, 12(3), 161.e1–161.e1615. https://doi.org/10.1016/j.jpurol.2016.02.003

Versi Terbaru

15/07/2025

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

7 Penyebab Ereksi Tidak Maksimal pada Penis Pria

Priapismus, Saat Ereksi Penis Terjadi Terus-menerus


Ditinjau oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro · Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Diperbarui 15/07/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan