Bekicot sering ditemukan di pekarangan. Hewan lunak bercangkang ini menghasilkan lendir sebagai pertahanan dirinya. Selain untuk kesehatan kulit, manfaat lendir bekicot untuk paru-paru masih diteliti hingga saat ini.
Benarkah manfaat lendir bekicot untuk paru-paru?
Bekicot termasuk golongan moluska atau hewan bertubuh lunak yang biasa Anda temukan di pepohonan, tanaman, dan tempat yang lembap.
Spesies siput kebun (Cornu aspersum) bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi escargot. Nah, kandungan protein yang tinggi pun tak kalah dengan bahan pangan lainnya.
Selain dagingnya, bekicot juga menghasilkan lendir yang bermanfaat bagi kulit. Manfaat lendir bekicot untuk kulit ini berasal dari sifatnya yang mampu melembapkan kulit dan merangsang produksi kolagen.
Tim peneliti yang dipimpin Sarah Pitt, Ph.D., dosen utama School of Pharmacy and Biomolecular Sciences, University of Brighton, baru-baru ini melakukan penelitian untuk mengetahui efek antimikroba pada lendir bekicot.
Studi ini didasarkan fakta bekicot tinggal di habitat yang rentan akan bakteri. Namun, hewan ini masih tampak sehat meski tubuhnya berkontak langsung dengan tanah maupun pepohonan.
Hal inilah yang mendorong rasa ingin tahu peneliti untuk mencari tahu apakah lendir bekicot mengandung senyawa yang mampu melawan infeksi.
Pada akhirnya, studi ini diharapkan jadi jalan keluar dari masalah resistensi antibiotik, yakni kondisi saat bakteri jadi kebal terhadap obat yang dirancang untuk membunuhnya.
Studi: efek antimikroba dalam lendir bekicot
Penelitian Sarah Pitt dan timnya yang diterbitkan dalam British Journal of Biomedical Science (2019) menguji manfaat lendir bekicot untuk paru-paru.
Protein yang memiliki efek antimikroba dalam lendir bekicot diklaim membantu pengobatan infeksi paru-paru akibat bakteri Pseudomonas aeruginosa pada pasien fibrosis kistik.
Fibrosis kistik atau cystic fibrosis (CF) adalah suatu kelainan yang menyebabkan kerusakan serta memicu produksi lendir tebal dan lengket pada paru-paru.
Strain bakteri Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) yang memicu infeksi paru-paru pada pasien CF kini telah mengalami resistensi terhadap antibiotik sehingga penemuan obat baru tentu berguna untuk menanganinya.
Sarah Pitt, Ph.D.
Peneliti mengekstrak lendir dari bekicot yang hidup di alam liar. Lalu, lendir ini dimurnikan untuk memisahkan setiap jenis protein di dalamnya.
Selanjutnya, peneliti menilai aktivitas antimikroba pada strain P. aeruginosa yang berbeda, baik dari laboratorium maupun sampel bakteri dari pasien CF.
Hasil penelitian menunjukkan setidaknya ada empat jenis protein dalam lendir bekicot yang membantu menghambat pertumbuhan semua strain bakteri P. aeruginosa.
Salah satunya, yakni protein 37,4 kDa atau Aspernin, mampu menyerang bakteri penyebab infeksi paru-paru dan berpotensi sebagai pengobatan baru di masa depan.
Tips aman menggunakan bekicot dan lendirnya
Penggunaan lendir bekicot untuk paru-paru ini masih sebatas penelitian laboratorium dan belum diterapkan pada pasien cystic fibrosis dengan infeksi paru.
Dalam studi sebelumnya, Sarah Pitt juga mengungkapkan kemungkinan memasukan protein murni maupun buatan untuk mengobati infeksi paru-paru dalam bentuk aerosol.
Meski begitu, bukan berarti Anda tidak bisa mendapatkan manfaat bekicot. Daging dan lendir bekicot juga bisa dimanfaatkan asal Anda berhati-hati terhadap risikonya.
Daging bekicot mungkin mengandung parasit berbahaya yang bisa menyebabkan penyakit, terlebih bila bekicot tidak dicuci bersih dan dimasak dengan baik.
Jenis bekicot yang boleh dikonsumsi hanyalah yang sudah diternakkan. Bekicot yang hidup liar di alam bebas tentu lebih berisiko bila Anda konsumsi.
Lendir siput pun sejauh ini sudah banyak digunakan dalam beberapa produk skincare. Namun, patut diingat bahwa lendir siput bisa memicu reaksi alergi pada sebagian orang.
Reaksi alergi terhadap lendir siput pada kulit bisa ditandai dengan gatal, iritasi, dan ruam kulit.
Jika Anda masih ragu tentang manfaat lendir bekicot untuk menjaga kesehatan paru-paru, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter untuk memperoleh informasi lebih lanjut.