backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Ada Bulu Halus di Pori-Pori Wajah, Bisakah Dihilangkan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 11/05/2022

Ada Bulu Halus di Pori-Pori Wajah, Bisakah Dihilangkan?

Ketika pori-pori wajah membesar, Anda mungkin sering menemukan adanya bulu halus di pori-pori wajah yang tampak jelas. Bulu atau rambut halus ini sering dikira sebagai komedo. Jadi, apa sebenarnya bulu-bulu halus ini? Apakah Anda perlu menghilangkannya?

Bulu-bulu halus di pori-pori wajah

Di bawah permukaan kulit terdapat kelenjar kecil yang menghasilkan sebum atau minyak yang membantu melumasi kulit. 

Filamen sebasea (sebaceous filaments) adalah struktur kulit wajah yang menyerupai rambut. Fungsinya adalah memungkinkan sebum mengalir ke permukaan kulit wajah.

Ketika kulit memproduksi sebum secara berlebihan, filamen sebasea dapat terisi. Struktur kulit ini mungkin menjadi terlihat dan menyerupai bulu halus di pori-pori wajah yang membesar.

Jadi, bulu-bulu halus yang Anda dapati muncul di pori-pori wajah sebenarnya merupakan struktur normal pada kulit wajah yang disebut filamen sebasea.

Bulu-bulu halus ini juga bukan jenis jerawat, berbeda dengan komedo putih dan komedo hitam (blackheads).

Karena tampak seperti komedo, Anda mungkin ingin menggosok atau menghilangkannya. Namun, menghilangkan filamen sebasea dapat menimbulkan lebih banyak masalah.

Penyebab tumbuhnya bulu halus di pori-pori wajah

Bulu halus di pori wajah terkadang bisa terlihat sangat jelas atau tidak tampak sama sekali. Kemunculannya dipengaruhi minyak wajah berlebih yang mengisi filamen sebasea.

Jadi, bulu halus di pori-pori wajah lebih sering terjadi pada tipe kulit berminyak atau berpori-pori besar dibandingkan dengan tipe kulit kering dan berpori-pori kecil.

Selain itu, pori-pori wajah yang membesar dan ditumbuhi bulu-bulu halus umumnya menandakan kulit yang meradang.

Peradangan di kulit bisa disebabkan oleh alergi atau iritasi produk perawatan kulit, sunburn (terbakar matahari), purging (proses penyesuaian kulit), infeksi, eksim, dermatitis seboroik, dan sebagainya. 

Sebuah ulasan dari jurnal Clinical (2015) juga menjelaskan pori-pori kulit dapat membesar akibat beberapa faktor seperti:

  • genetik,
  • pola diet tidak sehat,
  • hormonal,
  • efek samping pengobatan,
  • penuaan,
  • ketebalan folikel (tempat tumbuhnya rambut), dan
  • jenis kulit.

Perbedaan bulu halus di pori-pori wajah dengan komedo

bulu halus di pori wajah

Ketika bulu-bulu halus di pori wajah terlihat, mereka bisa tampak seperti komedo sehingga Anda bisa kesulitan membedakannya. 

Di bawah ini adalah perbedaan utama antara komedo dan bulu halus di pori-pori wajah atau filamen sebasea.

1. Struktur

Komedo adalah penyumbatan di bagian atas pori-pori. Penyumbatan ini mencegah minyak keluar melalui pori-pori.

Sementara itu, filamen sebasea adalah struktur tipis seperti rambut yang melapisi bagian dalam pori-pori dan membantu sebum mengalir ke permukaan kulit.

Minyak yang mengalir ke permukaan kulit tidak selalu menyebabkan penyumbatan.

2. Penampilan dan warna

Filamen sebasea terlihat seperti titik-titik gelap pada kulit. Titik-titik ini mungkin juga berwarna kuning, abu-abu, atau bening.

Komedo terdapat di bagian atas pori-pori dan terlihat berwarna sangat gelap. Warna gelap ini muncul akibat debris sel kulit mati, minyak, dan kotoran yang tersumbat dalam pori-pori teroksidasi karena kontak dengan udara.

3. Pengeluaran

Jika seseorang meremas atau mengeluarkan filamen sebasea, objek seperti cacing putih atau kuning akan keluar. Terkadang, struktur kulit ini juga tidak mengeluarkan apa-apa. 

Perlukah menghilangkan bulu halus di pori-pori wajah?

Ketika Anda mencoba menghilangkan bulu halus di pori-pori wajah, hal ini bisa melukai kulit dan menyebabkan jaringan parut (bekas luka).

Hal itu juga dapat merusak dan meregangkan pori-pori, membuatnya tampak lebih besar.

Lagi pula, filamen sebasea merupakan bagian dari struktur normal kulit sehingga tidak berbahaya dan tidak perlu Anda hilangkan. 

Namun, minyak yang menumpuk pada filamen sebasea memang bisa menyebabkan pori-pori tersumbat. Kondisi ini bisa menyebabkan terbentuknya komedo atau jerawat.

Untuk menghindari munculnya masalah pada pori-pori kulit, Anda bisa menjaganya tetap bersih dengan mengontrol produksi sebum alias minyak wajah. 

Menjaga kebersihan pori-pori juga mencegah ukuran pori-pori tampak membesar sehingga bulu-bulu halus di wajah tidak terlihat.

Cara menjaga kesehatan pori-pori wajah

asam salisilat

Penggunaan produk perawatan kulit yang tepat dapat membantu mengurangi produksi minyak di kulit wajah.

Supaya lebih aman dan lembut di kulit, pilihlah produk yang dapat mengontrol sebum, tapi tetap mencegah kulit kering dan iritasi. 

Bahan aktif dalam produk perawatan kulit berikut bisa menjaga pori-pori wajah tetap bersih sehingga bulu-bulu halus tidak lagi terlihat. 

1. Asam salisilat

Asam salisilat dapat membantu mengurangi jumlah minyak pada kulit dan ukuran filamen sebasea.

Asam salisilat larut dalam minyak yang berarti dapat menembus lapisan kulit dalam dan membantu membersihkan pori-pori.

Untuk Anda yang belum pernah menggunakan skincare dengan kandungan asam salisilat, coba mulai dengan satu kali aplikasi setiap hari. 

Jika kulit jadi kering dan terkelupas, kurangi atau beri jarak waktu penggunaannya.

2. Benzoil peroksida

Benzoil peroksida adalah bahan aktif yang umum ditemukan dalam produk skincare untuk mengatasi jerawat. 

Kegunaan senyawa ini adalah membatasi produksi minyak serta mengembalikan ukuran pori-pori kulit yang membesar. 

Namun, benzoil peroksida dapat menyebabkan kekeringan dan pengelupasan kulit yang berlebihan, terutama jika kandungannya cukup tinggi. 

3. Minyak pohon teh (tea tree oil)

Tea tree oil adalah minyak esensial yang sering digunakan orang untuk mengobati jerawat.

Sebuah studi kecil yang diterbitkan dalam Contact dermatitis (2016) menunjukkan bahwa tea tree oil juga dapat membantu mengatasi kulit berminyak.

Namun, minyak ini dapat menyebabkan iritasi dan reaksi alergi. Minyak pohon teh memiliki reaksi alergi yang paling banyak dilaporkan dari minyak esensial lainnya.

4. Tabir surya

Riset dari jurnal Clinical (2015) menunjukkan bahwa paparan sinar matahari jangka panjang dapat pori-pori membesar. Akibatnya, bulu-bulu halus di pori-pori wajah bisa lebih terlihat. 

Orang dengan kulit berminyak dan berpori-pori besar sebaiknya menggunakan tabir surya yang bebas minyak dan noncomedogenic alias tidak menyumbat pori-pori. 

Menggunakan tabir surya yang tinggi kandungan minyak bisa membuat pori-pori tampak lebih besar.

Anda sebaiknya selalu menggunakan tabir surya sebelum beraktivitas di luar ruangan. Batasi juga aktivitas di bawah sinar matahari.

Cara lain menjaga kebersihan pori-pori wajah

Ada beberapa cara lain yang bisa Anda coba untuk menjaga pori-pori wajah tetap bersih. 

  • Tidak memegang kulit dengan tangan kotor dan menggosok-gosok kulit dengan berlebihan.
  • Rajin mandi dan membersihkan wajah menggunakan sabun yang ringan dan tidak mengiritasi.
  • Keringkan  kulit wajah secara perlahan. 
  • Hindari hal atau pemicu yang mengiritasi kulit atau memicu reaksi alergi.
  • Gunakan produk kosmetik secukupnya.
  • Kurangi stres berlebihan.
  • Perbanyak konsumsi air putih, buah, dan sayur.
  • Konsultasi dulu kepada dokter sebelum mencukur, melakukan terapi, atau mencabuti rambut halus di wajah.

Kelenjar sebasea adalah kelenjar penghasil minyak di kulit. Minyak yang disebut sebum ini berperan penting dalam menjaga kelembapan kulit. 

Sebum akan mengalir menuju permukaan kulit melalui filamen sebasea, struktur kulit yang tampak seperti bulu-bulu halus.

Meskipun keberadaannya dapat mengganggu penampilan wajah, bulu-bulu halus pada pori-pori ini sebenarnya tidak berbahaya. 

Anda bisa menjaga kebersihan pori-pori dan mengontrol produksi minyak wajah untuk mengurangi ketampakan bulu-bulu halus pada wajah. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 11/05/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan