Warna kulit kemerahan atau ruam kulit bisa menandakan adanya peradangan atau iritasi pada kulit. Ada juga penyakit kulit argyria yang membuat warna kulit jadi kebiruan seperti tokoh animasi Smurf. Kenali gejala hingga pengobatannya berikut ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Warna kulit kemerahan atau ruam kulit bisa menandakan adanya peradangan atau iritasi pada kulit. Ada juga penyakit kulit argyria yang membuat warna kulit jadi kebiruan seperti tokoh animasi Smurf. Kenali gejala hingga pengobatannya berikut ini.
Argyria (argiria) adalah suatu kondisi yang menyebabkan kulit Anda menjadi biru atau abu-abu.
Biasanya, perubahan warna kulit menjadi kebiruan karena kurangnya kadar oksigen di dalam tubuh. Namun pada kondisi ini, penyebab utamanya adalah paparan dosis besar atau kontak terlalu lama dengan perak.
Warna kulit normal pada manusia berkisar dari putih pucat hingga cokelat muda, cokelat tua (sawo matang), dan hitam.
Jadi, warna kulit yang kebiruan bisa menunjukkan ada yang bermasalah dengan tubuh Anda.
Memang kondisi ini jarang terjadi dan tidak mengancam jiwa. Namun, dampak yang ditimbulkannya bisa mengurangi kualitas hidup sehingga perlu perawatan medis.
Penyakit ini cukup langka terjadi jika dibandingkan dengan penyakit kulit lain, seperti eksim atau psoriasis.
Namun, argiria bisa menyerang siapa saja yang memang masuk dalam kelompok orang yang berisiko.
Gejala utama dan paling jelas dari penyakit kulit ini adalah berubahnya warna kulit menjadi biru keabu-abuan.
Ini mungkin dimulai dengan area kecil atau hanya dengan sedikit semburat, tetapi akhirnya bisa menutupi seluruh tubuh Anda.
Pada sebagian orang dengan kondisi ini ini, perubahan warna bisa terjadi pada gusi. Di samping itu, perubahan warna kulit terjadi pada area tubuh berikut ini.
Keparahan perubahan warna tergantung dengan jumlah perak yang masuk ke dalam tubuh.
Jika Anda telah terpapar perak dalam kadar tinggi, argyria dapat berkembang cukup cepat.
Dalam beberapa kasus, perkembangannya bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Ini bisa terjadi ketika memakai produk yang mengandung sedikit kandungan perak.
Efek dari paparan perak ini bisa membuat area kulit yang terkena sinar matahari berubah lebih gelap daripada area tubuh lain yang tertutup pakaian.
Jika Anda mengalami gejala yang disebutkan di atas, segera periksa ke dokter. Mendapatkan perawatan lebih awal sangat mungkin untuk mencegah atau memperlambat keparahan gejala.
Penyebab utama dari penyakit kulit ini adalah paparan perak pada tubuh, entah itu karena kontak kulit dengan perak, menelan sesuatu yang mengandung perak, atau menghirup perak.
Perak sebenarnya adalah zat alami dan ditemukan pada makanan, air, bahkan udara.
Beberapa produk yang Anda gunakan sehari-hari juga mungkin mengandung perak, seperti perban, salep, atau obat tetes mata.
Itu sebabnya, ada dapat terpapar dengan sejumlah kecil perak setiap harinya dan masuk ke tubuh melalui mulut, selaput lendir, atau kulit.
Dalam seminggu, sebagian besar perak yang masuk ke tubuh akan dikeluarkan bersama urine dan feses.
Namun bila paparannya cukup banyak, tubuh akan kesulitan untuk membuangnya.
Alhasil, perak yang tidak terbuang akan disimpan di kulit dan jaringan lain sehingga memungkinkan terjadinya penumpukan.
Nantinya, penumpukan perak ini yang akan mengubah warna kulit jadi biru keabu-abuan.
Pada kasus langka, penyakit ini juga bisa terjadi di mata yang disebut dengan ocular argyrosis. Penyebabnya adalah penggunaan obat tetes mata secara berlebihan.
Gangguan pada kulit ini bisa terjadi pada siapa saja. Namun, orang dengan faktor risiko tertentu lebih mungkin terkena penyakit ini di kemudian hari.
Berikut adalah faktor-faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami argiria, dikutip dari situs Dermnet NZ.
Argyria adalah kondisi langka sehingga masih minim diketahui banyak orang.
Karena masih kurangnya informasi mengenai argiria, ahli medis bisa keliru mendiagnosis kondisi ini.
Kabar baiknya, penyakit ini bisa ditegakkan diagnosisnya dengan prosedur biopsi kulit.
Dokter akan mengambil sejumlah kecil jaringan kulit yang bermasalah, kemudian membawanya ke laboratorium untuk diamati dengan mikroskop.
Mungkin Anda juga perlu menjalani serangkaian tes kesehatan lain untuk membantu penegakan diagnosis.
Beberapa laporan menyarankan penggunaan hidrokuinon untuk mengurangi jumlah butiran perak di lapisan kulit bagian atas dan di sekitar kelenjar keringat.
Perawatan menggunakan selenium juga bisa membantu. Namun, hingga kini belum terbukti efektif sehingga masih perlu dilakukan uji coba lebih mendalam.
Penelitian menunjukkan jika pemakaian laser yang disebut dengan laser QS Nd:YAG 1064 nm dapat mengatasi masalah perubahan warna kulit yang dialami pasien.
Namun, langkah terpenting yang harus pasien lakukan adalah mencegah paparan perak lebih lanjut. Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan.
Meski terbilang langka, Anda perlu mengenal penyakit kulit ini.
Dengan begitu, tindakan pencegahan seperti mengurangi paparan perak serta kewaspadaan diri dengan munculnya gejala bisa dilakukan.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar