backup og meta

Amankah Pakai Bawang Putih untuk Mengobati Kutu Air?

Amankah Pakai Bawang Putih untuk Mengobati Kutu Air?

Kutu air merupakan salah satu penyebab kaki gatal. Kondisi ini terjadi akibat pertumbuhan jamur pada kaki yang tidak terkendali dan menyebabkan infeksi. Nah, bawang putih dikenal sebagai salah satu pengobatan rumahan untuk kutu air. Namun, amankah pengobatan kutu air dengan cara ini?

Apakah bawang putih bisa mengobati kutu air?

Pengobatan kutu air dengan bawang putih tidak dapat dilakukan oleh semua orang. Studi paling baru tahun 2017 menyebutkan penggunaan bawang putih secara langsung bisa menimbulkan masalah kulit.

Studi terbitan International Wound Journal ini mengatakan aplikasi bawang putih pada kulit dapat menyebabkan iritasi parah, dermatitis kontak, bahkan reaksi alergi bagi sebagian orang.  

Bawang putih memang berpotensi untuk menyembuhkan kutu air. Rempah yang sering digunakan masyarakat untuk memasak ini memiliki sifat antijamur dan antiradang.

Namun, bukan berarti Anda bisa langsung mengoleskan bawang putih pada kulit, apalagi jika area tersebut mengalami infeksi jamur. Risiko iritasi akan lebih tinggi.

Memang ada beberapa penelitian lama yang menunjukkan potensi bawang putih untuk meredakan kutu air.

Studi tahun 2000 pada Journal of the American Academy of Dermatology mengatakan bahwa manfaat bawang putih dapat digunakan dalam pengobatan tinea pedis jangka pendek.

Studi dalam Mycoses di tahun 1996 juga mendukung hal ini. Bawang putih dapat menjadi pengobatan alami kutu air, bahkan gejalanya mereda dalam 7 hari pemakaian rutin.

Namun, penggunaannya belum terbukti aman untuk kulit. Jika tetap ingin mencoba pengobatan alami ini, sebaiknya konsultasikan terlebih dulu dengan dokter kulit.

Penting Anda ketahui

Jangan gunakan bawang putih sebagai pengobatan utama kutu air, tapi hanya sebagai pengobatan pendukung. Gunakan obat-obatan medis atas saran dokter sebagai pengobatan utama.

Cara lain mengobati kutu air secara alami selain dengan bawang putih

mengobati kutu air

Untuk mengobati kutu air, terdapat beberapa cara yang dinilai lebih efektif dibandingkan dengan bawang putih. Cara lainnya dipaparkan dalam penjelasan berikut.

1. Minyak tea tree

Penelitian terbitan International Journal of Environmental Research and Public Health mengatakan bahwa minyak tea tree efektif membunuh jamur, salah satunya jamur penyebab kutu air.

Sebelum menggunakannya, sebaiknya encerkan minyak tea tree dengan minyak pelarut terlebih dulu, seperti minyak zaitun, minyak biji bunga matahari, atau minyak kelapa.

Cara ini bertujuan menghindari risiko iritasi kulit dari minyak esensial.

2. Hidrogen peroksida dan iodin

Sebuah penelitian BMC Research Notes menyebutkan bahwa perpaduan antara hidrogen peroksida dengan iodin ampuh membunuh berbagai jenis jamur. Salah satunya jamur penyebab kutu air.

Untuk menggunakannya, gabungkan kedua larutan ini dalam ember. Kemudian, celupkan area kaki terutama yang mengalami kutu air ke dalam ember berisi larutan.

Anda juga bisa mengaplikasikan gabungan kedua larutan ini menggunakan kapas ke area kutu air.

3. Gunakan hair dryer dan bedak tabur

Jamur tidak akan tumbuh dan berkembang jika tidak berada di lingkungan yang lembab. Untuk itulah, jaga kaki agar tetap kering, terutama di sela-sela jari agar kutu air segera hilang. 

Apabila handuk atau keset tak cukup mengeringkan kaki, gunakan hair dryer atau bedak tabur untuk memastikan kulit benar-benar kering.

4. Baking soda

Cara lain untuk mengobati kutu air ialah dengan menggunakan baking soda.

Baking soda alias sodium bicarbonate memiliki kandung antijamur saat digunakan pada kulit.

Untuk menggunakannya, campurkan setengah cangkir soda kue dalam air hangat di ember besar. Setelah itu, rendam kaki yang mengalami kutu air selama 15 hingga 20 menit. Setelah selesai, keringkan kaki sampai benar-benar kering.

Apabila cara mengatasi kutu air dengan cara alami, termasuk dengan bawang putih, tidak berhasil, Anda dapat menggunakan pengobatan medis.

Obat antijamur untuk kutu air bisa dengan mudah diperoleh di apotek dengan bentuk krim, gel, semprotan, dan bedak tabur.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Li, W., Shi, Q., Dai, H., Liang, Q., Xie, X., & Huang, X. et al. (2016). Antifungal activity, kinetics and molecular mechanism of action of garlic oil against Candida albicans. Scientific Reports, 6(1). doi: 10.1038/srep22805.

Hayat, S., Cheng, Z., Ahmad, H., Ali, M., Chen, X., & Wang, M. (2016). Garlic, from Remedy to Stimulant: Evaluation of Antifungal Potential Reveals Diversity in Phytoalexin Allicin Content among Garlic Cultivars; Allicin Containing Aqueous Garlic Extracts Trigger Antioxidants in Cucumber. Frontiers In Plant Science, 7. doi: 10.3389/fpls.2016.01235.

Chiriac, A., Chiriac, A., Naznean, A., Podoleanu, C., & Stolnicu, S. (2017). Self-medication garlic-induced irritant skin lesions – case series. International Wound Journal, 14(6), 1407-1408. doi: 10.1111/iwj.12818.

Ledezma, E., Sousa, L. D., Jorquera, A., Sanchez, J., Lander, A., Rodriguez, E., … & Apitz‐Castro, R. (1996). Efficacy of ajoene, an organosulphur derived from garlic, in the short‐term therapy of tinea pedis. Mycoses, 39(9‐10), 393-395.

Rogawansamy, S., Gaskin, S., Taylor, M., & Pisaniello, D. (2015). An Evaluation of Antifungal Agents for the Treatment of Fungal Contamination in Indoor Air Environments. International Journal Of Environmental Research And Public Health, 12(6), 6319-6332. doi: 10.3390/ijerph120606319.

Zubko, E., & Zubko, M. (2013). Co-operative inhibitory effects of hydrogen peroxide and iodine against bacterial and yeast species. BMC Research Notes, 6(1). doi: 10.1186/1756-0500-6-272.

Letscher-Bru, V., Obszynski, C., Samsoen, M., Sabou, M., Waller, J., & Candolfi, E. (2012). Antifungal Activity of Sodium Bicarbonate Against Fungal Agents Causing Superficial Infections. Mycopathologia, 175(1-2), 153-158. doi: 10.1007/s11046-012-9583-2.

Jamaluddin, J., & Jamil, S. (2023). An Unexpected Reaction to Topical Garlic Medicament – A Case Report of Irritant Contact Dermatitis Successfully Managed in Primary Care. Cureus. doi: 10.7759/cureus.33657.

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Kaki Gatal saat Lari? 7 Hal Ini Mungkin Penyebabnya

5 Bahaya Kebanyakan Makan Bawang Putih bagi Kesehatan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Annisa Nur Indah Setiawati · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan