Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Kutil di leher adalah pertumbuhan jaringan abnormal pada kulit yang diawali dengan benjolan kecil dan terjadi di kulit leher. Seperti kutil pada umumnya, kutil di leher memiliki tekstur yang kasar dan kering saat disentuh.
Kutil biasanya tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun, kemunculannya di area leher mungkin mengganggu penampilan. Sehingga, banyak yang melakukan segala cara untuk segera melenyapkannya.
Kutil juga termasuk penyakit kulit menular dan bisa menginfeksi orang lain melalui kontak fisik dengan orang yang memilikinya.
Kutil yang muncul di leher serupa dengan kutil pada umumnya. Seperti yang telah disebutkan, kutil ditandai dengan munculnya benjolan kecil yang bertekstur kasar.
Warnanya bisa bervariasi, dari putih, merah muda, atau abu-abu kecoklatan. Ada juga kutil yang muncul dengan titik-titik hitam. Titik-titik ini merupakan bentuk penggumpalan pembuluh darah kecil.
Namun, terdapat pula jenis kutil lainnya yang berbeda dari kutil yang umum, misalnya kutil datar.
Kutil yang datar tidak membentuk benjolan yang menonjol seperti kutil biasa. Teksturnya halus dan berwarna merah muda. Ukurannya pun lebih kecil dari kutil lainnya.
Kutil di leher ini memang jarang ditemui, tetapi ketika muncul seringnya dalam ukuran yang besar.
Kutil disebabkan oleh infeksi virus Human papillomavirus (HPV). Virus ini memiliki 150 jenis, tetapi hanya sedikit yang dapat menyebabkan kutil di kulit.
Virus ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual tanpa pengaman, kontak fisik dengan orang yang terinfeksi, atau menggunakan barang-barang yang sama dengan penderita seperti handuk atau pakaian.
Nah, kutil yang muncul di leher dapat terjadi bila Anda langsung menggaruk atau menyentuh area tersebut setelah menyentuh kutil.
Infeksi virusnya dimulai pada lapisan basal epidermis kulit. Kemudian, virus ini menyebabkan pembelahan sel pada keratinosit serta menimbulkan penebalan kulit, lalu memproduksi partikel virus yang menular.
Seseorang akan lebih berisiko terhadap kondisi ini bila:
Mengingat kemunculan kutil merupakan kondisi yang cukup umum, Anda yang tidak termasuk atau memiliki faktor-faktor di atas belum tentu sepenuhnya terbebas dari risiko.
Awalnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu dengan melihat kondisi kutil yang tumbuh di leher Anda.
Dokter juga akan menanyakan seputar riwayat kesehatan Anda atau bila Anda telah melakukan kontak dengan pasien yang juga telah terinfeksi.
Untuk menegakkan diagnosis, Anda perlu menjalani tes lanjutan seperti tes biopsi kulit. Metode ini bisa dilakukan dengan hanya mengikis lapisan atas kutil atau mengambil sebagian kecil dari jaringan kutil.
Nantinya, sampel kutil di leher yang telah diambil akan diperiksa di laboratorium untuk memastikan apakah terdapat virus atau tidak.
Kutil seringnya bisa menghilang sendiri tanpa pengobatan. Namun, hal ini memakan waktu satu hingga dua tahun. Bila Anda merasa terganggu dengan kehadirannya, Anda bisa langsung menyingkirkannya dengan obat kutil.
Selain menghancurkan kutil, pemberian obat juga difungsikan untuk merangsang respons sistem kekebalan tubuh agar dapat melawan virus.
Obat yang paling sering diberikan yakni obat kutil dengan asam salisilat. Obat ini bekerja dengan menghilangkan lapisan kutil sedikit demi sedikit.
Pemberian obat tersebut akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan terapi pembekuan yang harus dilakukan di rumah sakit. Nantinya, dokter akan memberikan nitrogen cair di atas kutil di leher. Cairan nitrogen ini akan membeku dan membuat lepuhan di sekitar kutil.
Dalam kurun waktu seminggu, kutil yang telah menjadi lepuhan terkelupas dan mati. Sayangnya, terapi ini bisa meninggalkan bekas luka berupa perubahan warna kulit.
Selain itu, Anda bisa mengobati kutil dengan operasi kecil atau perawatan laser. Operasi kecil dilakukan dengan membedah jaringan kutil dan mengangkatnya.
Sedangkan perawatan laser akan membakar jaringan yang terinfeksi sehingga jaringan tersebut mati dan kutil bisa rontok.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar