Setiap orangtua tentu memiliki cara yang berbeda-beda dalam mendidik anak balita supaya nurut dengannya. Ada yang lebih sabar, tapi ada pula yang cenderung marah-marah atau bahkan melibatkan kekerasan, seperti menjewer, memukul, atau membentak.
Nah, salah-salah dalam dalam mendidik anak balita malah bisa membuat ia semakin membangkang dan kabur dari tanggung jawab. Daripada pakai kekerasan yang membuang-buang energi, lebih baik pakai cara yang lebih halus, tapi fokus dan ampuh mendisiplinkan anak balita. Berikut penjelasannya.
Cara mendidik balita supaya nurut
Usia balita merupakan masa di mana si Kecil masih ingin bebas melakukan hal sesukanya.
Ia cenderung jauh lebih aktif dan mampu mengkomunikasikan keinginan dan kebutuhan mereka. Saat itu pula, kepribadiannya mulai terbentuk.
Agar menjadi anak yang nurut dan disiplin, berikut ini terdapat beberapa cara mendidik balita yang bisa orangtua lakukan di rumah.
1. Kenali pemicu tantrum pada anak
Tantrum adalah kejadian yang wajar terjadi pada setiap anak. Maka dari itu, setiap orangtua harus tahu betul apa yang membuat anaknya tantrum dan rewel.
Kebanyakan anak memang akan memiliki emosi yang meledak-ledak saat merasa lapar atau mengantuk. Nah, sebaiknya hindari waktu-waktu ini saat Anda ingin mengajarkan anak.
Pada tahap ini, diperlukan kerja sama yang baik antara Anda dan si Kecil agar proses mendidik balita berjalan dengan lancar.
Anda mungkin akan merasa frustrasi ketika anak Anda yang berusia 1 tahun berteriak, menendang, memukul, dan melempar makanan.
Kalau anak masih tantrum, termasuk jika tantrum di tempat umum, berikan mainan kesukaannya terlebih dahulu agar suasana hatinya lebih baik.
Setelah itu, Anda bisa kembali mengajaknya bermain sambil belajar bertanggung jawab dengan apa yang si Kecil lakukan.
Jangan lupa untuk berikan pujian pada si Kecil saat ia berhasil melakukan kegiatan positif versi dirinya.
Bagian terpenting adalah tetap tenang sambil renungkan kembali tentang bagaimana cara mendidik anak usia 1 tahun agar lebih disiplin.
2. Ikuti pola pikir anak
Cara mendidik anak balita agar nurut, yakni dengan mengikuti pola pikir si Kecil. Memang sangat mudah untuk merasa kesal saat si Kecil membuat seisi rumah berantakan.
Hari ini mungkin si Kecil menggambar seluruh dinding rumah dengan krayon. Lalu keesokannya, ia mengambil mainan dan menyebarkannya tanpa membereskan lagi.
Anda tentu pusing dibuatnya. Namun ingat, pola pikir Anda tentu berbeda dengan pola pikir si Kecil.
Mungkin bagi Anda membereskan mainan adalah hal yang mudah dan dapat cepat diselesaikan, tapi belum tentu untuk anak.
Jadi, cobalah untuk mengikuti pola pikir anak.
Alih-alih kesal karena si Kecil tidak mau disuruh untuk membereskan mainannya, Anda bisa ikut membantu membereskan mainan anak tersebut dan memberi contoh yang baik padanya.
3. Ciptakan lingkungan yang kondusif
Sekarang Anda sudah tahu bahwa si Kecil sedang mengalami rasa penasaran yang tak ada habisnya dan ingin menjelajahi semua hal baru.
Nah untuk itu, hindari berbagai godaan yang dapat membuyarkan konsentrasi anak.
Menurut Rex Forehand, Heinz, dan Rowena Ansbacher, profesor psikologi di University of Vermont, orangtua perlu menciptakan suasana yang kondusif sebagai salah satu cara mendidik anak balita agar nurut.
Bahkan saat si Kecil mulai membangkang, Anda tidak boleh menghukum anak, tetapi justru memindahkan mereka ke aktivitas lain yang dapat mengalihkan perhatiannya.
4. Ajarkan komunikasi dengan kosakata baru
Cara mendidik anak usia 1 tahun agar cerdas dan berperilaku dengan baik, yakni dengan mengajarkan kosakata baru saat berkomunikasi sehari-hari.
Pada usia 1 tahun seharusnya anak sudah mulai tahu dan mengenal beberapa kosakata baru dari orangtuanya.
Pada usia ini, anak akan belajar menggabungkan kata-kata untuk membentuk kalimat pendek atau pertanyaan.
Beberapa kata atau frasa yang mungkin dapat diucapkan dan dipahami anak usia 1 tahun, yakni mengenal anggota tubuh, nama binatang, kendaraan, warna, dan masih banyak lagi.
5. Jangan ragu untuk memberi hukuman pada anak
Banyak orangtua yang tak tega jika harus memberikan hukuman pada anaknya. Sebenarnya, ini juga diperlukan untuk menunjukkan sikap tegas dalam mendidik anak supaya nurut dengan orangtua.
Akan tetapi, Anda perlu ingat, Anda juga harus mengukur hukuman yang diberikan pada si Kecil.
Hukuman yang diberikan sebaiknya jangan yang terlalu memberatkan. Hal ini hanya dilakukan untuk membuat si Kecil belajar disiplin.
Jika sudah selesai memberikan hukuman, minta anak Anda berjanji untuk tidak akan mengulanginya lagi.
Dengan demikian, si Kecil akan belajar bahwa tidak semua hal dapat ia lakukan begitu saja, terlebih jika itu merugikan orang lain.
Anak-anak tidak pernah pandai mendengarkan orang tua mereka, tetapi mereka tidak pernah gagal untuk meniru mereka.
James Baldwin
6. Tetap bersikap tenang
Hindari memarahi atau membentak anak balita saat ia tidak mau disiplin. Pasalnya, hal ini hanya akan membuat pesan positif yang Anda utarakan hilang begitu saja di benak si Kecil.
Ketika si Kecil menangkap aura negatif dari amarah orangtua, ia hanya akan melihat bentuk emosinya dan tidak akan mendengar apa yang Anda katakan.
Usahakan untuk tetap bersikap tenang di depan si Kecil. Tarik napas dalam-dalam, hitung sampai tiga, dan tatap mata anak Anda dalam-dalam.
Menegur dan bersikap tegas bukan berarti harus disertai dengan emosi, bukan?
7. Berpikir positif
Tenang, tidak ada orangtua yang sempurna. Tidak perlu membanding-bandingkan kedisiplinan anak Anda dengan anak lain seusianya.
Sebab, setiap anak memiliki masa perkembangan yang berbeda-beda dan tidak bisa disamakan. Lakukan saja hal-hal terbaik yang Anda mampu lakukan.
Tidak peduli seberapa stres Anda berusaha mendidik anak balita agar disiplin, tetaplah berpikir positif.
Percayalah bahwa Anda mampu mendidik anak dengan sebaik-baiknya. Mintalah bantuan pasangan atau dokter anak untuk mendapatkan saran terbaik dalam mendisiplinkan anak.
8. Konsisten menjadi panutan yang baik
Seorang spesialis perkembangan anak menyatakan bahwa anak balita usia 1 sampai 3 tahun akan berusaha keras untuk memahami perilaku orang-orang di sekitarnya.
Pola asuh yang diterapkan secara rutin dan konsisten dapat membuat anak merasa lebih aman dan terlindungi.
Pasalnya, anak menjadi tahu apa yang diharapkan oleh orangtuanya, sehingga dapat bersikap lebih tenang saat diberikan perintah.
Sementara jika Anda tidak konsisten, maka si Kecil akan merasa bingung.
Hal ini akan membuat sinyal anjuran dan larangan di otak anak bercampur, sehingga anak tak tahu mana yang boleh dan tidak boleh.
Maka dari itu, tidak heran bila lambat laun anak menjadi tidak disiplin.
Lakukan aktivitas tersebut berkali-kali hingga si Kecil mengerti dengan perintah yang Anda berikan.
Si Kecil akan menyerap perintah dan belajar melakukan hal yang sama setelah empat atau lima kali kejadian berulang.