4. Teori perkembangan kognitif

Teori perkembangan kognitif mengacu pada perkembangan cara berpikir dan mental anak.
Teori ini juga melihat pengaruh proses berpikir pada cara anak memahami dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Pada teori ini, perkembangan anak terbagi ke dalam 4 tahap berikut.
Tahap sensormotorik
Tahap ini terjadi dari awal kelahiran hingga usia 2 tahun ketika kemampuan sensorik dan motorik anak baru saja berkembang.
Pada tahap ini, perilaku hanya terbatas pada respons terhadap rangsangan pada kedua kemampuan tersebut.
Tahap pra-operasional
Tahap ini dialami pada usia 2 hingga 6 tahun, yaitu ketika anak mulai belajar penggunaan bahasa.
Meski begitu, anak belum sepenuhnya paham dalam menggunakan logikanya sehingga tidak mampu mencerna informasi dengan sempurna.
Tahap operasional konkrit
Tahap ini terjadi pada usia 7 hingga 11 tahun. Di tahap ini, anak sudah dapat memahami fungsi mentalnya dengan lebih baik.
Anak mampu berpikir dengan lebih logis dan memahami hal yang lebih rumit.
Tahap operasional formal
Ini merupakan tahap akhir dan terjadi pada usia 12 hingga usia dewasa.
Pada tahap ini, kemampuan berpikir sudah berkembang dengan sempurna, sehingga anak akan mampu memahami hal-hal yang lebih rumit dari sebelumnya.
Ambil contohnya, anak sudah mulai mampu menyusun rencana secara sistematis.
5. Teori keterikatan
Pada teori ini, dipercaya bahwa keterikatan anak dengan seseorang secara sosial sangat berpengaruh pada perkembangannya. Bahkan, ini juga dapat memengaruhi hubungan sosial anak untuk seumur hidup.
Sebagai contoh, hubungan antara anak dengan pengasuhnya dapat memengaruhi cara anak bersosialisasi di kemudian hari.
Teori ini berdasarkan pada pemikiran bahwa anak lahir dengan kebutuhan untuk membentuk keterikatan dengan orang lain. Keterikatan ini yang nantinya anak membentuk kepribadian anak.
Anak yang mendapat dukungan dan perhatian dari orang lain akan merasa lebih aman dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Sementara anak yang kurang mendapat perhatian dapat memiliki kesulitan dalam membentuk keterikatan dalam bersosialisasi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar