backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Anak Sering Kembung atau Sakit Perut Setelah Minum Susu? Ini Penyebabnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Fatin Nur Jauhara · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

Anak Sering Kembung atau Sakit Perut Setelah Minum Susu? Ini Penyebabnya

Si Kecil mengeluh kembung, mual, dan sakit perut setelah minum susu? Jangan sepelekan hal ini karena proses belajar jadi terhambat karena si Kecil kembung atau punya masalah pencernaan.

Pada dasarnya, tidak semua anak memiliki kecocokan dengan beberapa kandungan susu yang ia konsumsi. Lantas, apa penyebab kondisi, kembung, dan sakit perut setelah anak minum susu? Berikut penjelasannya.

Penyebab mual setelah minum susu

Anak-anak di atas satu tahun berada pada masa pertumbuhan yang cepat dan memerlukan bekal nutrisi yang baik untuk menyempurnakan tumbuh kembangnya. 

Salah satu nutrisi yang diperlukan adalah susu sapi yang mengandung nutrisi untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya.

Susu sapi mengandung komposisi unik untuk si Kecil, seperti asam amino, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Kandungan tersebut bermanfaat untuk:1

  • Mendukung pertumbuhan1
  • menjaga kesehatan tulang,1 
  • memberikan energi,1
  • Mendukung daya tahan tubuh,1 dan 
  • Mendukung perkembangan otak.2
  • Namun, sebagian anak tidak bisa mendapatkan manfaat susu sapi tersebut karena terkendala mual atau gangguan pencernaan setelah minum susu.

    Gangguan pencernaan ini bisa terjadi karena si Kecil memiliki pencernaan yang belum berkembang sempurna sehingga susu tidak terserap maksimal. Salah satu kondisi yang sering mendasari masalah ini adalah intoleransi laktosa.3

    Pada kondisi normal, laktosa atau gula dalam susu akan dipecah menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim laktase.3

    Namun, pada anak yang mengalami intoleransi laktosa, enzim laktase yang dihasilkan tidak cukup, sehingga laktosa tidak bisa tercerna dengan baik.3

    Akibat dari kondisi tersebut, bakteri dalam usus besar melakukan proses fermentasi laktosa menjadi asam dan gas.4

    Laktosa yang terfermentasi tersebut yang menyebabkan si Kecil alami ketidaknyamanan pencernaan.4 Umumnya, gejala intoleransi laktosa, seperti perut kembung, sakit perut, hingga diare muncul 30 menit sampai dua jam setelah si Kecil minum susu.5

    Gejala yang mirip dengan intoleransi laktosa juga dapat dialami pada anak yang sensitif terhadap beta kasein A1, yang umumnya terdapat dalam susu sapi.3

    Bagaimana cara mengatasi ketidaknyamanan pencernaan?

    Gejala pencernaan seperti kembung, sakit perut dan diare menimbulkan ketidaknyamanan bagi si Kecil. Meski demikian, Mam & Pap tidak perlu memberhentikan semua asupan produk susu untuk si Kecil. 

    Dengan melihat gejala yang timbul, Mam & Pap bisa memilih mana makanan yang harus diganti dan mana makanan yang tetap bisa dikonsumsi.

    Mengganti jenis susu anak

    Saat si Kecil menunjukan gejala mual setelah minum susu sapi, Mam & Pap perlu sigap untuk menggantikan susu yang dikonsumsi dengan susu lainnya yang memberikan nutrisi yang sama. Salah satu yang bisa Mam & Pap coba, yaitu susu sapi A2.

    Berdasarkan sebuah studi, mengganti susu sapi konvensional dengan susu sapi A2 menurunkan gejala ketidaknyamanan pencernaan yang disebabkan oleh beta kasein A13.

    Susu sapi pada umumnya mengandung dua jenis protein, yaitu beta-kasein A1 dan beta-kasein A2. Susu sapi konvensional yang memiliki kandungan beta-kasein A1 akan dipecah menjadi beta-casomorphine 7 (BCM-7) di saluran cerna. Senyawa ini menjadi penyebab timbulnya gangguan pencernaan pada sebagian orang yang sensitif.3

    Berbeda dari susu sapi konvensional, susu sapi A2 memiliki protein dengan jenis beta-kasein A2 saja, sehingga lebih sedikit menghasilkan BCM-7. Hal ini membuat proses pencernaan si Kecil menjadi lebih mudah.3

    Menurut studi lainnya, kelompok anak yang diberikan susu sapi A2 menunjukkan toleransi yang lebih baik dalam mencerna protein dibandingkan kelompok anak yang diberikan susu sapi konvensional.6 

    Studi tersebut menunjukan bahwa gejala ketidaknyamanan pencernaan, seperti konstipasi, diare, sering buang angin, keluhan sakit perut, perut kembung, dan rewel sangat menurun pada kelompok anak yang mengonsumsi susu sapi A2.6

    Ketidaknyamanan pencernaan pada anak perlu diatasi dengan segera. Pasalnya, kondisi ini sering kali menjadi penyebab terhambatnya proses belajar si Kecil karena beragam keluhan yang timbul.7

    Nah, dengan mengganti susu sapi konvensional menjadi susu sapi A2, si Kecil dapat mencukupi kebutuhan nutrisinya tanpa alami ketidaknyamanan pencernaan.6

    Dengan demikian, tak hanya pertumbuhannya maksimal tetapi juga eksplorasi si Kecil dapat berjalan optimal.

    Mam & Pap bisa bantu penuhi asupan gizi si Kecil dengan memberinya S-26 Procal ULTIMA. Susu ini merupakan susu pertumbuhan pertama di Indonesia yang menggunakan susu skim bubuk yang berasal dari sapi A2. S-26 Procal ULTIMA juga dilengkapi nutrisi penting, seperti:

    • AA & DHA
    • Omega 3 (ALA), 
    • Omega 6 (LA), 
    • Tinggi Protein, 
    • Tinggi Kalsium, 
    • Tinggi Selenium, 
    • Tinggi Vitamin D, dan 
    • mengandung Serat Pangan (Oligofruktosa).

    Yuk, Mams, Paps, bersama S-26 Procal ULTIMA dukung pencernaan sehat dan Unstoppable Learning si Kecil!

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Fatin Nur Jauhara · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

    ad iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    ad iconIklan
    ad iconIklan