backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Manfaat Laktosa pada Susu Pertumbuhan Anak & Takaran Konsumsi yang Aman

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Luthfiya Rizki · Tanggal diperbarui 4 minggu lalu

Berikut adalah daftar produk yang bisa bermanfaat untuk Anda. Perlu diketahui, kami bisa saja mendapatkan sedikit komisi setiap kali Anda membeli produk via link ini. Tenang, tidak ada penambahan biaya. Pelajari lebih lanjut soal konten produk marketing kami di sini.

    Manfaat Laktosa pada Susu Pertumbuhan Anak & Takaran Konsumsi yang Aman

    Laktosa merupakan salah satu jenis gula yang dapat ditemukan dalam susu atau produk dengan kandungan susu. Pada dasarnya, sebagian besar susu yang Anda konsumsi hingga susu formula anak juga mengandung laktosa. Namun adakah manfaat dari jenis gula yang satu ini terutama untuk anak? Simak penjelasannya berikut ini.

    Mengenal manfaat laktosa bagi tubuh anak

    Menurut World Gastroenterology Organization (WGO), laktosa terdiri dari glukosa dan galaktosa, yang merupakan dua jenis gula yang lebih sederhana dan digunakan tubuh secara langsung sebagai sumber energi. Laktosa dipecah oleh enzim bernama laktase dalam tubuh menjadi glukosa dan galaktosa.

    Lebih lanjut, glukosa memang bisa ditemukan dalam jenis makanan lain, akan tetapi galaktosa hanya terdapat dalam laktosa. Galaktosa bermanfaat bagi berbagai fungsi biologis anak.

    Mengenai manfaat dari laktosa sendiri, selain sebagai sumber energi bagi tubuh anak, jenis gula ini juga membantu dalam penyerapan kalsium dan beberapa jenis mineral lain seperti zinc, terutama pada bayi.

    Terlebih lagi, laktosa juga bisa menjadi “bakteri baik” atau sebagai prebiotik dalam usus, yang bermanfaat bagi tubuh untuk menjaga kinerja sistem imun atau daya tahan tubuh dalam melawan berbagai penyakit.

    Lalu, laktosa memiliki indeks glikemik yang rendah. Berdasarkan penelitian tahun 2019 tentang peran laktosa bagi tubuh manusia, kadar glikemik yang rendah baik untuk metabolisme anak.

    Sebagai informasi, berdasarkan NHS.uk, indeks glikemik adalah sistem penghitungan untuk makanan yang mengandung karbohidrat.

    Indeks glikemik menunjukkan seberapa cepat setiap makanan mempengaruhi kadar gula darah ketika mengonsumsi makanan tertentu.

    Di samping itu, laktosa berbeda dengan sukrosa. Sukrosa sendiri memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi dibanding laktosa dan diambil dari tebu atau bit.

    Sayangnya, berdasarkan WHO, sukrosa seringkali digunakan sebagai pemanis tambahan dalam jumlah besar dalam berbagai jenis olahan makanan, termasuk susu pertumbuhan anak.

    Hal ini bisa mengakibatkan penumpukan energi yang tak dibutuhkan dalam tubuh dan menyebabkan penambahan berat badan yang tidak sehat hingga obesitas.

    Berapa banyak laktosa yang boleh dikonsumsi anak dalam sehari?

    Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, laktosa juga dapat ditemukan dalam ASI sehingga laktosa sebenarnya aman diberikan pada anak sesuai dengan kebutuhan.

    Berdasarkan WHO, anak usia di bawah 6 bulan dianjurkan untuk sepenuhnya diberikan ASI (ASI eksklusif). Namun, terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan anak bermasalah dengan laktosa.

    Lactose maldigestion

    Kondisi ini menyebabkan anak kesulitan untuk mencerna laktosa. Hal ini terjadi karena menurunnya aktivitas laktase (enzim pencerna laktosa).

    Biasanya, lactose maldigestion muncul setelah si kecil melalui proses menyapih, di mana aktivitas laktase secara alami mulai berkurang. Sebagian besar kondisi ini sedikit bahkan sama sekali tidak memicu gejala.

    Lactose intolerance

    Kondisi ini dikenal juga dengan sebutan intoleransi laktosa. Bedanya dengan lactose maldigestion, intoleransi laktosa merupakan kondisi yang menyebabkan anak sama sekali tidak bisa mencerna laktosa.

    Intoleransi laktosa biasanya ditandai atau memiliki gejala seperti kembung, diare, dan sering buang gas.

    Penting untuk diingat bahwa intoleransi laktosa bukan sebuah penyakit melainkan sebuah kondisi yang tidak merugikan kesehatan.

    Apabila anak tidak mengalami masalah ketika mengonsumsi susu dan produk olahannya yang mengandung laktosa, rekomendasi harian pemberian susu yang mengandung laktosa dapat mengikuti panduan dari US Department of Agriculture berikut:

  • Anak usia 2-3 tahun: 2 gelas (480 milliliters) per hari
  • Anak usia 4-8 tahun: 2½ gelas (600 milliliters) per hari
  • Anak usia 9-18 tahun: 3 gelas (720 milliliters) per hari
  • Di sisi lain, Anda perlu memperhatikan kandungan sukrosa juga pada susu pertumbuhan anak. Ada baiknya memiliki susu pertumbuhan yang rendah sukrosa.

    Terlalu banyak asupan gula tambahan (seperti sukrosa) bisa berdampak buruk bagi kesehatan, misalnya meningkatkan risiko kelebihan berat badan dan obesitas pada anak.

    Mengatasi kondisi anak yang sulit atau tidak bisa mencerna laktosa

    Mengingat laktosa memiliki manfaat yang menguntungkan bagi tumbuh kembang anak, perlu dilakukan langkah agar si kecil tetap bisa mengonsumsi susu.

    Bahkan WGO menuturkan bahwa menghindarkan anak dari susu bisa memicu konsekuensi kesehatan.

    Berdasarkan Mayo Clinic, Anda bisa mencoba untuk mengurangi kandungan laktosa dalam makanan yang dikonsumsi, contohnya:

    • Membatasi konsumsi susu dan produk olahannya
    • Mencampurkan sedikit susu atau olahannya ke dalam menu makan utama
    • Memberikan susu dan olahannya yang sudah mengalami penurunan jumlah laktosa
    • Memanfaatkan cairan atau bubuk mengandung enzim laktase ke dalam susu untuk membantu si kecil mencerna laktosa

    Kesimpulannya, laktosa merupakan kandungan dalam susu yang berperan sebagai salah satu nutrisi penting untuk mendukung tumbuh kembang anak.

    Oleh karena itu, jika tidak memiliki kondisi tertentu, jangan ragu untuk memberikan susu formula dengan kandungan laktosa pada anak sesuai dengan aturan pakai yang dianjurkan.

    Jika si kecil memiliki kondisi tertentu dan Ibu ragu untuk memberikan susu, konsultasikan terlebih dulu dengan dokter untuk mencari jalan keluar terbaik.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Luthfiya Rizki · Tanggal diperbarui 4 minggu lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan