backup og meta

9 Makanan Terbaik Bagi Anak yang Sedang Mengalami Diare

9 Makanan Terbaik Bagi Anak yang Sedang Mengalami Diare

Diare merupakan kondisi kesehatan yang cukup umum menyerang anak. Selama diare berlangsung, si Kecil tetap harus didorong untuk mau makan dan minum. Namun, mungkin orangtua bertanya-tanya apa saja rekomendasi makanan untuk anak yang sedang diare dan tidak akan memperburuk gejala.

Pastikan anak yang diare minum banyak air

Diare menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan. Langkah pertama dalam merawat anak yang diare adalah memastikan ia tidak mengalami dehidrasi. 

Ada baiknya, Anda mengenali gejala dehidrasi lainnya sejak dini. Mengutip dari IDAI, beberapa gejala dari dehidrasi termasuk:

  • Anak selalu haus dan menurunnya frekuensi BAK (buang air kecil)
  • Mata terlihat agak cekung
  • Kekenyalan kulit berkurang
  • Bibir kering

Anda perlu terus mengupayakan anak agar mau minum banyak air dan memberikan oralit secara berkala. Cairan rehidrasi oral (CRO) atau biasa dikenal dengan oralit, mengandung air dan elektrolit yang bermanfaat untuk mencegah dan membantu mengatasi dehidrasi saat diare.

Minuman lain yang mengandung elektrolit juga bisa orangtua berikan agar kadar cairan dalam tubuh bisa segera kembali normal. Si Kecil perlu menghindari minuman bersoda dan yang mengandung gula tinggi karena bisa memperparah gejala diare.

Jenis makanan untuk anak yang sedang diare

Tugas orangtua adalah memastikan jenis makanan yang dikonsumsi ketika anak sedang diare bisa membantu meredakan gejala diare anak. Si Kecil juga tetap perlu mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi penting agar tumbuh kembangnya tidak terganggu.

Lalu apa saja makanan yang baik untuk si Kecil konsumsi selama diare?

Dilansir dari U.S. National Library of Medicine, tidak ada menu atau jenis makanan tertentu yang spesifik untuk anak yang sedang diare. Akan tetapi, makanan dengan rasa sedikit tawar seringkali jadi pilihan terbaik.

Beberapa jenis makanan yang dimaksud antara lain:

  • Daging, ayam, atau ikan yang direbus atau panggang
  • Telur matang
  • Pisang
  • Roti
  • Pasta
  • Nasi putih
  • Kentang panggang
  • Sereal seperti oatmeal dan cornflake
  • Pancake dan waffle yang terbuat dari tepung

Bagi yang masih menyusui, St. Louis Children’s Hospital menganjurkan untuk meningkatkan frekuensi pemberian ASI selama anak diare. Hal ini juga berlaku bagi anak yang mengonsumsi susu formula. Studi tahun 2014 tentang penggunaan susu formula terhidrolisa parsial menunjukkan bahwa formula yang telah melalui proses hidrolisa parsial (Partially Hidrolized Formula) dapat diberikan bagi anak yang mengalami gangguan pencernaan. Ini dikarenakan kandungan protein dalam PHP sudah dipecah menjadi bentuk yang lebih kecil sehingga lebih mudah diserap tubuh anak.

Namun, jika susu malah membuat diare lebih parah, sebaiknya hentikan konsumsinya untuk sementara waktu dan segera berkonsultasi dengan dokter.

Di sisi lain, anak juga perlu menghindari beberapa jenis makanan tertentu. Orangtua pasti sering mendorong anak untuk mau makan buah dan sayur pada kondisi normal. Namun ketika diare menyerang, pemberian buah dan sayur yang bisa meningkatkan produksi gas sebaiknya Anda hentikan terlebih dahulu. 

Si kecil sebaiknya menghindari sayuran seperti brokoli, kacang-kacangan, jagung, dan buah seperti berry untuk sementara waktu selama diare masih berlangsung.

Atur jadwal pemberian makan

Makanan dan minuman menjadi salah satu cara untuk membantu mempercepat pemulihan pada anak yang sedang diare. Namun, sebagian anak yang diare mungkin akan mengalami penurunan nafsu makan. Orangtua perlu mencari solusi untuk mengatasi kondisi ini agar si Kecil tidak mengalami penurunan berat badan hingga mengganggu tumbuh kembangnya.

Anda dapat mengubah jadwal makan menjadi lebih sering. Misalnya, anak biasanya makan 3 kali sehari. Ubah jadwal makan menjadi 5 sampai 6 kali dalam sehari dengan porsi makan yang lebih kecil.

Pada umumnya, diare tidak membutuhkan obat-obatan khusus. Namun, jika gejala diare tidak kunjung membaik dan menunjukan gejala dehidrasi berat, segera bawa si Kecil ke dokter.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

U.S. National Library of Medicine. (2016). When your child has diarrhea: MedlinePlus Medical Encyclopedia. https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000693.htm

IDAI. (2014). Bagaimana Menangani Diare pada Anak. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bagaimana-menangani-diare-pada-anak

Vandenplas, Y., Cruchet, S., Faure, C., Lee, H., Di Lorenzo, C., Staiano, A., Chundi, X., Aw, M., Gutiérrez-Castrellón, P., Asery, A., Spolidoro, J., Heine, R., Miqdady, M., Arancibia, M., & Alarcón, P. (2014). When should we use partially hydrolysed formulae for frequent gastrointestinal symptoms and allergy prevention? Acta Paediatrica (Oslo, Norway: 1992), 103(7), 689–695. https://doi.org/10.1111/apa.12637

Versi Terbaru

18/03/2022

Ditulis oleh Roby Rizki

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Luthfiya Rizki


Artikel Terkait

Beragam Penyebab Bayi dan Anak Kecil Kena Diare (Mencret)

8 Ciri dan Tanda Bayi Diare yang Harus Orangtua Waspadai


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Roby Rizki · Tanggal diperbarui 18/03/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan