Meskipun ASI dikenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan pencernaan dan daya tahan tubuh bayi, beberapa bayi bisa mengalami diare setelah menyusu. Hal ini sering membuat orangtua khawatir dan bertanya-tanya apakah ASI menjadi penyebabnya. Untuk memahami kondisi ini, penting untuk mengetahui ciri-ciri bayi mencret setelah minum ASI hingga penyebab dan cara mengatasinya di bawah ini.
Ciri-ciri bayi mencret setelah minum ASI
Mencret atau diare merupakan kondisi umum yang bisa dialami bayi, termasuk bayi yang diberi air susu ibu (ASI).
Bayi yang minum ASI memang sering BAB yang lembek. Namun, terkadang bayi juga bisa mengalami mencret, yang ditandai dengan BAB yang berbeda dari BAB normal bayi ASI.
Berikut ini ciri-ciri bayi diare karena ASI yang umum terlihat.
- BAB lebih sering dan sangat cair seperti air.
- BAB mengandung lendir, darah, atau bau menyengat atau lebih busuk dari biasanya.
- Bayi rewel, lemas, tidak mau menyusu, atau demam ringan hingga tinggi.
- Mencret terus-menerus selama beberapa hari atau lebih dari seminggu.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Penyebab bayi mencret setelah minum ASI
Penyebab bayi mencret setelah minum ASI umumnya bukan berasal dari ASI itu sendiri, tetapi dari faktor luar yang memengaruhi pencernaan bayi. Berikut beberapa penyebabnya yang diketahui.
1. Infeksi virus atau bakteri
Infeksi saluran cerna oleh virus seperti rotavirus (penyebab umum diare pada bayi yang berat) atau bakteri seperti Campylobacter dapat ditularkan melalui jalur dari feses atau tinja ke mulut.
Meskipun bayi disusui ASI, penyebabnya bisa dari lingkungan dan bukan ASI itu sendiri.
2. ASI terkontaminasi atau rusak
Jika ASI terkontaminasi saat pemerahan, penyimpanan, atau pemanasan ulang, bakteri dapat tumbuh dan memicu diare ketika bayi menelannya.
3. Perubahan pola makan ibu menyusui
Makanan tertentu atau obat-obatan yang dikonsumsi ibu dapat berubah komposisinya dalam ASI dan berpotensi menyebabkan gangguan pencernaan pada bayi.
Misalnya, makanan pedas, tinggi gula, atau jenis antibiotik tertentu bukan hanya bisa menyebabkan diare pada ibu menyusui, tetapi terkadang juga pada bayi yang disusui.
4. Pemberian ASI tidak eksklusif/tercampur dengan susu atau air
Bayi yang diberikan ASI yang dicampur air/susu formula atau makanan tambahan memiliki risiko diare lebih tinggi dibanding bayi yang mendapat ASI eksklusif.
Studi dalam jurnal BMC Public Health menunjukkan durasi dan kebiasaan menyusui berbanding terbalik dengan risiko diare.
5. Kurangnya bayi mendapat antiinfeksi alami dalam ASI
ASI mengandung antibodi (SIgA), laktoferin, dan mikroba baik yang membantu mencegah infeksi usus.
Jika kurang durasi ASI eksklusif, bayi kehilangan perlindungan ini sehingga rentan mencret.
Cara mengatasi bayi mencret setelah minum ASI
Untuk mengatasi diare pada bayi yang masih menyusu ASI, langkah pertama adalah memberikan cairan rehidrasi oral (ORS) segera untuk mencegah dehidrasi, sesuai rekomendasi WHO.
Ibu harus terus menyusui secara langsung, bahkan menambah frekuensi menyusui, karena ASI membantu mempercepat pemulihan dan menjaga status gizi bayi.
Pemberian suplemen zink juga dianjurkan. WHO merekomendasikan pemberian suplemen zink selama 10–14 hari karena terbukti memperpendek durasi dan keparahan diare.
Jika bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif dan menggunakan susu formula, studi dalam jurnal Archives de pediatrie: organe officiel de la Societe francaise de pediatrie menyebutkan bahwa susu formula rendah laktosa atau bebas laktosa dapat membantu, meski tidak selalu diperlukan pada bayi yang menyusu langsung.
Selain itu, menjaga kebersihan ASI perah, botol, dan alat menyusu sangat penting untuk mencegah kontaminasi kuman.
Sementara untuk mengatasi bayi mencret karena ibu makan makanan tertentu, termasuk makanan pedas, ada baiknya Ibu membatasi atau bahkan menghindari makanan pemicu diare pada bayi.
Kesimpulan
- Bayi yang mencret setelah minum ASI biasanya disebabkan oleh infeksi, kontaminasi ASI perah, atau pola makan ibu, bukan karena ASI itu sendiri.
- Tanda bayi diare akibat ASI meliputi feses yang sangat cair, lebih sering dari biasanya, dan disertai gejala seperti rewel atau demam.
- Untuk mengatasinya, penting tetap memberi ASI sesering mungkin, memberikan cairan rehidrasi (ORS), dan menambahkan zink sesuai anjuran medis.
- Menjaga kebersihan ASI dan peralatan menyusui juga sangat penting. Jika gejala menetap atau memburuk, bayi harus segera dibawa ke dokter.