Tak sedikit orangtua berpikir bahwa susu soya menjadi jawaban untuk bayi yang memiliki alergi susu sapi. Susu soya dipercaya memiliki nutrisi pengganti untuk melengkapi kebutuhan bayi yang alergi susu sapi.
Namun ada beragam nutrisi yang wajib dipenuhi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan alergi susu sapi. Pemilihan nutrisi di dalam susu juga perlu diperhatikan orangtua. Karena nutrisi yang salah dapat memberikan risiko kesehatan tersendiri bagi anak dengan alergi susu sapi.
Mengenali pemilihan nutrisi tepat untuk bayi alergi
Protein merupakan salah satu nutrisi penting untuk mendukung pertumbuhan fisik dan kognitif bayi. Protein yang disimpan di dalam tubuh digunakan sebagai bahan bakar untuk kerja hormon, meningkatkan sistem imunitas, dan perkembangan otak anak.
Kebutuhan protein bayi alergi susu sapi perlu dipenuhi secara optimal sejak awal kehidupannya. Bayi dengan alergi susu sapi membutuhkan protein untuk meningkatkan perkembangannya di masa depan. Sehingga ia bisa aktif melakukan eksplorasi dan sosialisasi bersama teman sebayanya. Maka itu, protein menjadi salah satu bagian terpenting untuk dipenuhi sejak masih bayi.
Dalam pemberian susu, mungkin sebagian orangtua menyadari bahwa bayinya memiliki kemungkinan alergi terhadap susu sapi. Pemberian nutrisi yang salah dapat menimbulkan reaksi alergi pada si kecil. Reaksi alergi yang dialami bayi alergi susu sapi menyerang 3 organ tubuh paling penting, berikut adalah gejalanya:
1. Kulit
- Ruam merah pada pipi dan ruam merah pada lipatan kulit
- Pembengkakan pada bibir
- Gatal – gatal
- Biduran
- Dermatitis atopik
2. Pernapasan
- batuk atau mengi
- hidung tersumbat
- kesulitan bernapas hingga kulit biru
3. Pencernaan
- gumoh
- muntah
- kolik, seperti menangis berlebihan karena sakit perut dan mudah marah
- diare
- darah pada feses
Pada kondisi ini, bayi dengan alergi susu sapi tidak dapat menerima protein susu sapi di dalam tubuhnya sehingga menimbulkan alergi dan memperlihatkan salah satu gejala alergi tersebut. Alergi membuat sistem imunitas bereaksi terhadap protein dari susu sapi. Dalam kasus lain, tubuh bayi mengenali protein susu sapi sebagai substansi asing.
Karena dipandang sebagai benda asing, tubuh mengeluarkan histamin dan senyawa lainnya yang menimbulkan reaksi alergi.
Reaksi alergi susu sapi formula pada si Kecil, ini pertolongan pertamanya
Pemilihan nutrisi yang salah bisa menyebabkan bayi kolik. Ketika menghadapi ini, mungkin banyak orangtua bingung apa yang harus dilakukan sebagai langkah pertolongan pertama. Sebelum beralih ke susu lain, seperti susu soya untuk bayi alergi, untuk mengatasi reaksi alergi pada bayi alergi ada cara tertentu yang harus dilakukan.
Menurut tata laksana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam mengelola gejala alergi pada anak adalah dengan melakukan diet eliminasi makanan yang mengandung produk susu sapi disertai dengan pemberian susu formula terhidrolisa ekstensif.
Susu formula terhidrolisa ekstensif bersifat hipoalergenik. Susu ini dapat memberikan bantuan pada bayi yang tidak mampu mencerna protein susu sapi secara utuh dikarenakan protein didalam nya telah dipecah secara menyeluruh menjadi bagian-bagian sangat kecil. Dengan begitu, tubuh si kecil tidak mengenali potongan dari protein tersebut sebagai allergen (substansi pencetus alergi).
Susu formula terhidrolisa ekstensif juga membantu si kecil mencapai toleransi oral. Toleransi oral adalah kondisi dimana anak dapat kembali mengonsumsi produk susu sapi dan turunannya. Tentunya semua orang tua berharap anaknya dapat kembali mengonsumsi makanan produk susu sapi, sehingga toleransi oral menjadi tujuan akhir bagi para anak yang mengalami alergi susu sapi.
Namun sebelum itu, ada baiknya setiap orangtua dapat berkonsultasi ke Dokter anak mengenai susu terhidrolisa ekstensif, diet manajemen susu sapi dan toleransi oral. Sehingga dokter bisa mendiagnosis gejala anak lebih lanjut dan memberikan rekomendasi yang tepat.
Lantas, lebih baik memilih susu soya atau susu terhidrolisa ekstensif untuk bayi alergi?
Sebagian orangtua percaya bahwa pengganti susu sapi yang terbaik untuk anak adalah susu soya untuk bayi alergi. Namun, kulik dulu mengenai penjelasan susu soya berikut ini.
Susu soya formula untuk anak dengan alergi diyakini menjadi alternatif solutif untuk menggantikan asupan susu sapi. Susu soya memiliki kandungan isoflavon.
Kandungan tersebut merupakan phytoestrogen, karena perannya seperti hormon di dalam tubuh. Selain itu, menurut American Academy of Pedistrics, susu soya formula merupakan asam amino yang diformulasikan untuk melengkapi kebutuhan bayi.
Asam amino ini terbentuk dari protein dan bahan lainnya untuk mendukung nutrisi anak. Karena itu, susu soya formula kerap menjadi pilihan para ibu untuk bayi yang memiliki alergi.
Penting untuk diketahui orangtua, mungkin saja sebagian bayi mengalami alergi pada protein di dalam susu soya. Meski kerap menjadi alternatif pilihan, ibu bisa memberikan susu formula terhidrolisa ekstensif.
Selain melengkapi kandungan protein, susu formula terhidrolisa ekstensif juga mengandung ARA (arachidonic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid). Keduanya merupakan asam lemak yang menunjang daya penglihatan dan visual anak, serta perkembangan memori otak dalam jangka pendek.
Bisa disimpulkan, ketika bayi mengalami gejala alergi susu sapi formula, berikan susu formula terhidrolisa ekstensif sebagai alternatif pertama karena menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Susu soya formula juga bisa menjadi opsi lain untuk pemenuhan nutrisi bayi alergi susu sapi dengan catatan tidak dianjurkan untuk bayi di bawah 6 bulan. Konsultasi ke dokter tetap dianjurkan untuk diagnosis dan pilihan formula yang tepat untuk penanganan bayi dengan alergi susu sapi.
[embed-health-tool-child-growth-chart]