backup og meta

Efek Suka Menakut-nakuti Anak yang Tidak Disadari Orangtua

Efek Suka Menakut-nakuti Anak yang Tidak Disadari Orangtua

Tanpa disadari, mungkin banyak orangtua yang pernah menakut-nakuti anak mereka agar ia bersikap manis dan mau mendengarkan perkataannya. Meski niatnya baik, tapi ternyata cara tersebut tidak dianjurkan, lho! Tindakan membuat anak takut itu justru akan memberikan efek atau dampak yang tidak baik bagi perkembangannya. Penasaran apa saja dampaknya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Dampak menakut-nakuti anak yang perlu Anda ketahui

anak takut suara keras

Anda mungkin tidak menyadari pernah mengucapkan kalimat-kalimat tertentu untuk menakut-nakuti anak.

Ambil contohnya, “Jangan nakal ayo minta maaf, kalau nggak mau nanti ada pak polisi datang lho terus kamu ditangkap!” atau “Makanannya harus dihabiskan, kalau masih sisa nanti dimakan setan”.

Selain dipicu kalimat-kalimat tersebut, anak yang takut pada suara keras, takut sendirian, takut gelap, dan ketakutan lain juga bisa disebabkan oleh taktik orangtuanya yang suka menakut-nakuti.

Bahkan, tak jarang tindakan menakut-nakutin anak tersebut dilakukan secara berulang.

Memang, mungkin anak akan jadi lebih disiplin dan mendengarkan perkataan orangtuanya setelah berhasil ditakut-takuti. Namun, apakah hal itu bisa mengubah sikap anak sepenuhnya?

Kondisi itu belum bisa dipastikan karena bisa saja si Kecil hanya mencari rasa aman dari adanya ancaman atau hal-hal yang menakutkan itu.

Alih-alih membuat takut, Anda sebaiknya memberikan stimulasi sejak dini agar anak bisa menjadi disiplin dengan cara yang lebih baik tanpa menakut-nakuti.

Mengutip Raising Children, Anda dapat membantu anak untuk berperilaku baik.

Ini bisa dilakukan dengan menyesuaikan perasaan mereka, mengubah lingkungan, mengalihkan perhatian anak, dan merencanakan masa depan untuk situasi yang menantang.

Berikut adalah beberapa dampak menakut-nakuti yang mungkin akan dialami oleh anak Anda.

1. Jadi pribadi yang penakut

Dampak menakut-nakuti anak yang paling nyata dan dirasakan yakni bisa menjadikan anak sebagai pribadi yang penakut.

Jika sudah begitu, biasanya anak juga jadi takut untuk mengemukakan pendapat dan idenya. Selain itu, kreativitas anak akan terganggu karena takut untuk mencoba hal-hal baru.

Parahnya lagi, sikap orangtua yang suka menakut-nakuti anak akan memiliki efek berkepanjangan pada kondisi psikologis anak higga menjadi fobia.

Tentu hal ini akan memengaruhi masa depannya. Jadi, berhati-hatilah dengan kalimat yang Anda ucapkan ketika anak masih kecil dan belum memiliki kontrol sepenuhnya terhadap rasa takut.

2. Ketergantungan pada orang lain

Kebiasaan orangtua yang suka menakut-nakuti anaknya tidak hanya melahirkan pribadi yang penakut, tapi juga anak akan tumbuh dengan ketergantungan pada orang lain.

Anak yang sering ditakut-takuti oleh orangtuanya akan membuat ia tidak mau mencoba dan memilih untuk bergantung pada orang lain (manja).

Apabila sifat ini tidak segera dihentikan, maka ada kemungkinan akan terbawa hingga dewasa.

Mereka akan cenderung tumbuh sebagai pribadi yang suka bergantung, sulit berpisah, dan tidak bisa mandiri.

3. Menghilangkan kepercayaan anak

Efek menakut-nakuti anak lainnya yakni akan dapat menurunkan kepercayaan anak. Pasalnya, kebiasaan ini sama hal dengan membohongi anak.

Apalagi jika Anda terbiasa menggunakan hal-hal aneh untuk menakut-nakuti anak Anda. Tentu, hal ini akan mengakibatkan si Kecil jadi kehilangan kepercayaan pada orangtuanya.

Memang, pada dasarnya anak kecil akan mudah percaya. Namun, seiring dengan pertumbuhannya menjadi dewasa maka kebenarannya akan mudah untuk diketahui.

4. Kurang rasa kepercayaan diri

Anak sering ditakut-takuti memungkinkan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kepercayaan diri rendah.

Pasalnya, saat anak ditakut-takuti mereka akan berpikir bahwa tindakan yang dilakukannya salah.

Tak jarang, dapat menimbulkan perasaan insecure terlebih lagi ketika harus membangun hubungan dengan orang lain atau bersosialisasi.

Bahkan, bila terlalu sering ditakuti, lambat laun kepercayaan diri anak akan luntur sehingga ia tumbuh jadi pribadi yang mudah minder.

5. Sulit tidur

Salah satu dampak suka menakut-nakuti anak akan menimbulkan rasa khawatir dan cemas yang berlebihan pada anak, terutama saat sendirian.

Terkadang, rasa cemas yang berlebihan ini membuat anak tidak tenang hingga sulit untuk tidur bahkan mengalami mimpi buruk.

Pasalnya, kontrol emosi pada anak dengan orang dewasa sangat berbeda. Anak sulit untuk menenangkan diri, sehingga apa yang dipikirkan bisa terbawa saat akan tidur.

Jadi, pertimbangkan lagi untuk menjadi orangtua yang positif dan selalu memberikan dorong-dorongan baik pada anak daripada harus melontarkan kalimat-kalimat untuk menakutinya.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Discipline and guiding behaviour: Babies and children. (2022, March 25). Raising Children Network. Retrieved 2 September 2022, from https://raisingchildren.net.au/toddlers/behaviour/discipline/discipline-strategies

How to help children manage fears. (2021, August 16). Child Mind Institute. Retrieved 2 September 2022, from https://childmind.org/article/help-children-manage-fears/

Anxiety and fear in children. (n.d.). Retrieved 2 September 2022, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/fear-and-anxiety-children

The effects of parental involvement on self-confidence and self-esteem. (2013, July 16). GoodTherapy.org Therapy Blog. Retrieved 2 September 2022, from https://www.goodtherapy.org/blog/effects-of-parental-involvement-on-self-confidence-and-self-esteem-0716134

 

Versi Terbaru

11/11/2022

Ditulis oleh Adhenda Madarina

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

8 Cara Mendidik Balita yang Efektif Tanpa Harus Memarahi

Bukan Cuma Dibujuk, Ini Trik Atasi Anak Susah Tidur Siang


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 11/11/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan