Orangtua mana yang tidak ingin buah hatinya tumbuh dengan sehat dan cerdas? Demi mewujudkan itu semua, bukan hanya faktor keturunan (genetik) dan lingkungan saja yang berperan. Pemberian makanan dan minuman sehari-hari, turut mendukung proses tumbuh kembang anak. Begitu juga dengan makanan yang mengandung probiotik.
Katanya, makan makanan sumber probiotik itu bisa membuat anak merasa lebih bahagia karena membantu mengatur suasana hati anak, lho. Benarkah demikian?
Apa fungsi probiotik untuk anak?
Probiotik sering disebut sebagai bakteri baik yang hidup secara alami di dalam tubuh, khususnya pada saluran pencernaan. Fungsinya untuk menjaga kelancaran metabolisme dalam menyerap makanan.
Sudah tidak perlu diragukan lagi, pemberian probiotik untuk anak bermanfaat positif bagi kesehatan saluran cerna karena meningkatkan jumlah bakteri baik yang ada di usus.
Bahkan menurut Prof. dr. Yvan Vandenplas, Ph.D. selaku Ketua Departemen Anak dari University of Brussels Academic Hospital, Belgia, probiotik bukan cuma menyehatkan saluran pencernaan anak.
“Probiotik yang diberikan secara teratur mampu mencegah serangan bakteri, memperkuat sistem imun tubuh, serta menunjang perkembangan tubuh anak,” papar Prof. dr. Yvan Vandenplas ketika ditemui tim Hello Sehat di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta Pusat pada Kamis (29/11).
Benarkah probiotik bisa membuat anak lebih bahagia?
Ketika ditemui pada kesempatan yang sama, dr. Ray Basrowi, MKK, selaku Head of Medical and Nutrition Service Nestlé Indonesia mengatakan bahwa sistem pencernaan yang sehat bisa membantu anak agar tidak mudah sakit.
Menariknya, kesehatan sistem pencernaan bisa terlihat dari ekspresi wajah anak. “Sistem pencernaan yang baik tidak hanya memainkan peran penting untuk membuat anak sehat, tapi juga akan membuat anak merasa lebih bahagia.”
“Salah satu konsep yang mendasari hal ini yakni adanya teori bahwa sistem pencernaan memiliki hubungan langsung dengan otak, atau dalam bahasa medisnya dikenal sebagai gut-brain axis. Sejak awal kehidupan, ternyata sel pembentuk sistem pencernaan dan sel pembentuk otak punya asal yang sama,” tambah dr. Ray.
Lebih lanjutnya, dilansir dari Harvard Health Publishing, otak dan sistem pencernaan memang saling terhubung melalui sinyal biokimia yang disebut sebagai sistem saraf enterik dan sistem saraf pusat. Hampir menyerupai otak, usus yang ada di saluran pencernaan, turut menghasilkan banyak neurotransmitter (senyawa kimia yang menghantarkan sinyal sel saraf) selayaknya otak. Misalnya serotonin, dopamin, serta asam gamma-aminobutyric. Semuanya turut berperan dalam mengatur suasana hati (mood) anak. Singkatnya, apa pun yang memengaruhi otak turut memberikan efek yang sama pada usus, begitu pula sebaliknya.
Ketika otak menerima sinyal adanya rasa sedih, kecewa, atau rasa lainnya yang kurang mengenakkan, maka sinyal tersebut akan diteruskan ke usus. Itulah mengapa peristiwa yang membuat anak stres dan tidak bahagia, akhirnya akan menimbulkan masalah baru pada sistem pencernaan. Entah itu diare, susah buang air besar (sembelit), sindrom iritasi usus (IBS), dan lain sebagainya. Sebaliknya, adanya ketidakseimbangan jumlah bakteri baik dan jahat dalam sistem pencernaan, bisa menimbulkan penyakit tertentu yang nantinya berdampak buruk pada suasana hati anak. Bahkan masalah keseimbangan bakteri dalam tubuh dilaporkan dapat memicu kecemasan dan depresi.
Meskipun demikian, masih terlalu dini jika kita secara tegas menyatakan bahwa peran langsung probiotik yang positif terhadap perubahan suasana hati pada anak karena penelitian probiotik masih terus dikembangkan.
Apa sumber probiotik yang paling baik untuk anak?
Sebenarnya hampir semua anak telah mendapatkan sumber probiotik alaminya dari ASI. Sayangnya, ada sebagian anak yang tidak mendapatkan ASI sehingga memerlukan pengganti probiotik alami tersebut.
Ditemui di acara yang sama, Dr. dr. Ariani D. Widodo, Sp.A(K), dokter spesialis anak sekaligus konsultan gastroenterohepatologi anak di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita mengungkapkan bahwa saluran pencernaan anak usia 1-2 tahun belum matang.
Ini membuat lapisan mukosa dalam saluran pencernaan masih tipis, mudah terserang bakteri, serta sistem kekebalan tubuh belum berkembang secara optimal. Akibatnya, anak rentan terkena masalah pencernaan.
Nah, untuk mencegah hal tersebut, Anda dianjurkan memenuhi kebutuhan probiotik untuk anak sedini mungkin. Dari sekian banyak makanan sumber probiotik, dr. Ray menjelaskan bahwa susu merupakan sumber probiotik terbaik bagi anak.
Perlu diingat bahwa probiotik adalah bakteri hidup. Umumnya, probiotik yang ditambahkan ke dalam susu dinonaktifkan atau jadi dorman untuk sementara waktu. Ketika diminum oleh anak, baru bakteri probiotik tersebut akan hidup dan aktif lagi menjalankan tugasnya.
Di samping itu, kebanyakan produk susu bubuk dengan kandungan probiotik biasanya menganjurkan untuk diseduh dengan air hangat, bukan air yang benar-benar panas. Alasannya karena air panas justru bisa mematikan probiotik yang seharusnya hidup.
Di sini, dr. Ray dan dr. Ariani mengingatkan para orangtua untuk senantiasa membaca label petunjuk atau tata cara pembuatan susu maupun makanan lain yang mengandung probiotik pada kemasan produk. Sebab, terkadang ada aturan yang membedakan cara membuat susu yang mengandung probiotik dan yang tidak.
[embed-health-tool-vaccination-tool]