backup og meta

Sederet Dampak Alergi pada Kondisi Psikologis si Kecil

Sederet Dampak Alergi pada Kondisi Psikologis si Kecil

Sebagai orang tua, Bunda tentu menyadari bahwa alergi si Kecil terhadap makanan atau minuman akan membuatnya tidak nyaman. Ternyata, meski alergi ditandai dengan gejala fisik, kondisi ini juga bisa memberikan dampak psikologis pada si Kecil.

Lantas, bagaimana cara menyadari bahwa psikis si Kecil sudah terdampak oleh alergi? Simak uraian berikut sebagai informasinya.

Dampak alergi terhadap psikologis si Kecil

Sebelumnya, perlu Bunda ketahui bahwa wajar jika pada awalnya Bunda tidak menyadari bahwa alergi si Kecil telah memengaruhi kondisi psikologisnya.

Selain karena gejalanya yang tidak sejelas gejala fisik, si Kecil mungkin belum bisa memahami perasaannya sendiri layaknya orang dewasa sehingga kesulitan untuk menunjukkannya.

Supaya Bunda lebih mudah memahami dampak alergi terhadap psikologis si Kecil, simak uraian berikut.

1. Gangguan cemas

psikis si kecil alergi

Meski hanya alergi terhadap satu jenis makanan atau minuman, si Kecil cenderung menjadi jauh lebih was-was saat harus memilih makanan atau jajanan, terlebih ketika sedang tidak bersama orang tuanya.

Mereka mungkin merasa tidak nyaman atau bahkan cemas saat berada di kantin dan harus memilih jajanannya sendiri.

Dampak psikologis ini muncul karena si Kecil mungkin masih teringat akan rasa gatal atau sesak napas yang timbul saat makan makanan penyebab alergi.

2. Sulit bersosialisasi

Sekolah atau taman bermain merupakan tempat bagi si Kecil untuk belajar bersosialisasi. Namun, alergi bisa membuat si Kecil merasa berbeda dari teman-temannya sehingga ia pun kesulitan berinteraksi.

Sebagai contoh, alergi kulit seperti eksim akan membuat si Kecil harus berhati-hati saat bermain di luar. Padahal, permainan di luar ruangan sering kali menjadi aktivitas yang ditunggu anak-anak.

Alhasil, mereka hanya bisa melihat teman-temannya bermain di luar sambil bertanya-tanya mengapa ia tak bisa melakukan hal serupa.

3. Susah berkonsentrasi

Berbagai studi, salah satunya yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One (2014), telah menunjukkan bahwa alergi pada anak-anak bisa menimbulkan dampak psikologis berupa kesulitan konsentrasi saat belajar.

Ini karena saat teman-temannya fokus mendengarkan penjelasan dari gurunya, si Kecil yang memiliki alergi mungkin harus melakukannya sambil menggaruk kulit, batuk-batuk, atau mengusap ingus.

Jika dibiarkan, gejala alergi tersebut tidak hanya bisa berdampak pada psikis si Kecil, tapi juga memengaruhi prestasinya di sekolah.

4. Stres

Berbeda dengan orang dewasa, lingkungan si Kecil sering kali belum memahami mengapa ada temannya yang tidak bisa makan makanan yang menjadi kesukaan bersama, seperti susu cokelat.

Sebagai dampaknya, si Kecil yang alergi susu cokelat atau makanan lain rentan menjadi korban bullying karena dinilai aneh atau berbeda.

Teman-teman si Kecil mungkin mengutarakan hal-hal semacam, “Nggak asyik, ah. Kamu nggak bisa makan ini,” atau “Nggak seru, deh. Kamu nggak bisa ikut mainan itu.” Ujaran tersebut tentu bisa memicu stres pada si Kecil.

5. Gangguan mood

Si Kecil yang memiliki alergi juga rentan mengalami masalah psikis terkait mood. Alih-alih merasa senang, mereka mungkin justru uring-uringan atau rewel setelah bermain dengan teman-temannya.

Ini lantaran saat teman-temannya bisa bermain dengan bebas, mereka mungkin harus lebih sering mengusap ingus atau lebih banyak beristirahat karena alerginya.

Pada situasi seperti ini, meski Bunda sebenarnya juga merasa pusing, usahakan untuk tetap menciptakan suasana yang nyaman bagi si Kecil. Dengan begitu, mereka akan merasa mendapatkan perlindungan.

6. Gangguan tidur

Gatal-gatal dan sesak napas yang merupakan gejala umum alergi sering kali membuat si Kecil sulit tertidur pulas.

Selain membuat si Kecil susah tidur, kondisi tersebut juga kerap membuatnya terbangun di malam hari. Padahal, tidur yang cukup sangat penting untuk mendukung tumbuh-kembang si Kecil.

Kurang tidur akan membuatnya semakin sulit berkonsentrasi saat belajar di sekolah dan mengurangi kemampuan daya ingatnya.

Bagaimana cara mengatasi dampak psikologis alergi pada si Kecil?

Menangani dampak psikologis alergi

Sebenarnya, alergi tidak hanya menimbulkan dampak psikologis pada si Kecil, tetapi juga bisa mengganggu kondisi psikologis orangtua.

Meskipun tidak merasakannya secara langsung, Bunda tentu menyadari bagaimana si Kecil merasa terbebani oleh alerginya.

Oleh karena itu, jangan ragu membawa si Kecil ke dokter untuk mencari tahu penyebab pasti alerginya. Dengan begitu, Bunda bisa mengetahui penanganan terbaik untuk kondisi tersebut.

Apabila si Kecil alergi terhadap makanan atau minuman, dokter biasanya juga menyarankan penggantinya. Dengan begitu, Bunda tetap bisa memberikan makanan yang mengandung zat gizi penting bagi si Kecil.

Menghadapi si Kecil dengan alergi tentu membutuhkan kesabaran yang lebih, ya, Bunda. Terlebih lagi, si Kecil mungkin belum bisa menyampaikan keluhannya seperti halnya orang dewasa.

Namun, kehangatan yang diberikan orang tua memang sangat dibutuhkan untuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi si Kecil. Dengan begitu, risiko masalah psikisnya juga akan ikut berkurang.

Kesimpulan

Tak hanya menyebabkan gatal-gatal, ruam, ingusan, atau sesak napas, alergi pada anak-anak ternyata bisa memberikan dampak psikologis. Pada masa tumbuh-kembangnya, si Kecil bisa lebih berisiko mengalami gangguan cemas, kesulitan untuk berkonsentrasi, gangguan tidur, hingga stres karena alergi.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Clinic, C. (2020, September 3). Your child’s classroom may have more allergy and asthma triggers than home. Cleveland Clinic. Retrieved 21 May 2024 from https://health.clevelandclinic.org/childs-classroom-may-allergy-asthma-triggers-home.

Food allergies in children. (n.d.). The Sydney Children’s Hospitals Network. Retrieved 21 May 2024 from https://www.schn.health.nsw.gov.au/kids-health-hub/kids-nutrition/food-allergies-children.

The emotional toll of food allergies in children. (2022, August 26). UNC Health Talk. Retrieved 21 May 2024 from https://healthtalk.unchealthcare.org/the-emotional-toll-of-food-allergies-in-children/.

1 in 3 kids say they’ve been bullied because of their food allergy and parents are largely unaware. (n.d.). Children’s National Hospital. Retrieved 21 May 2024 from https://www.childrensnational.org/about-us/newsroom/2021/new-assessment-tool-reveals-1-in-3-kids-with-food-allergies-say-theyve-been-bullied.

Kim, D., Rhee, C. S., Han, D. H., Won, T., Kim, D., & Kim, J. (2014). Treatment of allergic rhinitis is associated with improved attention performance in children: The allergic rhinitis cohort study for kids (ARCO-kids). PLoS ONE9(10), e109145. Retrieved 21 May 2024 from https://doi.org/10.1371/journal.pone.0109145.

Cooke, F., Ramos, A., & Herbert, L. (2021). Food allergy-related bullying among children and adolescents. Journal of Pediatric Psychology47(3), 318-326. Retrieved 21 May 2024 from https://doi.org/10.1093/jpepsy/jsab099.

Versi Terbaru

12/06/2024

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Bunda Harus Tahu, Ini Beda Kandungan Protein dalam Susu Kedelai dan Susu Sapi

Cara Memilih Susu Soya yang Tepat untuk Kebutuhan Si Kecil


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 12/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan