Aturan Minum Obat Resep Dokter yang Perlu Diperhatikan
Saat mengalami keluhan yang cukup mengganggu, Anda mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter. Nantinya, dokter akan memberikan resep obat yang disesuaikan dengan kondisi dan keluhan Anda.
Nah, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan selama mengonsumsi obat yang diresepkan dokter.
Panduan minum obat resep dokter
Beberapa keluhan kesehatan yang terbilang ringan mungkin bisa diatasi dengan membeli obat bebas di apotek.
Namun, terkadang Anda perlu berkonsultasi lebih dulu dengan dokter jika tak yakin harus minum obat apa.
Dokter bisa meresepkan jenis obat bebas, obat bebas terbatas, atau obat keras, tergantung dengan kondisi Anda.
Agar keluhan cepat teratasi, Anda wajib mengikuti petunjuk minum obat dari dokter atau apoteker.
Selain itu, perhatikan hal-hal berikut ini ketika menjalani pengobatan dari dokter.
1. Pastikan obat memiliki izin edar
Walaupun diresepkan oleh dokter, bukan berarti Anda tak perlu memeriksa obat yang akan Anda minum.
Terlebih, bila Anda memiliki keraguan atas saran dan larangan yang disampaikan dokter. Pasalnya, saat ini malpraktik atau dokter gadungan cukup menjamur di sekitar kita.
Anda dapat memastikan keamanan produk obat dengan melakukan Cek KLIK, ini adalah kepanjangan dari Cek Kemasan, Label, Izin, dan tanggal Kedaluwarsa.
Anda bisa memeriksanya melalui situs Cek Produk BPOM atau aplikasi Cek BPOM.
Jika salah satu aspek KLIK tersebut tidak terpenuhi, besar kemungkinan obat resep dokter yang Anda dapatkan tidak terjamin keamanannya.
Obat tersebut mungkin tidak dapat membantu mengatasi keluhan atau bahkan membahayakan kesehatan Anda.
2. Resep hanya untuk pasien yang bersangkutan
Obat yang diresepkan hanya berlaku untuk Anda dan belum tentu bisa digunakan untuk mengatasi keluhan orang lain.
Pasalnya, setiap orang memiliki kondisi kesehatan dan keluhan dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda.
Selain berdasarkan keluhan, dokter menyesuaikan dosis dan aturan pakai obat dengan usia, berat badan, dan masalah kesehatan lain yang dimiliki pasien.
Hindarilah mengonsumsi obat yang diresepkan secara khusus untuk orang lain, terutama jika Anda perlu minum obat secara rutin.
Sebuah studi dalam American Journal of Public Health (2014) mengemukakan efek samping penggunaan resep obat tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Dari 594 pasien uji coba, sekitar 37,4% dari total pasien mengalami efek samping berupa reaksi alergi.
3. Tidak mengganti dosis obat
Aturan minum obat dari dokter sudah dibuat sedemikian rupa agar hasilnya efektif untuk mengatasi masalah kesehatan Anda.
Mengurangi dosis bisa membuat khasiat obat jadi kurang efektif. Bila terus dibiarkan, ini akan sangat berbahaya dan malah membuat penyakit bertambah parah.
Pada kasus lain, Anda mungkin merasa obat yang Anda minum tidak memberikan efek yang signifikan dalam mengurangi gejala penyakit.
Ini sebabnya Anda jadi tergoda untuk menambah dosis obat agar cepat sembuh.
Namun perlu diingat, beberapa obat yang dikonsumsi dalam dosis tinggi dapat menyebabkan overdosis yang membahayakan tubuh.
Maka, penting untuk tetap mematuhi aturan minum obat dari dokter.
4. Buang obat sisa jika tidak habis
Saat obat yang diresepkan dokter masih memiliki sisa, Anda mungkin berpikir untuk menyimpan obat agar bisa digunakan di lain waktu.
Sisa obat yang sering disimpan biasanya yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang cukup ringan seperti sakit kepala, nyeri otot, mual, atau flu.
Namun, kebiasaan ini sebenarnya tidak selalu baik untuk dilakukan.
Pasalnya, tidak semua obat berumur panjang atau dapat disimpan dalam waktu lama, misalnya antibiotik dan obat cair.
Obat-obatan tersebut biasanya memiliki masa simpan yang lebih pendek. Menyimpan sisanya akan berisiko membuat Anda minum obat kedaluwarsa di kemudian hari.
Tak hanya itu, bisa jadi saat ini Anda mengalami penyakit yang berbeda dengan penyakit sebelumnya meskipun gejalanya mirip.
Akibatnya obat yang masih tersisa tersebut tidak akan mempan mengatasi keluhan Anda.
5. Minum secara teratur
Saat keluhan masih terasa, Anda mungkin rajin minum obat resep sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Namun, tak jarang pasien yang merasa kondisinya sudah lebih baik justru menghentikan konsumsi obat sebelum waktu yang dianjurkan.
Minum obat secara teratur tentu sangat penting dalam proses pengobatan agar kesehatan Anda berangsur-angsur membaik.
Jika memiliki penyakit tertentu yang mengharuskan Anda minum obat dalam jangka panjang, mengikuti jadwal minum bahkan dapat bersifat krusial.
Sebagai contoh, seseorang yang memiliki penyakit kronis seperti masalah jantung, HIV, bahkan diabetes, perlu rutin minum obat dengan jadwal yang sama setiap harinya.
Tidak mengikuti aturan minum obat dokter seperti yang diresepkan, dapat mengurangi efektivitas, memperburuk kondisi kesehatan, dan meningkatkan efek samping obat.
[embed-health-tool-bmi]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Pastikan Obat dan Makanan Aman dengan Cek KLIK – Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Retrieved 15 December 2022, from https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/14863/Pastikan-Obat-dan-Makanan-Aman-dengan-Cek-KLIK.html
Beyene, K., Sheridan, J., & Aspden, T. (2014). Prescription Medication Sharing: A Systematic Review of the Literature. American Journal Of Public Health, 104(4), e15-e26. doi: 10.2105/ajph.2013.301823
Prescription Medicines | National Institute on Drug Abuse. (2022). Retrieved 15 December 2022, from https://nida.nih.gov/research-topics/prescription-medicines
Davari, M., Khorasani, E., & Tigabu, B. (1970). Factors Influencing Prescribing Decisions of Physicians: A Review. Ethiopian Journal Of Health Sciences, 28(6). doi: 10.4314/ejhs.v28i6.15
How long is a prescription valid for?. (2018). Retrieved 15 December 2022, from https://www.nhs.uk/common-health-questions/medicines/how-long-is-a-prescription-valid-for/
Prescription drug abuse – Symptoms and causes. (2022). Retrieved 15 December 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/prescription-drug-abuse/symptoms-causes/syc-20376813
Versi Terbaru
03/01/2023
Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany
Ditinjau secara medis olehApt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.