backup og meta

Metamizole

Metamizole

Metamizol adalah obat yang berfungsi sebagai pereda nyeri, terutama untuk nyeri perut dan nyeri kolik. Terkadang, obat ini juga digunakan untuk menurunkan demam.

Golongan obat: analgetik antipiretik, antiinflamasi non steroid

Merek dagang: Norages, Antalgin, Ikaneuron Plus, Mitamizole Sodium

Apa itu obat Metamizol?

Metamizol adalah obat untuk meredakan rasa sakit, menurunkan demam, serta mengurangi peradangan dalam tubuh. Metamizol juga dikenal dengan nama lainnya, yakni metampiron dan dipyrone.

Obat ini bekerja dengan menghambat peradangan dan produksi hormon prostaglandin pemicu nyeri dalam tubuh, sehingga suhu tubuh menurun dan rasa nyeri berkurang.

Berkat efek spasmolitiknya, obat ini banyak digunakan untuk mengurangi nyeri perut. Efek spasmolitik sendiri merujuk pada kerja obat yang dapat merelaksasi otot-otot polos dalam saluran cerna.

Selain itu, Metamizol juga digunakan untuk mengatasi nyeri setelah operasi, nyeri akibat tumor, dan nyeri sendi.

Dosis Metamizol

Dosis yang diberikan bisa berbeda-beda, tergantung pada kondisi, berat badan, serta usia pasien. Namun pada umumnya, dosis Metamizol yang diberikan adalah sebagai berikut.

Tablet

  • Dewasa dan usia 15 tahun ke atas: 0,5-1 gram, diminum sebanyak 4 kali sehari dengan jarak 6-8 jam pada setiap dosis.
  • Anak-anak di atas 3 bulan: 8-16 miligram/kg berat badan, diminum sebanyak 1-4 kali sehari dengan jarak 6-8 jam pada setiap dosis.

Injeksi

Diberikan sebanyak 0,5-1 gram sebanyak 4 kali sehari, lewat intravena (pembuluh darah vena) atau intramuskular (otot). Dosis maksimal adalah 2,5 gram.

Aturan pakai Metamizol

Obat Metamizol merupakan obat keras, jadi penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter. Jangan menggunakan obat ini melebihi dosis yang dianjurkan, baik itu lebih sedikit atau lebih lama dari yang disarankan.

Untuk bentuk tablet, obat sebaiknya diminum setelah makan. Telan obat secara langsung dengan bantuan air putih. Jangan mengunyah atau menghancurkan tablet karena hal ini dapat meningkatkan efek samping obat.

Minumlah obat pada waktu yang sama setiap harinya, agar kinerja obat dapat menjadi lebih efektif. Apabila kondisi Anda tidak menunjukkan perubahan atau malah semakin memburuk, segera periksakan diri ke dokter.

Simpan obat di tempat dengan suhu ruangan, jangan di tempat yang terlalu dingin atau terlalu panas. Jauhkan obat dari paparan sinar matahari atau cahaya langsung dan tempat yang lembap.

Efek samping obat Metamizol

Obat Metamizol dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya, yaitu agranulositosis dan anemia aplastik.

Agranulositosis merupakan kondisi yang muncul ketika Anda kekurangan granulosit. Granulosit adalah jenis sel darah putih yang memiliki granula atau partikel kecil.

Granulosit berperan penting dalam membantu tubuh melawan infeksi. Bila jumlahnya sedikit, maka tubuh akan jadi lebih mudah terinfeksi dan terkena penyakit parah.

Sedangkan anemia aplastik adalah jenis anemia di mana tubuh berhenti memproduksi sel darah merah, sel darah putih, atau trombosit. Anemia aplastik membuat Anda lebih mudah merasa lemas tanpa sebab, berisiko terhadap infeksi, mengalami perdarahan yang sulit berhenti, dan bisa berkembang menjadi masalah jantung yang serius.

Karena efek samping inilah, penggunaan obat Metamizol dilarang di beberapa negara. Akan tetapi, obat tetap aman selama digunakan dengan dosis yang sesuai. Di Indonesia sendiri, pemakaian obat Metamizol relatif besar.

Beberapa efek samping lainnya meliputi:

  • mual,
  • muntah,
  • diare,
  • nyeri dan tidak nyaman di perut,
  • kantuk,
  • gugup atau gelisah,
  • sakit kepala,
  • perdarahan atau perubahan warna urine, serta
  • reaksi alergi seperti ruam, gatal, bengkak, napas pendek, dan keringat dingin.

Jika Anda memiliki kekhawatiran tersendiri tentang efek sampingnya, konsultasikan pada dokter atau apoteker anda.

Peringatan dan perhatian saat pakai Metamizol

Beri tahu dokter mengenai obat-obatan yang sedang Anda gunakan, baik obat resep, non resep, suplemen, maupun obat herbal. Ini penting untuk mencegah kemungkinan interaksi obat Metamizol dengan yang lainnya.

Selain itu, penting juga untuk menginformasikan dokter mengenai penyakit atau kondisi kesehatan lain yang sedang Anda derita. Kemungkinan, obat ini dapat memicu terjadinya interaksi bila digunakan saat Anda memiliki penyakit atau kondisi tertentu.

Jangan konsumsi obat bila Anda memiliki riwayat alergi terhadap metamizole sodium atau obat-obatan NSAID lainnya.

Hindari memakan jeruk bali merah (grapefruit) atau meminum jus jeruk bali merah saat menggunakan obat kecuali diizinkan dokter.

Jeruk bali merah dan obat-obatan dapat meningkatkan risiko terjadinya interaksi. Konsultasikan dengan dokter dan apoteker untuk info lebih lanjut.

Apakah Metamizol aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Metamizole atau metampiron tidak bole dikonsumsi selama kehamilan, terutama selama 12 minggu pertama dan 12 minggu terakhir karena adanya risiko kerusakan janin.

Hindari menyusui ketika Anda menggunakan metamizole. Setelah Anda berhenti menggunakan obatnya, berikan jeda setidaknya 2 hari sebelum kembali menyusui.

Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan metamizole.

Interaksi obat Metamizole dengan obat lain

Metamizole dapat berinteraksi dengan obat yang sedang Anda konsumsi. Interaksi ini akan mempengaruhi cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Beberapa jenis obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan Metamizol antara lain:

  • pil kontrasepsi,
  • obat-obatan NSAID lain seperti aspirin,
  • koagulan atau pengencer darah,
  • fenotiazin yang berfungsi untuk mengatasi gangguan kejiwaan seperti skizofrenia,
  • fenitoin untuk mengatasi kejang,
  • obat tidur, dan
  • obat antidiabetik.

Untuk mencegah interaksi, sebaiknya simpan daftar semua produk yang Anda gunakan, termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal. Konsultasikan kepada dokter bila Anda sedang menjalani pengobatan dengan obat lain.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Metamizole. (n.d.). PubChem. Retrieved 9 December 2021, from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Metamizole

Dipyrone. (n.d.). PubChem. Retrieved 9 December 2021, from https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Metamizole

Dipyrone use while Breastfeeding. (2019). Drugs.com. Retrieved 9 December 2021, from https://www.drugs.com/breastfeeding/dipyrone.html

Kötter, T., da Costa, B., Fässler, M., Blozik, E., Linde, K., & Jüni, P. et al. (2015). Metamizole-Associated Adverse Events: A Systematic Review and Meta-Analysis. PLOS ONE10(4), e0122918. Retrieved 9 December 2021.

Jasiecka, A., Maślanka, T., & Jaroszewski, J. J. (2014). Pharmacological characteristics of metamizole. Polish journal of veterinary sciences17(1), 207–214. Retrieved 9 December 2021.

Versi Terbaru

23/12/2021

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Ibuprofen untuk Ibu Hamil, Boleh atau Tidak? Ini Aturannya

Paracetamol, Aspirin, dan Ibuprofen, Apa Bedanya?


Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 23/12/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan