Penyakit peradangan sendi atau artritis dapat menimbulkan rasa nyeri yang terkadang bisa mengganggu aktivitas. Untuk mengatasinya, pasien harus mengonsumsi obat pereda nyeri. Salah satu pereda nyeri yang dapat digunakan adalah obat ketoprofen.
Golongan obat: anti-inflamasi non steroid
Merek dagang: Altofen, Fetik, Kaltrofen, Nasaflam, Profenid, Rhetoflam
Apa itu obat ketoprofen?
Ketoprofen adalah obat untuk meredakan nyeri, pembengkakan, dan kaku sendi yang muncul karena osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. Terkadang, dokter juga meresepkan obat ini untuk mengatasi nyeri haid.
Ketoprofen membantu mengurangi nyeri dan membengkakan dengan menurunkan kadar prostaglandin, zat seperti hormon yang dapat menyebabkan peradangan. Di Indonesia, obat ini tergolong obat keras.
Dosis obat ketoprofen
Dosis yang diberikan bergantung pada kondisi yang ingin ditangani. Berikut adalah dosis berdasarkan penyakitnya.
Osteoarthritis
Dewasa:
- tablet biasa: dosis sebanyak 50 mg diminum 4 kali sehari atau 75 mg diminum 3 kali sehari, dosis maksimal 300 mg per hari.
- tablet pelepasan lambat: 200 mg diminum sekali sehari, dosis maksimal 200 mg per hari.
Rheumatoid arthritis
Dewasa:
- tablet biasa: 50 mg secara 0ral diminum 4 kali sehari atau 75 mg diminum 3 kali sehari, dosis maksimal 300 mg per hari.
- tablet pelepasan lambat: 200 mg diminum sekali sehari, dosis maksimal 200 mg per hari.
Dismenore
Dewasa:
- tablet biasa: 25 mg sampai 50 mg diminum setiap 6-8 jam sekali sesuai kebutuham dosis maksimal 300 mg per hari
Nyeri
Dewasa:
- tablet biasa: 25 mg sampai 50 mg diminum setiap 6-8 jam sekali sesuai kebutuhan, dosis maksimal 300 mg per hari.
Aturan pakai ketoprofen
Obat biasanya diresepkan oleh dokter. Maka dari itu, minumlah sesuai dengan anjuran yang diberikan. Jangan menambah dosis obat ini tanpa sepengetahuan dokter. Untuk menghindari efek samping pada pencernaan, minum obat setelah makan.
Tablet biasa akan bekerja lebih baik bila digunakan saat nyeri baru muncul. Bila Anda menunggu nyeri semakin memburuk, obat mungkin tidak akan bekerja dengan baik.
Sedangkan, tablet pelepasan lambat biasanya membutuhkan waktu dua minggu secara teratur sampai Anda merasakan khasiatnya.
Bila nyeri tidak berkurang atau semakin memburuk, beri tahu dokter mengenai kondisi Anda.
Efek samping obat Ketoprofen
Obat ketoprofen juga dapat menimbulkan efek samping. Beberapa efek samping yang cukup ringan dan umum terjadi adalah:
- masalah pencernaan seperti perut panas, diare, sembelit, atau kembung,
- pusing,
- sakit kepala,
- gugup,
- gatal atau ruam kulit,
- mulut kering,
- banyak berkeringat,
- pilek
- penglihatan kabur, dan
- telinga berdenging.
Berhenti menggunakan ketoprofen dan cari pertolongan segerajika Anda mengalami efek samping serius berikut ini:
- Nyeri dada, lemas, sesak, bicara rero, masalah penglihatan atau keseimbangan
- BAB hitam, berdarah, atau berwarna gelap, batuk darah atau muntah seperti kopi
- Bingung, tremor atau menggigil
- Lebih jarang atau tidak BAK
- Mual, nyeri perut,demam ringan, tidak napsu makan, urin gelap, BAB dempul, sakit kuning (kulit atau mata menguning)
- Demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala dengan lepuhan, mengelupas, dan ruam kulit merah
- Memar, kesemutan berat, baal, nyeri, lemah otot; atau
Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu dari obat ini, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Peringatan dan perhatian saat menggunakan ketoprofen
Beberapa kondisi tertentu dapat mempengaruhi reaksi obat ketoprofen yang Anda minum. Beri tahu dokter bila Anda memiliki kondisi berikut ini.
- Anemia
- Asma
- Masalah perdarahan
- Pembekuan darah
- Edema
- Riwayat penyakit jantung
- Tekanan darah tinggi
- Penyakit ginjal
- Penyakit hati (misalnya hepatitis)
- Ulkus atau perdarahan lambung atau usus
- Riwayat stroke
Dokter mungkin akan memberikan obat lain atau menyesuaikan dosis dengan kondisi yang Anda miliki. Obat juga sebaiknya tidak dikonsumsi oleh orang-orang yang sensitif terhadap aspirin dan baru saja atau akan menjalani operasi jantung. Jangan mengonsumsi alkohol selama pengobatan karena dapat menimbulkan interaksi dan efek samping yang serius.
Obat paling baik disimpan pada suhu ruangan. Jauhkan dari paparan cahaya langsung, jangan disimpan di kamar mandi dan jangan dibekukan.
Apakah Ketoprofen aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Belum ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan ketoprofen pada ibu hamil atau menyusui. Namun, biasanya ketoprofen tidak diperbolehkan untuk ibu hamil sebab berisiko membahayakan janin dan menyebabkan masalah persalinan bila dikonsumsi pada usia kehamilan 20 minggu atau setelahnya.
Untuk memastikan keamanan penggunaan ketoprofen pada ibu menyusui, sebaiknya Anda berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu sebelum memulai pengobatan.
Interaksi obat ketoprofen dengan obat lain
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Berikut adalah beberapa obat yang dapat menimbulkan interaksi bila digunakan bersama dengan obat ketoprofen.
- Cyclosporine
- Lithium
- Methotrexate
- Probenecid
- Pengencer darah seperti warfarin atau obat anti-platelet seperti clopidogrel (Plavix), dipyridamole (Persantine), ticlopidine (Ticlid), dan lain-lain
- Steroids
- Aspirin, atau NSAIDs lain
[embed-health-tool-bmi]