Kanker paru bisa menyebabkan komplikasi yang fatal, seperti nyeri dan penumpukan cairan di dalam dada. Pada stadium lanjut, kanker paru juga bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya. Untuk mencegah perkembangan kanker, pasien membutuhkan perawatan kemoterapi dengan obat erlotinib.
Golongan obat: kemoterapi
Merk dagang: Tarceva, Erlonat, Eloceta, Erlotinib 100
Apa itu obat erlotinib?
Erlotinib adalah obat kemoterapi yang sering digunakan untuk mengobati kanker paru-paru, terutama kanker paru-paru non-sel kecil.
Erlotinib diberikan pada pasien yang kankernya telah bermetastasis atau menyebar ke jaringan lain dalam tubuh. Obat ini diperuntukkan bagi pasien yang pernah mendapatkan kemoterapi dengan obat lain, tetapi kondisinya tetap tidak membaik setelahnya.
Terkadang, erlotinib juga digunakan untuk mengobati kanker pankreas yang telah menyebar dan tidak dapat diobati. Namun, penggunaannya dikombinasikan dengan obat lain.
Obat ini termasuk dalam kelas obat inhibitor kinase. Cara kerjanya menghalangi protein abnormal pemberi sinyal sel kanker untuk berkembang biak.
Dosis obat erlotinib
Dosis obat untuk setiap pasien bisa berbeda-beda, bergantung pada jenis kanker yang ingin ditangani, luas permukaan badan pasien, serta respons tubuh pasien terhadap pengobatan.
Berikut adalah dosis yang umum diberikan berdasarkan penyakitnya.
Kanker paru non-sel kecil
- Dewasa: 150 mg sekali sehari, hentikan pemakaian obat bila penyakit semakin berkembang dan/atau efek samping tidak bisa ditoleransi.
Kanker pankreas
- Dewasa: 100 mg sekali sehari, diberikan secara kombinasi dengan gemcitabine. Hentikan pemakaian obat bila penyakit semakin berkembang dan efek samping tidak bisa ditoleransi.
Aturan pakai obat erlotinib
Erlotinib tersedia dalam bentuk tablet. Obat bisa diminum dalam kondisi perut kosong, sekitar 1–2 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
Pastikan Anda minum obat sesuai anjuran dokter pada waktu yang sama setiap hari. Jangan mengurangi atau melebihi dosis yang telah ditentukan.
Minumlah obat selama durasi yang disarankan dokter. Anda tetap harus melanjutkan pengobatan meski telah merasa sehat. Jangan berhenti minum obat kecuali atas instruksi dokter.
Bila Anda melewatkan satu dosis, segera minum obat ketika Anda ingat. Namun, jika ini terjadi saat waktu minum obat sudah mendekati dosis selanjutnya, lewati dosis yang sudah terlewat.
Minumlah dosis obat selanjutnya seperti biasa. Jangan menggandakan dosis obat dalam keadaan apa pun.
Efek samping obat erlotinib
Obat erlotinib dapat menimbulkan beberapa efek samping yang tidak diinginkan. Efek samping ini tidak selalu terjadi, tetapi bila terjadi mungkin memerlukan penanganan medis.
Beberapa gejala yang lebih umum meliputi:
- diare,
- sensasi kesemutan, mati rasa, atau nyeri pada tangan, lengan, dan kaki,
- batuk,
- sesak napas,
- demam,
- kedinginan,
- nyeri punggung bawah atau samping,
- sulit buang air kecil,
- ruam dan gatal,
- rambut rontok,
- penurunan berat badan secara drastis, dan
- perubahan tampilan kuku.
Segera hubungi dokter bila Anda mengalami efek samping yang serius atau tak kunjung membaik.
Peringatan dan perhatian saat pakai erlotinib
Sebelum menjalani pengobatan dengan erlotinib, beri tahu dokter bila Anda:
- memiliki riwayat sakit maag atau penyakit lambung lainnya,
- pernah atau sedang menjalani radioterapi,
- memiliki penyakit paru-paru atau infeksi,
- memiliki masalah mata seperti infeksi, mata kering, dan radang,
- punya riwayat penyakit hati dan ginjal, serta
- sedang mengonsumsi obat lain, suplemen, vitamin, atau produk herbal.
Perlu diketahui, orang-orang dengan perubahan gen EGFR mungkin akan lebih sensitif terhadap efek erlotinib. Dokter mungkin akan menyarankan Anda melakukan tes genetik untuk memeriksa apakah obat ini sesuai untuk Anda.
Saat menggunakan obat, jangan menghirup atau membiarkan tablet bersentuhan dengan mata dan kulit Anda. Lindungi tangan Anda dengan sarung tangan, jangan memegang obat dengan tangan kosong. Setelah itu, segera buang sarung tangan dan cuci tangan sampai bersih.
Apakah obat erlotinib aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Obat erlotinib tidak disarankan untuk ibu hamil. Pasalnya, efeknya dikhawatirkan dapat membahayakan janin.
Karena alasan yang sama, US Food and Drug Administration (FDA) juga menyarankan agar pasien tidak merencanakan kehamilan sampai satu bulan setelah selesai perawatan.
Jangan menyusui bayi selama menjalani perawatan dengan obat ini. Ada kemungkinan obat ini dapat mengalir ke dalam ASI. Hindari menyusui sampai dua minggu setelah selesai perawatan.
Interaksi dengan obat lain
Interaksi obat dapat mengubah kinerjanya atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Berikut merupakan jenis obat-obatan yang dapat menimbulkan interaksi bila digunakan bersamaan dengan erlotinib.
- Obat-obatan untuk lambung seperti antasida, golongan proton pump inihibitor (omeprazol, esomeprazol), dan antagonis H2 (ranitidin, simetidin) dapat mengurangi efektivitas obat erlotinib bila digunakan secara bersamaan.
- Obat pengencer darah atau antiokoagulan seperti warfarin, dapat meningkatkan risiko perdarahan.
- Obat-obatan kortikosteroid dan NSAID dapat meningkatkan risiko terbentuknya perforasi lambung (lubang pada dinding lambung).
- Obat statin untuk menurunkan kolesterol darah, bila digunakan bersama erlotinib dapat meningkatkan risiko masalah otot yang pada kasus langka bisa menyebabkan kerusakan otot serius (rhabdomyolysis).
Masih ada berbagai interaksi obat lainnya yang belum disebutkan. Bila Anda khawatir mengenai interaksi erlotinib dengan obat tertentu, konsultasikan pada dokter atau apoteker.
[embed-health-tool-bmi]