Seseorang dapat mengalami overdosis saat mengonsumsi obat tertentu jika melebihi takaran yang dianjurkan, termasuk saat menggunakan ibuprofen. Ibuprofen adalah obat pereda nyeri yang biasanya bisa dengan mudah didapatkan di pasaran atau dijual bebas tanpa resep dokter. Saat mengalami overdosis ibuprofen, Anda bisa mengalami berbagai efek samping yang berbahaya bagi tubuh. Untuk lebih jelasnya, berikut ulasannya.
Apa itu ibuprofen?
Ibuprofen adalah obat antiradang nonsteorid yang digunakan untuk mengobati peradangan, demam, dan nyeri ringan. Biasanya, obat ini digunakan untuk mengobati:
- Sakit kepala
- Sakit punggung
- Sakit gigi
- Radang sendi
- Kram menstruasi
- Demam
Ibuprofen bekerja dengan cara menurunkan hormon penyebab peradangan dan rasa sakit. Selain itu, obat ini juga bekerja dengan mengganggu fungsi normal sistem saraf dengan mengubah sinyal sakit yang ditangkap oleh sel saraf.
Di pasaran, ibuprofen memiliki berbagai merek di antaranya:
- Motrin
- Advil
- Midol
- Nuprin
- Pamprin IB
Berapa dosis ibuprofen yang aman?
Ibuprofen biasanya aman digunakan untuk orang dewasa dan anak-anak yang berusia lebih dari 6 bulan. Namun, hal ini juga tergantung pada kondisi kesehatan masing-masing orang. Orang dengan penyakit jantung, masalah perut atau usus, dan memiliki riwayat pembekuan darah biasanya tidak dianjurkan mengonsumsi obat ini.
Untuk orang dewasa, dosis yang dianjurkan yaitu satu atau dua tablet 200 mg setiap empat hingga enam jam sekali. Orang dewasa tidak boleh mengonsumsinya lebih dari 800 mg sekaligus atau 3.200 mg per hari.
Namun dosis yang aman diberikan adalah 1200-1600 mg per hari. Sementara itu, orang yang berusia di atas 60 tahun memiliki risiko kerusakan ginjal dan saluran cerna lebih tinggi sehingga dosisnya perlu dikurangi atas saran dokter.
Sementara takaran dosis untuk anak-anak, akan disesuaikan dengan tinggi badan serta usianya. Sehingga Anda tidak bisa asal memberikannya tanpa petunjuk dari dokter. Umumnya, anak-anak tidak diberikan lebih dari empat dosis per hari. Obat tetes mulut, sirup, dan tablet kunyah merupakan jenis ibuprofen untuk bayi dan anak-anak.
Perlu diperhatikan juga, jika Anda mengonsumsi obat-obatan lain selain ibuprofen usahakan untuk meminumnya delapan jam sebelum atau 30 menit setelah obat-obatan lain seperti aspirin, ketoprofen, atau naproxen.
Gejala overdosis ibuprofen
Gejala overdosis ibuprofen terkadang tidak muncul langsung setelah Anda mengonsumsinya. Namun, hal ini dapat bervariasi pada masing-masing orang. Gejala yang terjadi terbagi menjadi ringan dan juga parah.
Berikut berbagai gejala ringan yang akan Anda alami, yaitu:
- Telinga berdenging
- Mulas
- Mual
- Muntah
- Diare
- Pusing
- Nyeri ulu hati hingga perdarahan saluran cerna
- Penglihatan kabur
- Ruam kemerahan di kulit
- Berkeringat tanpa alasan yang jelas
- Sakit perut akibat adanya perdarahan di dalam tubuh
Adapun berbagai gejala yang cukup parah yaitu:
- Sulit bernapas
- Kejang
- Tekanan darah terlalu rendah (hipotensi)
- Produksi urine sedikit atau bahkan tidak sama sekali karena ginjal terganggu
- Sakit kepala yang parah
- Koma
Sementara pada bayi, gejalanya meliputi lesu, tidak cepat merespon, dan apnea atau henti napas sementara.
Perawatan dokter saat mengalami overdosis ibuprofen
Saat Anda mengalami gejala ini, maka segera pergi ke rumah sakit terdekat. Dokter akan melihat laju pernapasan, denyut jantung, dan tanda-tanda vital lainnya. Biasanya, dokter juga akan memasukkan sebuah alat melalui mulut untuk mencari perdarahan internal jika Anda mengalami sakit perut.
Dokter juga akan melakukan sejumlah perawatan seperti:
- Obat-obatan yang membuat Anda muntah.
- Bilas lambung, jika obat diminum dalam satu jam terakhir.
- Arang aktif.
- Obat pencahar.
- Alat bantu pernapasan seperti oksigen atau ventilator.
- Cairan intravena.
Komplikasi akibat overdosis ibuprofen
Pada sebagian kasus, overdosis ibuprofen dapat menyebabkan berbagai masalah serius pada saluran cerna Anda yang meliputi:
- Peradangan
- Perdarahan
- Luka ulkus
- Stroke
- Serangan jantung
- Perforasi usus, saat usus mengalami kebocoran hingga isinya masuk ke dalam rongga perut.
- Gagal ginjal atau hati
Oleh karena itu, untuk menghindari gejala overdosis ini, Anda perlu teliti membaca anjuran dokter maupun aturan minum di label kemasan. Pastikan untuk meminumnya sesuai dengan yang direkomendasikan tanpa melebih-lebihkan atau mengurangi dosis.
[embed-health-tool-bmi]