Hampir semua obat rasanya pahit. Maka dari itu, banyak orang menggunakan berbagai cara untuk mentralisir rasanya yang tidak enak di lidah. Banyak cara digunakan misalnya memasukkan obat ke dalam pisang, makan sesuatu yang manis setelah minum obat, bahkan mungkin berencana minum obat pakai soda. Nah, sebelum Anda minum obat pakai soda, ketahui dulu faktanya dalam ulasan berikut ini.
Apakah boleh minum obat pakai soda?
Anda termasuk yang pernah atau berencana minum obat pakai soda? Tahan dulu. Menurut Dr. Rajni Pathak, seorang koordinator pemeriksaan kesehatan dan pencegahan penyakit di Fortis Hospital Mohali, India, soda bersifat asam. Keasaman soda ini bisa menurunkan kinerja antibakteri yang terdapat di dalam obat.
Bahkan, jika dikombinasikan dengan obat-obatan tertentu, soda bisa menyebabkan alergi atau efek samping yang tidak diinginkan pada sebagian orang. Soda juga bisa membatasi penyerapan zat besi. Oleh sebab itu, minum suplemen atau obat yang mengandung zat besi bisa menjadi sia-sia saja.
Hal senada juga diungkapkan oleh Katrina A Bramstedt, Ph.D., seorang pakar bioetika di Luxembourg Agency for Research Integrity, Eropa, yang menyatakan Anda sebaiknya tidak minum obat pakai soda. Pasalnya, beberapa jenis obat bisa mengalami kerusakan di mulut.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda tetap minum air putih untuk mencegah reaksi negatif obat terhadap soda. Meski tidak semua obat bereaksi negatif terhadap soda, agar aman sebaiknya tetap minum obat dengan air putih.
Minuman lain yang bisa bereaksi negatif terhadap obat
Menurut toksikolog medis dr. Lesile Dye, FACMT , selain soda ada beberapa minuman lain yang bisa mengurangi efektivitas obat dan mengancam kesehatan. Di antaranya yaitu:
Jus delima
Meski segar dan menggugah selera, delima memiliki enzim yang bisa memecah obat tekanan darah tertentu. Untuk itu, sebaiknya hindari minum obat dengan jus delima dan lebih baik ganti dengan air putih.
Susu
Susu mengandung kalsium yang bisa menghambat efektivitas obat tiroid. Oleh karena itu, sebaiknya Anda tak minum obat dengan susu. Bahkan, Anda perlu menunggu empat jam setelah minum obat jika ingin minum produk yang berbahan dasar susu.
Kafein
Minuman berkafein cukup berbahaya jika dikonsumsi dengan obat yang bersifat stimulan. Oleh sebab itu, jangan minum obat dengan kopi ketika mengonsumsi obat efedrin (penekan nafsu makan), obat asma, dan amfetamin (Adderal).
Minuman olahraga
Kalium di dalam minuman olahraga akan sangat berbahaya jika digabung dengan obat. Mineral ini biasanya bereaksi negatif saat Anda gunakan untuk minum obat gagal jantung atau hipertensi.
Teh hijau
Minum obat dengan teh hijau bisa menurunkan efektivitas obat pengencer darah seperti coumarin atau warfarin. Hal ini disebabkan oleh kandungan vitamin K di dalamnya.
Anggur (alkohol)
Jika Anda minum obat antidepresan dengan wine alias anggur, maka risikonya cukup tinggi. Perpaduan ini bisa mengakibatkan hipertensi, sakit kepala, denyut jantung meningkat, dan stroke.
Aturan minum obat yang baik dan benar
Bukan dengan soda atau teh, obat seharusnya diminum dengan air putih. Air putih tidak mengandung zat yang menunda penyerapan obat atau bereaksi secara negatif. Oleh sebab itu, dokter biasanya sangat menganjurkan Anda untuk minum obat dengan air putih.
Selain tak menimbulkan efek negatif, air putih juga membantu menelan obat dengan lebih mudah dan mencegahnya terjebak di kerongkongan. Obat yang tersangkut di kerongkongan biasanya bisa membuat Anda mengalami peradangan dan iritasi. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk minum segelas air saat minum obat agar pil masuk dengan sempurna.
Selain itu, jangan minum obat sambil berbaring. Meski Anda merasa sangat lemas untuk duduk untuk berdiri, paksakan dan minta bantuan orang lain untuk membantu Anda bangun. Berbaring membuat risiko tersedak semakin meningkat.
Usahakan untuk minum obat tidak mepet dengan waktu tidur. Paling tidak, Anda perlu meminumnya 15 menit sebelum tidur untuk memberikan waktu bagi obat berjalan di kerongkongan dan masuk ke lambung.
[embed-health-tool-bmi]