Menggunakan daging asap di dalam masakan memang terlihat praktis. Pasalnya, makanan olahan ini mudah didapat dan memiliki rasa yang lezat karena proses pengolahannya yang diasap. Saat ini cukup banyak orang yang lebih memilih menggunakan daging asap dalam menu makanannya. Namun apakah makan daging asap itu sehat? Simak ulasannya berikut ini.
Sebelum memilihnya, ketahui dulu proses pengolahan daging asap
Sebenarnya, proses pengasapan daging bertujuan untuk membuat daging lebih awet. Jadi, daging akan dipanaskan di atas kayu yang dibakar dengan suhu rendah. Daging hanya akan terkena asap pembakaran saja, bukan kena api langsung.
Nah, asap dari hasil pembakaran kayu tersebut memiliki keunggulan karena mengandung beberapa komponen kimia yang mampu membunuh bakteri dan jamur. Oleh karena itu, cara mengolah makanan seperti ini sering digunakan untuk mengawetkan makanan.
Meski jadi lebih awet, sayangnya proses pengolahan ini dapat mengubah kandungan gizi dari daging. Pasalnya, ada beberapa penambahan dan pembentukan zat dari proses tersebut, seperti:
Penambahan garam dalam jumlah besar
Menurut Live Strong, sebelum diasapi, daging dipotong menjadi beberapa bagian atau menjadi tipis-tipis dan dioleskan garam terlebih dahulu. Ini memberi rasa asin dan gurih pada daging, serta membantu mempercepat kematangan.
Terbentuknya zat kimia tambahan
Ketika daging terkena panas dari pembakaran kayu atau arang, maka zat PAH (hidrokarbon aromatik polisiklik) seperti benzopiran dan amina heterosiklik muncul. Kedua zat itu bersifat racun dan mudah menyerap pada makanan.
Dampak makan daging asap bagi kesehatan
Sebenarnya makan daging asap tidak langsung menyebabkan beberapa penyakit. Ini bergantung dari seberapa sering Anda mengonsumsinya. Jadi, langkah bijak yang bisa Anda lakukan adalah dengan membatasi konsumsi daging asap. Ini dilakukan untuk menghindari Anda dari beberapa risiko penyakit, seperti:
1. Infeksi perut dan kanker
Makan daging asap meningkatkan risiko infeksi perut karena terkontaminasi bakteri E. coli dan Listeria monocytogenes. Infeksi bakteri E. coli membuat Anda merasakan sakit perut disertai diare. Sementara infeksi bakteri L. monocytogenes menyebabkan listeriosis, yaitu kondisi demam, sakit kepala, dan sakit perut.
Dilansir dari Healthy Eating SF Gate, American Cancer Society mengungkapkan bahwa mengonsumsi banyak daging asap atau ikan asin meningkatkan risiko kanker perut.
2. Hipertensi, penyakit jantung dan penyakit ginjal
Daging asap memiliki kandungan garam yang tinggi sehingga bisa bikin kadar natrium dalam darah melonjak. Natrium adalah mineral dan elektrolit yang penting untuk keseimbangan cairan di dalam tubuh.
Namun bila kadarnya dalam darah terlalu tinggi bisa menyebabkan dehidrasi, hipertensi, penyakit ginjal, dan penyakit jantung. Orang-orang yang memiliki kondisi ini harus menghindari mengonsumsi daging asap.
3. Kanker
Zat yang dihasilkan dari proses pengolahan daging asap bersifat karsinogen, yaitu memicu penyakit kanker. Beberapa penyakit kanker yang sudah terbukti dapat disebabkan oleh zat ini adalah kanker pankreas, kanker usus, kanker prostat, dan kanker payudara.
Penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang mengonsumsi daging asap lebih dari satu kali dalam seminggu meningkatkan risiko kanker payudara sebesar 47% dibanding dengan wanita yang makan daging asap satu kali seminggu.
4. Stroke dan diabetes
Sebuah studi yang dilakukan oleh ahli dari Harvard School of Public Health menunjukkan bahwa mengonsumsi daging asap atau daging olahan yang berlebihan, bisa meningkatkan risiko stroke dan diabetes tipe 2.
[embed-health-tool-bmi]