Makan tiga kali dalam sehari tampaknya masih dianggap sebagai sebuah kewajiban yang dilakukan oleh banyak orang. Tidak jarang, hal ini memunculkan pertanyaan, kenapa ya, makan dalam sehari harus tiga kali? Kenapa tidak lebih dari tiga kali, atau bahkan kurang dari itu? Hmmm… tenang! Kekhawatiran Anda akan terjawab dalam artikel ini.
Asal-usul makan tiga kali sehari
Ternyata, makan tiga kali awalnya berasal dari kebiasaan masyarakat Eropa yang pada akhirnya menjadi pola makan dunia baru. Itu sebabnya, dalam konteks kebiasaan, pola makan tiga kali dalam sehari ini tidak lepas dari kebiasaan yang dibentuk oleh masyarakat pada era terdahulu.
Revolusi Industri di Inggris pada pertengahan abad 19 mengubah masyarakat menjadi lebih modern. Salah satu ciri kemodernannya ini adalah terciptanya gaya hidup yang terstruktur alias berpola. Tidak terkecuali dengan urusan makan. Saat itu, para pekerja dipatok jam kerja yang ketat, maka mereka membiasakan sarapan untuk mengisi tenaga sepanjang hari. Semua pekerja melakukannya tanpa kecuali, bahkan atasan mereka pun ikut menerapkanya.
Karena banyak pekerja yang menghabiskan waktu dari pagi hingga sore untuk bekerja, kebiasaan makan ini pun berlanjut, sehingga muncul jam makan siang sampai jam makan malam untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.
Lantas, berapa kali seharusnya kita makan dalam sehari?
Pada dasarnya berapa pun jumlah makan dalam sehari yang Anda lakukan, yang terpenting adalah Anda makan secara teratur. Jadi, sebenarnya tidak ada tolok ukur yang benar-benar sesuai untuk diterapkan oleh setiap orang. Hal ini dikarenakan, setiap orang punya jam makan yang berbeda, tergantung pada kebutuhan dan jenis aktivitas yang dilakukannya setiap harinya.
Kesimpulan
[embed-health-tool-bmi]