backup og meta

Apakah Tawas Aman untuk Air Minum? Ini Penjelasannya

Apakah Tawas Aman untuk Air Minum? Ini Penjelasannya

Tawas telah digunakan sejak lama untuk penjernihan air sumur yang mengeruh. Jernihnya air tersebut membuat banyak orang tertarik menggunakannya untuk dikonsumsi. Padahal, ada bahaya mengintai di balik penggunaan tawas untuk penjernihan air yang dikonsumsi sehari-hari, berikut penjelasannya.

Apa itu tawas?

Tawas merupakan bahan kimia padat yang bisa berupa serbuk atau kristal dengan warna putih keruh. Tawas atau aluminium sulfat memiliki rumus kimia Al2(SO4)3

Bahan kimia ini termasuk logam berat yang sering digunakan dalam proses penjernihan air sumur, bahan kosmetik, zat warna tertentu, dan zat penyamak kulit atau proses mengubah kulit mentah menjadi kulit tersamak (leather).

Selain itu, tawas juga banyak digunakan untuk pemakaian kulit luar, seperti pembersih ketiak.

Tawas sebagai deodoran sangat aman digunakan mengingat manfaatnya yang banyak, mulai dari mencerahkan ketiak hingga menghilangkan bau tidak sedap. 

Meski tawas memiliki banyak manfaat untuk pemakaian di luar kulit, konsumsi zat tawas ke dalam tubuh menuai banyak perdebatan. 

Apakah tawas aman untuk air minum?

Air merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia. Air bersih diperlukan untuk berbagai kegiatan, mulai dari memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran. 

Air bersih bisa didapatkan dari air sumur atau air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Namun, tidak semua sumber air bisa untuk diminum. Pasalnya, air minum memiliki persyaratan sendiri agar aman dikonsumsi sehari-hari.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan, ada beberapa syarat air minum, yaitu:

  • tidak berasa,
  • tidak berbau,
  • tidak berwarna,
  • tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan
  • tidak mengandung logam berat.

Nah, pada sumber air PDAM, tidak bisa dijadikan sebagai air minum karena PDAM umumnya menggunakan tawas dalam proses penjernihan air sungai untuk didistribusikan ke rumah-rumah. 

Sementara itu, beberapa sumber air sumur mungkin akan memiliki warna yang keruh sehingga perlu dijernihkan dengan tawas agar bisa dijadikan air bersih untuk memenuhi kegiatan sehari-hari.

Penggunaan tawas dapat menjadi alternatif untuk menjernihkan air sehingga Anda bisa mendapatkan akses air bersih.

Berdasarkan studi tahun 2017, air sumur yang memiliki tingkat kekeruhan 15 Nephelometric Turbidity Unit (NTU) dapat diturunkan menjadi 6,5 NTU dengan dosis tawas 40 mg/l. 

Dalam proses penjernihan air tersebut mungkin akan membuat tampilan air menjadi lebih jernih. Namun, air tersebut tidak bisa dikonsumsi karena di dalam air terkandung logam berat yang berbentuk ion. 

Hal ini sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat menyebabkan kerusakan organ detoksifikasi, yaitu hati dan ginjal. 

Berikut adalah beberapa bahaya tawas untuk penjernih air dan dikonsumsi secara rutin.

Merusak jaringan hati 

Hati termasuk ke dalam organ penting untuk membantu proses metabolisme tubuh. Hati memiliki banyak fungsi rumit, salah satunya detoksifikasi obat dan racun. 

Nah, asupan cairan yang mengandung logam berat dalam dosis besar dapat menyebabkan kerusakan pada organ ini.

Berdasarkan sebuah studi tahun 2016, pemberian tawas dengan diatas 1 persen selama 30 hari pada hewan tikus menunjukan adanya kerusakan jaringan hati. 

Simpulan studi tersebut disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi tawas yang masuk ke dalam tubuh, dan semakin lama waktu paparan, dapat mengakibatkan kerusakan hati yang lebih parah.

Meningkatkan risiko patah tulang 

Berdasarkan sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Springer, konsumsi air cairan yang mengandung aluminium dapat meningkatkan risiko patah tulang pinggul. 

Kandungan logam dalam air dapat mengurangi jumlah pembentukan dan penyerapan sel-sel tulang. 

Tahukah Anda?

Aluminium juga dapat menyebabkan berkurangnya mineralisasi tulang sehingga meningkatkan risiko osteomalasia atau kelainan pada tulang menjadi lunak dan mudah patah.

Memperparah penyakit ginjal kronis 

Bahaya tawas untuk penjernih air yang dikonsumsi sehari-hari tidak hanya buruk untuk jaringan detoksifikasi, tetapi juga ekskresi, yaitu ginjal. 

Berdasarkan sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Elsevier, pasien penyakit ginjal kronis yang terpapar aluminium dalam tubuh dapat memiliki efek kesehatan yang lebih parah.

Pada kondisi normal, aluminium dapat ginjal keluarkan dari tubuh melalui feses dan urine.

Namun, pada kondisi penyakit ginjal kronis dapat meningkatkan risiko penyakit lainnya, seperti ensefalopati uremikum, osteomalasia, dan anemia.

Nah, demikianlah beberapa bahaya menggunakan tawas penjernih air yang dikonsumsi.

Daripada mempertaruhkan kesehatan dengan konsumsi air tawas, lebih baik konsumsi air mineral yang sudah jelas manfaatnya untuk kesehatan, seperti AQUA.

aqua

AQUA terbuat 100% murni dari sumber air pegunungan vulkanik terlindungi dan hanya melalui proses penyaringan yang ketat untuk menghindari kontaminasi polutan. 

Anda bisa merasakan kemurnian AQUA dari rasa dingin alami dan segar bahkan tanpa perlu didinginkan di lemari es terlebih dahulu. Dalam memilih air minum untuk diri dan keluarga, Anda perlu berhati-hati.

Pasalnya, meski sama-sama terlihat jernih, tidak berasa, dan tidak berbau, air minum belum tentu bebas dari bakteri ataupun logam berat yang membahayakan tubuh. Maka dari itu, jangan lupa #AQUADULU karena tidak semua air mineral itu AQUA. 

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Ananda, Putri Rizki., Ismail, Akhmad. 2016. Pengaruh Pemberian Tawas dengan Dosis Bertingkat Dalam Pakan Selama 30 Hari Terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Tikus Wistar. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 5(3). Pp. 210-221.

Amalia, Nur., W, Hari Rudijanto I. 2017. Pengaruh Berbagai Dosis Tawas Terhadap Kekeruhan Air Sumur Gali Di Desa Dukuhlo RT 1 RW 6 Kec. Lebaksiu Kab. Tegal Tahun 2016. Bulletin Keslingmas, 36(3). 

Panhwar, A. H., et al. (2016). Evaluated the adverse effects of cadmium and aluminum via drinking water to kidney disease patients: Application of a novel solid phase microextraction method. Environmental toxicology and pharmacology, 43, 242–247. https://doi.org/10.1016/j.etap.2016.03.017 

Dahl, C., et al. 2014. Do Cadmium, Lead, and Aluminum in Drinking Water Increase the Risk of Hip Fractures? A NOREPOS Study. Biol Trace Elem Res 157, 14–23. https://doi.org/10.1007/s12011-013-9862-x 

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. 

Versi Terbaru

07/02/2024

Ditulis oleh Fatin Nur Jauhara

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Luthfiya Rizki


Artikel Terkait

Apa Itu Superfood? Ini Manfaat dan Sumber Makanannya

Kenali Proses Produksi Air Mineral dalam Kemasan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Fatin Nur Jauhara · Tanggal diperbarui 07/02/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan