Skoliosis merupakan salah satu kelainan tulang belakang yang cukup umum terjadi. Kondisi ini sering ditemukan pada bayi dan anak-anak, tetapi juga dapat terjadi pada orang dewasa. Meski gejalanya kerap tidak terasa, skoliosis bisa membuat posisi bahu tidak sejajar dan berisiko menimbulkan gangguan pernapasan. Lantas, adakah cara mencegah skoliosis?
Adakah cara mencegah skoliosis?
Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang ditandai dengan tulang belakang yang melengkung ke samping.
Banyak orang mengira bahwa skoliosis disebabkan oleh cedera, obesitas, atau kebiasaan sehari-hari, seperti membawa ransel yang berat dan sering berdiam pada postur yang buruk.
Namun, penyebab pasti dari skoliosis sebenarnya belum diketahui. Maka dari itu, beberapa cara seperti melatih postur atau melakukan yoga tidak akan mencegah skoliosis.
Ini terutama bila jenis skoliosisnya adalah skoliosis bawaan dan skoliosis neuromuskular. Sebagai informasi, skoliosis terdiri dari beberapa jenis yang berbeda, yaitu sebagai berikut.
- Skoliosis kongenital atau bawaan. Ini merupakan jenis yang ditemukan pada bayi baru lahir yang telah memiliki kelainan tulang belakang sejak di dalam kandungan.
- Skoliosis idiopatik. Kondisi skoliosis yang tidak diketahui penyebabnya. Ini merupakan skoliosis yang sering terjadi pada anak.
- Skoliosis degeneratift. Kondisi inierjadi saat dewasa dan tumbuh seiring waktu.
- Skoliosis neuromuskular. Kondisi ini disebabkan oleh kelainan pada saraf dan otot.
Skoliosis bawaan bisa dibilang termasuk cacat lahir yang sudah muncul dari awal kehamilan dan tidak dapat dicegah.
Sementara skoliosis neuromuskular kerap terjadi sebagai akibat dari kondisi lain seperti cerebral palsy. Sampai saat ini, para ahli juga belum menemukan cara tertentu yang pasti dapat mencegah skoliosis neuromuskular.
Meski demikian, bila kasusnya adalah skoliosis yang baru berkembang saat dewasa seperti skoliosis degeneratif atau yang muncul karena osteoporosis, terkadang langkah pencegahan bisa dilakukan untuk menundanya.
Perlu Anda Ketahui
Seseorang dapat dikatakan memiliki kondisi skoliosis bila kelengkungan tulangnya mencapai 10 derajat atau lebih. Normalnya tulang belakang hanya melengkung di bagian atas bahu dan di bawah punggung. Namun bila dipindai dengan sinar-X, kondisi tulang belakang pada orang yang memiliki skoliosis melengkung di sisi kanan dan kiri, membentuk huruf “S” atau “C”.
Bagaimana cara mencegah skoliosis?
Memang, beberapa jenis skoliosis tidak dapat dicegah. Namun, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menunda serta mencegah skoliosis berkembang menjadi parah.
Berikut beberapa di antaranya.
1. Mengurangi beban di punggung
Coba untuk mengurangi beban di punggung dari tas ransel yang Anda bawa. Tas yang terlalu berat dapat membuat postur tubuh terganggu.
Bila Anda membawa tas bahu, Anda bisa mengakalinya dengan meletakkan tas bergantian di bahu kiri dan kanan.
2. Hindari duduk terlalu lama
Hindari duduk di tempat dalam waktu yang terlalu lama. Bergeraklah sesekali, misalnya berdiri atau berjalan-jalan setiap 30 menit.
Anda juga dapat melakukan olahraga teratur untuk membuat otot lebih kuat dan lentur.
3. Gunakan penyangga pinggang saat duduk
Postur tubuh juga berisiko terganggu jika Anda menghabiskan banyak waktu untuk bekerja di meja kerja atau di depan komputer.
Maka dari itu, gunakan kursi dengan penyangga pinggang agar postur tubuh tetap dalam posisi yang baik untuk mencegah skoliosis.
4. Memenuhi nutrisi untuk kesehatan tulang
Pada orang-orang yang berisiko terkena osteoporosis, cegah sejak dini dengan memenuhi kebutuhan gizi yang baik untuk kesehatan tulang.
Perbanyaklah konsumsi makanan yang mengandung magnesium, kalium, vitamin D, kalsium , dan karotenoid. Berbagai kandungan ini bisa Anda dapatkan dari produk susu, ikan sarden, dan sayur-sayuran.
5. Deteksi dini skoliosis
Deteksi dini dapat menjadi salah satu cara mencegah keparahan skoliosis. Namun, memang terkadang sulit untuk memeriksakan skoliosis sejak awal.
Sebab, sebagian besar kasus skoliosis hanya menunjukkan gejala ringan atau bahkan tanpa gejala.
Maka dari itu, Anda harus waspada pada beberapa perubahan yang tidak biasa pada tubuh Anda atau anak Anda. Berikut beberapa hal yang bisa menjadi ciri-ciri awal skoliosis.
- Garis mata terlihat miring.
- Bahu tidak sejajar.
- Satu pinggul atau bahu tampak lebih tinggi dan menonjol.
- Garis dari tengah kepala ke tengah pinggul tidak lurus.
Jika muncul gejala di atas, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter ortopedi. Dokter mungkin akan meminta untuk menjalani pemeriksaan, seperti berikut ini.
- Metode Adam’s forward bend. Pada metode ini, Anda akan diminta untuk membungkukkan badan ke depan. Nantinya, dokter akan melihat lengkungan tubuh Anda. Bila ada salah satu punuk tulang rusuk yang terangkat atau sisi kedua tubuh tidak simetris, maka ada kemungkinan Anda menderita skoliosis.
- X-ray. Tes ini dilakukan untuk melihat kondisi tulang.
- Tes DNA. Ini dilakukan untuk menentukan kemungkinan apakah lengkungan skoliosis akan berkembang.
Meski cukup sering dilakukan, uji skrining Adam’s forward bend tidak menunjukkan hasil yang akurat.
Sebab, rusuk baru terlihat menonjol bila lengkungan tulang belakang sudah mencapai 30 derajat, yang mana ini termasuk telat terdeteksi.
Ada baiknya Anda berkonsultasi kepada dokter mengenai jenis pemeriksaan yang Anda butuhkan untuk mencegah skoliosis menjadi parah.
Pengobatan untuk skoliosis
- Pada pasien yang masih dalam masa pertumbuhan dengan lekukan yang kecil, terkadang dokter hanya akan mengawasi kondisi pasien sambil menunggu pasien tersebut tumbuh.
- Bila kurva lekukannya semakin terlihat menonjol, maka dokter akan memberikan bracing, alat serupa penjepit untuk mencegah kelengkungan tulang agar tidak semakin parah.
- Bila kasusnya lebih parah, dokter dapat merekomendasikan pembedahan tulang belakang. Prosedur ini baru akan dilakukan ketika perawatan sebelumnya tidak membuahkan hasil.
[embed-health-tool-bmi]