Rematik atau rheumatoid arthritis merupakan peradangan kronis yang dapat terjadi pada siapapun. Penyakit ini dapat menimbulkan berbagai gejala rematik yang mengganggu serta bisa berujung pada komplikasi yang membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, mengenal penyebab dan faktor risiko rematik dapat membantu Anda mencegah penyakit ini pada masa mendatang. Lantas, apa penyebab dan faktor risiko penyakit rematik atau rheumatoid arthritis?
Penyebab penyakit rematik (rheumatoid arthritis)
Rheumatoid arthritis (RA) atau rematik adalah jenis arthritis atau radang sendi yang umum terjadi. Jenis arthritis ini merupakan salah satu penyakit autoimun, yaitu kondisi ketika sistem imun atau kekebalan menyerang jaringan tubuh yang sehat.
Dengan kata lain, rematik atau rheumatoid arthritis disebabkan oleh gangguan imunitas. Gangguan ini menyebabkan sistem imun di dalam tubuh menyerang jaringan sendi yang sehat, dimulai dari lapisan sendi (sinovium) hingga ke jaringan di sekitar sendi lainnya.
Normalnya, sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi yang berfungsi untuk menyerang bakteri dan virus guna membantu melawan infeksi. Namun, pada penderita rematik, sistem imunitasnya bereaksi berlebihan dan justru mengirimkan antibodi ke lapisan sendi.
Kondisi ini menyebabkan lapisan sendi meradang, terasa sakit, dan membengkak. Pada akhirnya, sinovium yang membengkak ini menghancurkan tulang rawan dan tulang di dalam sendi.
Tendon dan ligamen yang menahan sendi pun menjadi lemah dan meregang. Secara bertahap, sendi menjadi kehilangan bentuk dan kesejajaran, yang pada akhirnya dapat merusak sendi Anda secara keseluruhan.
Bahkan, pada beberapa kasus, rematik juga dapat menyebabkan peradangan dan rasa sakit pada bagian tubuh lainnya, seperti kulit, mata, paru-paru, jantung, dan pembuluh darah.
Meski demikian, penyebab utama terjadinya gangguan imun pada penyakit rematik belum diketahui secara pasti. Cleveland Clinic menyebut, rematik atau rheumatoid arthritis bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti genetik (keturunan), lingkungan, dan hormon.
Adapun penyebab rematik pada anak atau usia muda umumnya dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan. Mutasi gen tertentu diyakini dapat membuat seorang anak lebih rentan terhadap faktor lingkungan, seperti virus, yang dapat memicu suatu penyakit.
Berbagai faktor risiko yang dapat menjadi penyebab rematik
Meskipun penyebab utama dari rheumatoid arthritis belum diketahui, tetapi para peneliti yakin ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit ini.
Memiliki satu atau lebih faktor risiko belum tentu Anda akan pasti terkena penyakit ini. Di sisi lain, tidak memiliki faktor risiko ini pun belum pasti Anda terbebas dari rematik.
Sebagai referensi, berikut beberapa faktor risiko yang kemungkinan bisa menjadi penyebab penyakit rematik atau rheumatoid arthritis:
1. Pertambahan usia
Rheumatoid arthritis adalah penyakit yang dapat terjadi pada usia berapapun, baik orang dewasa, lansia, remaja, maupun anak-anak. Namun, rematik lebih sering ditemukan pada orang dewasa antara usia 20-50 tahun. Oleh karena itu, orang dewasa pada usia paruh baya lebih berisiko terkena rematik dibandingkan golongan usia lainnya.
2. Jenis kelamin wanita
Wanita disebut lebih berisiko hingga dua atau tiga kali lipat terkena rematik dibandingkan pria. Meski belum diketahui secara pasti, para peneliti meyakini hal ini bisa terjadi karena efek dari hormon estrogen, yang dikenal sebagai hormon wanita.
Sementara itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pun menyebut, wanita yang belum pernah melahirkan mungkin berisiko lebih besar terkena rematik. Adapun, wanita yang sudah memiliki RA umumnya mengalami remisi atau penyakitnya mereda ketika hamil dan menyusui.
Risiko terjadinya rematik juga disebut meningkat pada wanita pascamenopause. Wanita golongan ini bahkan disebut mengalami peningkatan risiko hingga dua kali lipat untuk mengembangkan rematik.
3. Riwayat keluarga atau faktor genetik
Riwayat keluarga atau genetik merupakan faktor lainnya yang bisa menjadi penyebab rematik. Dengan kata lain, jika anggota keluarga Anda memiliki rheumatoid arthritis, Anda lebih berisiko mengalami penyakit yang sama pada masa mendatang.
Beberapa ahli menyebutkan bahwa hal ini disebabkan karena ada gen tertentu pada seseorang yang dapat meningkatkan risiko rematik. Gen tersebut adalah HLA (human leukocyte antigen), terutama gen HLA-DRB1. Gen ini berperan untuk membedakan antara protein tubuh dengan protein organisme yang menginfeksi tubuh.
Selain itu, ada pula gen-gen lainnya yang berperan walau tidak begitu signifikan, seperti STAT4, TRAF1 dan C5, serta PTPN22. Gen-gen yang bisa menjadi penyebab rematik ini mungkin dapat diturunkan atau diwariskan di garis keluarga. Namun, bukan berarti gen tersebut akan menimbulkan penyakit yang sama setelah diturunkan.
Selain itu, tidak semua orang yang mengalami RA memiliki gen-gen ini. Begitu juga sebaliknya, tidak semua orang dengan gen ini pasti akan terkena RA pada masa mendatang. Umumnya, RA lebih mungkin muncul karena ada pemicu lainnya, seperti obesitas atau faktor lingkungan.
Gen-gen terkait dengan rheumatoid arthritis di atas pun umumnya berperan dalam penyakit autoimun lainnya, termasuk diabetes tipe 1. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki diabetes tipe 1 pun berisiko mengalami rematik.
4. Berat badan berlebih atau obesitas
Memiliki berat badan berlebih atau obesitas dapat meningkatkan risiko seseorang terkena rheumatoid arthritis. Bahkan, penelitian menunjukkan, semakin berlebih berat badan Anda, semakin tinggi pula risiko Anda terkena rematik.
Pasalnya, jaringan lemak yang berlebih akan melepaskan sitokin, yaitu protein yang dapat menyebabkan peradangan di seluruh tubuh. Adapun ini merupakan protein yang sama yang diproduksi oleh jaringan sendi pada penderita RA.
5. Kebiasaan merokok
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat menjadi faktor penyebab sakit rematik atau rheumatoid arthritis pada seseorang. Bahkan, penderita rematik yang masih merokok lebih berisiko mengalami peradangan di bagian lain dari tubuh daripada mereka yang tidak merokok.
Alasan pasti terkait hal ini memang tidak sepenuhnya dipahami. Namun, para peneliti menduga merokok dapat memicu kerusakan fungsi sistem kekebalan, terutama pada orang yang memiliki genetik terkait dengan rematik.
6. Paparan asap rokok atau zat kimia
Paparan lingkungan merupakan salah satu faktor risiko yang disebut bisa menjadi penyebab penyakit rematik, seperti asap rokok atau zat asbes dan debu silika. Anak kecil yang terpapar asap rokok disebut memiliki risiko dua kali lipat terkena rematik saat dewasa nanti.
Namun, alasan mengenai pengaruhnya paparan tersebut terhadap rheumatoid arthritis belum sepenuhnya dipahami.
[embed-health-tool-bmi]