backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengenal Puber Kedua pada Pria dan Wanita, Apa Ciri-cirinya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 24/05/2023

Mengenal Puber Kedua pada Pria dan Wanita, Apa Ciri-cirinya?

Puber kedua adalah istilah ini pada umumnya dipakai untuk menggambarkan perubahan perilaku maupun sifat dari pria atau wanita paruh baya yang kembali seperti remaja. Akan tetapi, apakah puber kedua itu ada benarnya? Yuk, simak pembahasannya berikut ini!

Apa itu puber kedua?

Puber kedua merujuk pada perubahan fisik, emosional, maupun sosial yang terjadi pada orang paruh baya seperti yang dialami selama masa pubertas pada remaja.

Penting diketahui bahwa istilah “puber kedua” tidak ada dalam dunia medis. Namun, istilah ini mungkin erat kaitannya dengan kondisi psikologis yang disebut midlife crisis.

Midlife crisis merupakan transisi yang terjadi saat seseorang memasuki usia paruh baya. Fase ini banyak dialami oleh seseorang yang sudah melewati usia produktifnya dan merasa kembali muda. 

Pada umumnya, kondisi psikologis ini terjadi karena orang tersebut sulit menerima fakta bahwa ia sudah melewati masa muda dan sedang memasuki masa senja.

Puber kedua sebenarnya bisa membawa dampak positif. Orang-orang yang mengalaminya bisa mengeksplorasi minat baru dan membentuk hubungan sosial yang lebih bermakna. 

Namun, bagi sebagian orang, hal ini juga menimbulkan tantangan dan kesulitan yang cukup drastis.

Midlife crisis dan kesehatan mental

Midlife crisis memengaruhi kehidupan dalam berbagai cara, seperti menimbulkan stres, depresi, hingga kecemasan akibat ketidakpuasan serta keinginan untuk berubah. Sebuah studi dalam Research Ideas and Outcomes (2021) menyebutkan gangguan mental pada usia paruh baya dapat menurunkan kesejahteraan dan meningkatkan peluang untuk bunuh diri.

Tanda puber kedua pada pria dan wanita

ciri-ciri puber kedua

Banyak kalangan yakin bahwa puber kedua terjadi saat seseorang berusia 40-an. Akan tetapi, salah studi menemukan bahwa kondisi ini kerap terjadi pada usia 47 tahun.

Studi yang dimuat dalam jurnal Social Science & Medicine (2008) menyebutkan rata-rata orang merasa paling tidak bahagia saat berusia 47–48 tahun, baik di negara maju dan berkembang.

Nah, ketidakbahagiaan yang terjadi selama fase paruh baya ini adalah salah satu faktor pemicu munculnya puber kedua atau midlife crisis.

Untuk mengetahui seperti apa puber kedua pada laki-laki dan wanita paruh baya, Anda dapat memerhatikan ciri-ciri berikut ini.

Ciri-ciri puber kedua pada pria

Untuk kebanyakan laki-laki, usia 40–50-an menjadi fase menjelang berakhirnya usia produktif. 

Dalam waktu mendekati pensiun ini, pendapatan mereka mungkin agak berkurang dan posisi yang ditempatinya sudah mulai tergantikan dengan generasi yang lebih muda.

Beberapa tanda puber kedua yang mungkin terjadi pada laki-laki adalah sebagai berikut.

  • Merasa minder. Perasaan ini bisa timbul karena mereka mulai merasa tidak sesukses atau semampu dulu. Mereka mungkin membandingkan dirinya dengan pria yang lebih muda sehingga merasa lebih tertinggal.
  • Perubahan perilaku dan penampilan. Sebagian pria paruh baya mungkin berperilaku lebih bandel layaknya anak muda. Mereka juga mengubah penampilan fisik, misalnya dengan mengecat rambut untuk menutupi rambut yang beruban.
  • Berperilaku impulsif. Pria dengan midlife crisis kerap terjebak dalam perilaku impulsif, seperti berhenti kerja tanpa sebab, berselingkuh, atau membelanjakan uang secara sembarangan, untuk lebih memegang kendali atas hidupnya.

Ciri-ciri puber kedua pada wanita

Tak bisa dipungkiri kalau wanita biasanya menjadi sosok yang paling dekat dengan sang anak. Ketika anak beranjak dewasa, mungkin timbul kesan seakan hubungan ibu dan anak tidak lagi dekat.

Puber kedua juga mungkin dialami oleh wanita karier. Mereka bisa saja merasa bahwa pada fase ini, dirinya sudah tidak lagi berkembang dan tergantikan oleh orang lain.

Adapun, beberapa tanda puber kedua pada wanita paruh baya antara lain sebagai berikut.

  • Merasa tidak puas. Wanita dengan midlife crisis mulai merasa hidupnya tidak berarti. Mereka mungkin merasa belum mencapai apa yang diinginkannya dalam hidup atau belum memenuhi potensi penuh dari dirinya.
  • Hubungan terputus dari orang terdekat. Seiring dengan bertambahnya usia, wanita mungkin mulai merasa terputus dari pasangan atau anak-anaknya. Hal ini bisa saja terjadi karena mereka tidak memperoleh dukungan yang dibutuhkan.
  • Fokus meningkatkan penampilan. Wanita bisa saja mengubah cara berpakaiannya, memakai riasan, atau menjalani operasi plastik. Hal ini merupakan upaya untuk mendapatkan kepercayaan diri atau daya tarik kembali.
  • Kapan puber kedua akan berakhir?

    panti jompo

    Menurut Nemours KidsHealth, masa pubertas umumnya berlangsung sekitar usia 8–13 tahun untuk anak perempuan dan usia 9–14 tahun untuk anak laki-laki.

    Pubertas pada remaja dapat berlangsung selama 2–5 tahun. Tidak seperti masa puber remaja, puber kedua tidak memiliki batasan waktu yang pasti.

    Durasi kondisi psikologis ini bervariasi antarindividu. Beberapa orang mungkin mengalaminya selama beberapa tahun, sedangkan yang lain mungkin lebih singkat atau berkelanjutan.

    Perlu diingat bahwa puber kedua atau midlife crisis adalah fenomena psikologis yang rumit.

    Hal terbaik yang bisa dilakukan yakni menghadapinya dengan kesadaran diri, mencari dukungan dari orang terdekat, serta menerima perubahan hidup secara positif dan sehat.

    Jika perubahan tersebut menimbulkan kesulitan yang signifikan dalam hidup Anda, berkonsultasi dengan psikolog bisa menjadi salah satu solusinya.

    Tenaga profesional seperti psikolog dapat memberikan dukungan yang sesuai. Selain itu, Anda juga jadi memiliki tempat yang tepat untuk mencurahkan pikiran dan perasaan.

    Kesimpulan

    • Puber kedua atau midlife crisis adalah hal yang normal saat usia paruh baya.
    • Kondisi psikologis ini dapat memengaruhi pria dan wanita dengan cara yang berbeda.
    • Beberapa tanda yang mungkin terlihat meliputi ketidakpuasan serta perubahan pada perilaku, penampilan, dan hubungan dengan orang lain.
    • Terdapat berbagai langkah sederhana untuk menghadapi midlife crisis, yakni dengan menerima perubahan hidup, mencari dukungan dari orang terdekat, dan mencari bantuan psikolog bila diperlukan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 24/05/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan