Kesurupan didefinisikan sebagai kondisi saat tubuh dirasuki hantu. Namun, benarkah fenomena ini terjadi karena adanya gangguan dari makhluk yang tidak kasatmata? Lalu, bagaimana ilmu medis menjelaskan fenomena ini? Yuk, cari tahu jawaban pada ulasan berikut ini!
Penjelasan kesurupan menurut ilmu medis
Kesurupan dipahami sebagai kondisi saat seseorang dirasuki oleh hantu atau roh jahat. Fenomena ini juga menjadi bagian dari kultur kepercayaan banyak kelompok masyarakat terhadap hal-hal mistis.
Kesurupan terjadi secara disengaja atau tidak. Contohnya, beberapa ritual adat melibatkan proses pemanggilan roh nenek moyang ke dalam tubuh satu atau beberapa pesertanya untuk tujuan tertentu.
Namun, sebenarnya dalam mata medis, kemasukan hantu atau roh jahat tergolong suatu penyakit mental dan bukan menjadi bagian dari hal-hal yang mistis.
Kesurupan menurut medis disebut possession trance disorder. Pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-V (DSM V), kesurupan termasuk dalam kategori Other Specified Dissociative Disorder.
Kondisi mental pada kategori ini ditandai dengan hilangnya kesadaran akan lingkungan sekitar sehingga seseorang tidak responsif atau tidak peka terhadap rangsangan lingkungan.
Ketidakmampuan untuk merespons rangsangan lingkungan ini bisa disertai hal-hal kecil yang sering tidak disadari atau tidak bisa dikendalikan, seperti gerakan hingga kelumpuhan sementara.
Kondisi kesurupan yang tidak disengaja atau tidak diinginkan bukanlah hal normal yang dapat diterima sebagai bagian dari kultur atau praktik keagamaan.
Sementara dalam International Classification of Diseases 11th (ICD 11), gangguan kesurupan (possession trance disorder) ditandai dengan perubahan kesadaran pada individu.
Identitas individu tersebut kemudian tergantikan oleh identitas kepemilikan eksternal sehingga perilaku individu tersebut dikendalikan oleh hal di luar kesadaran dirinya.
Kondisi kesurupan bisa berulang atau hanya terjadi dalam satu episode yang mungkin berlangsung selama beberapa hari.
Tidak ada gejala khusus selama gangguan ini terjadi. Kesurupan juga kerap kali tidak dapat dijelaskan dengan gangguan mental, gangguan perilaku, atau gangguan saraf lain.
Gejala yang timbul biasanya bukan disebabkan oleh zat atau obat tertentu yang memengaruhi sistem saraf pusat.
Kondisi ini pun tidak disebabkan oleh gejala putus obat, keadaan setengah sadar saat bangun atau mau tidur, penyakit sistem saraf, atau gangguan tidur.
Pada kasus tertentu, hal ini berisiko menimbulkan gangguan signifikan terhadap fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.
Tanda dan gejala kesurupan
Ketika seseorang kehilangan identitasnya dalam proses kesurpan, ia tidak dapat menjadi dirinya sendiri dan akan berlaku seperti orang lain.
Orang tersebut mungkin bertingkah aneh, membicarakan hal yang tidak biasa, atau berbicara dengan nada suara yang berbeda.
Setelah kondisi ini berakhir, orang yang bersangkutan tidak bisa mengingat apa yang telah dilakukannya.
Possession trance disorder ditandai perubahan identitas sementara oleh hal-hal eksternal yang dipercaya sebagai roh, hantu, dewa, atau orang lain.
Ketika kepemilikan identitasnya diambil alih, orang yang kesurupan tersebut bisa menunjukkan ciri-ciri berikut ini.
- Kehilangan kontrol atas tindakannya.
- Mengalami perubahan perilaku atau bertindak berbeda dari biasanya.
- Kehilangan kesadaran atas lingkungan sekitar.
- Kehilangan identitas pribadi.
- Kesulitan membedakan kenyataan dan khayalan.
- Mengalami perubahan nada suara.
- Kesulitan fokus dan berkonsentrasi.
- Kehilangan kesadaran waktu.
- Kehilangan memori atau ingatan.
- Mengalami perubahan dalam penampilan tubuhnya.
Terkadang, ciri-ciri yang muncul saat seseorang kesurupan sama dengan gangguan mental lain, seperti epilepsi, demensia, skizofrenia, sindrom Tourette, dan amnesia disosiatif.
Penting untuk mengetahui kriteria dari masing-masing kondisi tersebut agar possession trance disorder dapat didiagnosis dengan tepat.
Penyebab kesurupan
Possession trance disorder bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor spiritual, sosial, psikologis, dan fisik.
Dengan melakukan pemeriksaan mendalam, kemungkinan faktor penyebabnya dapat diketahui.
Gangguan disosiatif mungkin juga menyebabkan possession trance disorder. Ini karena trauma psikologis dan kekerasan yang berulang dapat menyebabkan tekanan sosial dan mental.
Pengalaman disosiatif ini dapat berubah dari yang tidak berbahaya menjadi berbahaya. Namun, belum ada teori yang menjelaskan asal-usul gangguan kesurupan.
Pengobatan kesurupan dalam dunia medis
Sebelum menentukan pengobatan, psikolog atau psikiater akan meminta orang yang memiliki riwayat mengalami kerasukan untuk menjalani serangkaian tes.
Awalnya, pasien akan diminta untuk menjelaskan gejala yang dialaminya, seberapa sering gejala muncul, perubahan perilakunya saat kesurupan, hingga riwayat trauma sebelumnya.
Terapis juga akan melihat kondisi budaya, agama, dan lingkungan tempat pasien dibesarkan.
Beberapa pemeriksaan medis mungkin juga dilakukan untuk mendeteksi masalah fisik pada pasien yang mungkin menimbulkan gejala kesurupan.
Penanganan terhadap pasien yang kerasukan sama seperti penanganan yang diberikan kepada pengidap gangguan disosiatif pada umumnya.
Pasien akan diresepkan obat-obatan antidepresan, antikecemasan, dan antipsikotik untuk mengendalikan gejalanya.
Selain itu, psikolog atau psikiater juga akan mengarahkan pasien untuk melakukan psikoterapi dalam bentuk konseling, terapi wicara, dan terapi psikososial.
Terapis akan membantu pasien memahami penyebab dari kondisinya dan menemukan cara baru untuk mengatasinya.
Kesimpulan
- Kesurupan menurut ilmu medis adalah suatu gangguan mental yang disebut possession trance disorder, bukan fenomena mistis.
- Kondisi ini ditandai dengan hilangnya kesadaran dan kontrol atas tindakan, perubahan perilaku yang tidak biasa, serta kehilangan identitas pribadi.
- Pengobatan melibatkan pemberian obat-obatan untuk mengendalikan gejala dan psikoterapi untuk membantu pasien memahami dan mengatasi kondisi ini.