Anda tentu sudah tidak asing dengan depresi atau gangguan bipolar. Namun, pernahkah Anda mendengar tentang organic mental disorder (OMD)? Kondisi yang dikenal dengan gangguan mental organik ini disebabkan oleh gangguan pada fungsi otak. Penasaran mengenai kondisi ini? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Apa itu gangguan mental organik (OMD)?
Organic mental disorder atau OMD merupakan istilah yang merujuk pada berbagai kondisi yang disebabkan oleh penurunan fungsi otak secara bertahap. Penyebabnya beragam, mulai dari genetik, biologis, ataupun lingkungan, tertentu yang memengaruhi fungsi otak.
Kondisi ini dapat bersifat sementara, akut, maupun kronis. Bila kondisi ini menyerang, pasien harus mendapatkan perawatan, supaya gejalanya tidak memburuk dan menimbulkan masalah yang mengancam jiwa.
Penyebab terjadinya gangguan mental organik
Menurut White Swan Foundation, penyebab organic mental disorder terbagi menjadi 3 kelompok, di antaranya:
Adanya trauma atau cedera di otak
- Pendarahan di dalam otak (pendarahan intraserebral)
- Pendarahan ke ruang sekitar otak (perdarahan subaraknoid)
- Terbentuknya gumpalan darah di dalam tengkorak menyebabkan tekanan pada otak (subdural hematoma)
- Sindrom amnesik organik, yakni kerusakan pada otak untuk menyimpan memori baru
Gangguan degeneratif pada otak
- Penyakit demensia atau Alzheimer
- Penyakit Huntington dan penyakit Parkinson
- Multiple sclerosis
Kondisi lainnya
- Rendahnya tingkat oksigen dalam tubuh
- Stroke yang bisa meningkatkan risiko demensia
- Gangguan kepribadian dan perilaku, seperti narsistik atau obsesif kompulsif
Berbagai gejala gangguan mental organik
Organic mental disorder menimbulkan gejala yang bervariasi bergantung bagian otak yang terkena. Namun, umumnya orang yang didiagnosis terkena penyakit ini akan mengalami gejala sebagai berikut:
- Sulit mengingat, mudah bingung, dan kehilangan ingatan jangka pendek, yaitu amnesia
- Sulit memahami percakapan, konsentrasi pada sesuatu, penilaian terhadap sesuatu memburuk
- Mudah cemas dan takut
- Bermasalah dalam menjaga keseimbangan, ketika berdiri atau berjalan
- Mengalami gangguan penglihatan
- Sulit mengendalikan gerakan otot tubuh
- Agresif atau menunjukan kemarahan yang ekstrem
Satu atau dua gejala yang disebutkan mungkin pernah dialami sebagian besar orang. Namun, pada orang dengan gangguan mental organik, gejala ini akan terus terjadi dan semakin parah seiring waktu. Akibatnya, aktivitas sehari-hari bisa lumpuh karena kesulitan merawat dirinya sendiri, berkomunikasi, dan bekerja sama dengan orang lain.
Jika Anda atau mendapati anggota keluarga atau teman mengalami gejala, segera periksa kesehatan ke dokter. Semakin cepat diatasi, semakin mudah proses pengobatan dan tentunya meningkatkan kualitas hidup pasien.
Bagaimana kondisi ini didiagnosis dan diobati?
Gejala dari gangguan mental organik juga muncul pada kondisi lainnya. Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan meminta Anda untuk menjalani serangkaian tes, seperti tes darah, elektroensefalogram, dan pencitraan otak seperti MRI atau CT scan.
Setelah diagnosis ditegakkan, dokter akan memberikan perawatan yang sesuai dengan keparahan cedera atau jenis penyakit yang mendasari. Pada beberapa kasus, pasien hanya perlu beristirahat dan minum obat. Namun, ada pula yang perlu menjalani rehabilitasi dan perawatan pendukung, seperti terapi.
Terapi yang biasanya direkomendasikan adalah terapi perilaku, terapi fisik, dan terapi okupasi. Semua terapi tersebut berfungsi untuk membantu pasien untuk mengendalikan gejala, meningkatkan kemampuan fisiknya, dan membantu pasien untuk melakukan rutinitasnya kembali normal.