backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Ini yang Terjadi pada Tubuh Anda Ketika Overthinking

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Maria Amanda · Tanggal diperbarui 11/06/2021

Ini yang Terjadi pada Tubuh Anda Ketika Overthinking

Overthinking, sebuah pemikiran yang jauh melebihi ekspektasi. Padahal, hal yang dipikirkan belum tentu terjadi. Saat ada masalah, setiap orang bisa berkomunikasi pada dirinya sendiri. Monolog yang tercipta dalam pikiran terkadang sulit dikontrol. Sehingga menimbulkan beragam pertanyaan yang dijawab sendiri oleh diri Anda.

Sayangnya, kebiasaan ini menimbulkan beragam kecemasan dan memengaruhi tubuh secara fisik. Terkadang orang tidak menyadari bahwa dirinya overthinking karena adanya perubahan pola hidupnya. Maka itu, simak penjelasannya di bawah ini.

Apakah saya termasuk orang yang overthinking?

secondary traumatic stress

Pernahkah bertanya pada diri, apakah saya ini termasuk orang overthinking? Atau teman Anda pernah mengatakan kalau Anda termasuk overhinking? Lalu ada penolakan dalam diri karena tidak merasa demikian. Mungkin saja Anda benar. 

Namun, sebelum menyatakan bahwa Anda bukan termasuk orang yang overthinking, ketahui dulu poin ini. Seperti yang dilansir dari Psychology Today, terdapat dua hal yang menjadikan seseorang overthinking, yaitu terlalu memikirkan (merenungkan) dan kecemasan.

Dalam poin pertama, mungkin Anda terlalu memikirkan beragam hal yang sudah terjadi dan mulai menerka-nerka apa yang seharusnya terjadi.

Misalnya Anda berkata seperti ini di dalam pikiran, “Seharusnya tadi aku nggak perlu melontarkan apa adanya di meeting, jadinya orang-orang memandangku aneh karena ide itu.” atau “Harusnya aku nggak resign dari kantor itu, pasti aku akan lebih bahagia dibandingkan sekarang.”

overthinking

Sementara untuk poin kedua, kecemasan juga menjadi salah satu bentuk overthinking. Kecemasan terjadi ketika seseorang mulai memprediksikan hal yang akan terjadi di masa mendatang. Buah pikirnya bisa menjadi ketakutannya. 

Pikiran yang cemas, misalnya “Kalau ketemu calon mertua, pasti dia bakal enggak suka sama aku. Duh, siap-siap ditolak, kayaknya aku enggak kompeten deh” atau “Jabatanku kayaknya nggak akan dinaikin sampai kapanpun. Apapun yang aku lakukan ya nggak akan mengubah apapun.” 

Kumpulan pikiran ini bisa menekan batin, karena monolog yang terus teringiang di dalam pikiran bisa menghantui dan menjadi sumber ketakutan Anda.

Dalam kondisi tertekan seperti ini, mudah bagi seseorang mengalami stres sebagai dampak dari overthinking.

Dampak overthinking yang jangan dianggap remeh

Overthinking bukan hal yang berlangsung sebentar. Karena ketakutan yang tertanam bisa memunculkan pikiran negatif yang bisa “meracuni” diri Anda. Dampak ini timbul perlahan-lahan yang nantinya memengaruhi kesehatan mental dan fisik.

Terlalu sering memikirkan kekurangan, kesalahan, dan masalah bisa menjadi pemicu tekanan emosional. Bila dalam sudah situasi seperti ini, ada kecenderungan untuk mencari pelarian seperti konsumsi alkohol dan makanan.

Akibat pikiran berlebihan ini bisa berdampak kesehatan fisik Anda. Ada beberapa hal yang perlu disadari ketika overthinking bisa memberikan dampak bagi tubuh Anda. 

1, Kreativitas menurun

overthinking

Mungkin sebelumnya Anda dapat berpikir jernih dan mampu mengembangkan sebuah ide yang kreatif. Sementara itu, overthinking dapat menghambat pikiran. Sehingga Anda cenderung tidak bisa berpikir secara leluasa atau mencari solusi.

Sebuah studi dari Standford meneliti soal overthinking. Para peneliti melibatkan partisipan dan mereka diminta untuk menggambar ilustrasi. Sebagian partisipan mudah untuk menggambarnya, sebagian lagi sulit.

Semakin dipikirkan, partisipan semakin sulit untuk mengilustrasikan gambar yang diminta. Di lain sisi, partisipan akan mudah mengilustrasikan gambar ketika ia tidak banyak berpikir.

2. Daya tahan tubuh melemah

jaga kesehatan stres

Dampak overthinking menyebabkan peningkatan hormon kortisol. Ini merupakan respon alamiah tubuh. Kenaikan hormon ini dapat memengaruhi respon daya tahan tubuh.

Jadi, tak jarang seseorang yang sedang dirundung stres dan overthinking, rentan mengalami sakit seperti flu dan batuk pilek. Masa penyembuhannya pun memakan waktu lebih lama dibandingkan biasanya.

3. Gangguan tidur

dampak stres bikin tidur tidak nyenyak

Dampak overthinking bisa membuat Anda jadi susah tidur. Setiap orang pasti ingin menjadikan jam tidur sebagai cara untuk meminimalkan stres. Namun, overthinking menghambat seseorang untuk lebih mudah tidur. 

Kurang tidur karena overthinking biasanya ditandai dengan rasa cemas, lelah, sulit berkonsentrasi, serta susah tidur.

Ini disebabkan Anda fokus akan memikirkan masalah, sehingga otak terus bekerja di saat malam hari. Dengan begitu, kualitas waktu tidur Anda berkurang dan Anda akan merasa lelah pada keesokan harinya.

4. Gangguan sistem pencernaan

stress memicu asam lambung

Selain gangguan tidur, dampak buruk dari overthinking adalah gangguan pencernaan. Ini adalah dampak dari banyak pikiran dan mencemaskan hal yang sudah maupun belum tentu terjadi. 

Apa hubungannya pikiran dengan sistem pencernaan? Otak manusia dan usus dapat berkomunikasi. Ada banyak sistem saraf yang terdapat di usus dan di tulang punggung. Saat stres melanda, sistem saraf memberikan respon alami dengan peningkatan hormon kortisol. 

Pelepasan kortisol dapat memengaruhi sistem cerna dan memicu kenaikan asam lambung, konstipasi, GERD, Irritable Bowel Syndrome (IBS), diare, dan lainnya.

Overthinking dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Maka itu, coba redamkan pikiran dan lebih fokus untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dan menerima kondisi diri. Dengan begitu, Anda membantu diri sendiri untuk meminimalkan dampak buruknya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Maria Amanda · Tanggal diperbarui 11/06/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan