backup og meta

Dampak Aplikasi Kencan Online untuk Kondisi Mental Anda

Dampak Aplikasi Kencan Online untuk Kondisi Mental Anda

Penggunaan aplikasi kencan online dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan pesat, termasuk di Indonesia. Dari sekadar mencari teman sampai mendapatkan jodoh, Anda bisa terbantu dengan adanya aplikasi ini.

Namun, tanpa Anda sadari, penggunaannya bisa memberikan dampak terhadap kesehatan mental, lho.

Berkenalan dengan mudah lewat aplikasi kencan online

mengecek handphone

Swipe-based dating applications (SBDA) yang kita kenal seperti Tinder menyediakan wadah bagi individu untuk berinteraksi dan membangun hubungan sebelum bertemu tatap muka.

Penggunaannya pun cukup mudah. Begitu Anda membuka aplikasinya, Anda langsung disambut dengan profil orang-orang yang berpotensi menjadi teman kencan Anda.

Kemudian, bila Anda tertarik dengan profil yang terpampang, geserlah profil ke kanan agar bisa berkenalan. Jika Anda tidak tertarik, cukup geser profil ke kiri.

Kemudahan ini membuat aplikasi kencan online sangat diminati. Jika dahulu Anda harus keluar rumah untuk bisa bertemu dengan orang-orang baru, kini Anda tinggal membuka aplikasi di ponsel saja.

Aplikasi kencan mungkin cocok bagi Anda yang punya sifat pemalu, sebab Anda tak perlu bertatap muka dengan si lawan bicara. Lewat kolom percakapan, Anda bisa membangun chemistry sampai merasa lebih nyaman dan siap untuk bertemu.

Aplikasi ini juga dapat menjadi sarana yang tepat bila Anda ingin memperluas jaringan sosial. Contohnya, Anda mungkin tak nyaman ketika diajak berkencan dengan mantan kekasih teman Anda.

Sementara dengan aplikasi kencan online, Anda berkesempatan untuk mengenal orang-orang di luar jaringan sosial yang sama sekali tak terhubung dengan teman atau keluarga Anda.

Tak perlu menjebak diri dengan orang yang tidak Anda sukai. Fitur swipe memudahkan Anda untuk memilih siapa saja orang yang ingin diajak mengobrol sesuai dengan selera Anda.

Meskipun pada akhirnya Anda dan si dia tak berjodoh, setidaknya Anda telah mendapatkan teman baru yang dapat menghibur diri dari kesepian.

Hati-hati, aplikasi kencan online bisa bikin cemas dan insecure

penyebab dan cara mengatasi insecure

Di balik keseruan mencari jodoh, tanpa disadari aplikasi kencan online bisa memberikan pengaruh yang buruk terhadap kesehatan mental penggunanya.

Faktanya, orang-orang yang sering membuka aplikasi kencan cenderung sering merasa cemas, tertekan, atau mengalami depresi terselubung.

Bahkan, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal BMC Psychology menunjukkan bahwa pengguna aplikasi kencan online menghadapi stres tiga kali lebih sering dibandingkan orang-orang yang tidak menggunakannya.

Ketika bermain dating app, Anda belum tentu akan selalu cocok dengan orang-orang yang Anda sukai. Ada kalanya orang yang Anda swipe kanan malah membalas dengan swipe kiri.

Bentuk baru dari penolakan cinta ini bisa menimbulkan kesedihan tersendiri. Apalagi bila tujuan bermain dating app hanya untuk mencari validasi dari orang lain.

Penolakan yang didapatkan beberapa kali dapat membuat Anda bertanya-tanya atau bahkan menyalahkan diri sendiri, misalnya apakah Anda tidak cukup rupawan untuk orang yang Anda sukai.

Lama-kelamaan, Anda jadi punya penilaian yang buruk terhadap diri sendiri. Anda mungkin akan merasa bahwa tidak ada orang lain yang menginginkan Anda.

Lalu, Anda melakukan segala cara untuk membuat tampilan jadi semenarik mungkin. Bila tidak berhati-hati, pengaruh aplikasi online dating seperti ini bisa menjerumuskan Anda untuk melakukan cara-cara yang tidak sehat.

Sebagai contoh, Anda merasa tubuh terlalu gemuk. Anda pun mengonsumsi pil diet atau obat pencahar demi mencapai tubuh ideal. Nah, cara ini justru bisa membahayakan kesehatan.

Agar hati tenang saat main dating apps

dampak aplikasi kencan online

Memang, sulit rasanya untuk menahan diri dari rasa sedih saat ditolak di aplikasi kencan online. Namun, hal ini sebaiknya tidak dianggap serius.

Orang yang men-swipe kiri profil Anda mungkin merasa tidak memiliki ketertarikan yang sama dengan Anda, bukan karena Anda jelek atau buruk.

Perlu diingat bahwa kebanyakan orang cenderung lebih nyaman berinteraksi dengan orang lain yang memiliki hobi atau kesenangan yang sama. Bisa jadi inilah alasannya menolak Anda.

Kemungkinan lainnya, tanpa disadari profil Anda terasa mengintimidasi bagi orang lain, misalnya Anda mencantumkan pekerjaan atau almamater yang membuat mereka merasa lebih rendah dari Anda.

Mereka berpikir Anda terlalu sukses dan terlalu baik. Dengan kata lain, mereka menganggap bahwa orang seperti Anda bukanlah jangkauannya.

Jadi, jangan terlalu berkecil hati. Orang-orang yang ada di aplikasi kencan online tidak mengenal Anda secara pribadi. Apa pun penilaian mereka tak menjadikan Anda orang yang tidak pantas dicintai.

Bila lawan bicara Anda di dating apps terlihat mencurigakan atau mengatakan hal-hal yang tidak sepantasnya kepada Anda, segera blokir dan laporkan profilnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Zlot, Y., Goldstein, M., Cohen, K., & Weinstein, A. (2018). Online dating is associated with sex addiction and social anxiety. Journal of behavioral addictions, 7(3), 821–826. Retrieved March 31, 2022.

Pros and Cons of Online Dating in Later Life. (n.d.). Utah State University. Retrieved March 31, 2022, from https://extension.usu.edu/relationships/research/pros-and-cons-of-online-dating-in-later-life

Holtzhausen, N., Fitzgerald, K., Thakur, I., Ashley, J., Rolfe, M., & Pit, S. W. (2020). Swipe-based dating applications use and its association with mental health outcomes: a cross-sectional study. BMC psychology, 8(1), 22. Retrieved March 31, 2022.

Tinder: Swiping Self Esteem? (2016). American Psychological Association. Retrieved March 30, 2022, from https://www.apa.org/news/press/releases/2016/08/tinder-self-esteem

Versi Terbaru

12/04/2022

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Apa Itu Self Healing dan Macamnya?

Apakah Wajar Sering Bertengkar dengan Pasangan?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 12/04/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan